Sabtu, 22 Februari 2014

TRIP BANGKOK - PATTAYA - CHIANGMAI

TRIP BANGKOK - PATTAYA - CHIANGMAI



Day 1
Pagi dari rumah seperti biasa ke kantor dulu. Tapi karna semua isi kantor udah tau kalau saya dan yang lainnya mau nge trip hari ini maka dengan yakin saya langsung memakai baju bebas dari rumah dan ga pakai seragam lagi. Karena mikir2 kan kalau pakai seragam juga cuman dipakai setengah hari.
Sampai di kantor cek lagi bookingan2 hotel dan lainnya , ternyata dua orang temen kami Debi dan Sendi lagi dinas luar pagi ini. Tanya2 sama teman yang lain mereka katanya akan kembali ke kantor secepatnya paling lambat sebelum waktu sholat zuhur.
Sehabis sholat zuhur tunggu punya tunggu Sendi belum juga kembali ke kantor sedangkan Debi udah standby.  Teman2 rombongan lain yang kebetulan ada jadwal rapat hari ini malah sudah siap2 berangkat ke airport sesudah minta izin meninggalkan rapat. Waktu zuhur pun udah lewat, kita masih nungguin Sendi yang sedang on the way menuju kantor sekalian juga nunggu nasi bungkus yang dipesan ke Ohim yang juga belum datang2.
Waktu berjalan dan nasi bungkus pun sudah datang tapi Sendi masih terjebak macet, sedangkan rombongan pertama yang terdiri dari teman2 dari PKSE, UKLW dan wilker sudah berangkat duluan. Akhirnya diambil keputusan untuk menunggu Sendi di jalan Ancol saja daripada menunggu terlalu lama di kantor yang akan membuang waktu lagi. Sampai di Ancol ternyata Sendi udah nunggu dan siap dengan gembolannya, segeralah kita capcus ke bandara Soetta.
Di bandara soetta sempat muter2 dulu karena kesalahpahaman membaca petunjuk arah. Pesawat kita berangkat dari terminal 3 Soetta namun berhubung petunjuk arahnya berbunyi " Terminal 3 khusus motor " makan jalan itu kita lewatin yang ternyata memang itu jalan yang betul. Namun pada akhirnya kami dengan sehat sentosa sampai juga kita di Terminal 3.
Di terminal udah ada rombongan dari Wilker Kali baru yaitu Zahri dan Ita namun rombongan mobil pertama yang sudah duluan tadi ternyata belum datang juga. Jadilah kita nunggu dulu di selasar depan pintu masuk pengunjung. Beberapa menit kemudian baru mobil pertama tadi datang, ternyata mereka sempat berhenti dulu untuk belanja2 buat bekel di Indomart. Sesudah sms an ternyata 2 orang temen lagi masih di jalan yaitu bu uci dan mba fifi. Ya sudah kita masuk dulu melewati pintu pengunjung karena pengennya nanti setelah semua anggota rombongan lengkap baru kita cek in lewat pintu keberangkatan.
Tunggu punya tunggu satu-satu anggota rombongan datang dan berkumpul di lantai 2 Terminal 3 Soetta. Waktupun berjalan namun bu uci belum juga datang. Okelah... akhirnya tanpa paspor bu uci saya dan 2 orang teman lainnya turun ke lantai 1 trus keluar dari pintu pengunjung setelah itu masuk lagi ke pintu keberangkatan. Sebelum masuk tiket dan paspor kita di cek sama petugas. Di dalam ternyata kalau mau cek in tanpa bagasi sekarang harus melalui mesin cek in sendiri , khusus untuk pesawat Air Asia. Cukup masukan kode booking dan ikuti perintahnya maka boarding pass kita sudah keluar. Setelah itu saya minta bantuan petugas cek in untuk dapat menerima pembayaran airport tax di tempatnya karena kalau dilakukan di saat memasuki ruangan boarding mungkin akan menghambat alur masuk penumpang lain karena jumlah rombongan kita yang hampir mencapai 20 orang.
Selesai urusan cek in kami segera kembali naik ke lantai 2 dan membagikan paspor beserta bording pass ke teman2 yang lainnya. Waktu itu sempat saya bersama teman2 cowok lainnya mau ngopi2 di lounge tapi berhubung loungenya hanya terima kartu kredit BNI dan Mandiri ( kalo ga salah inget) akhirnya kita beli2 roti dan minuman di semacam mini market di lantai 1. Debi juga sempet beli beberapa barang untuk dibawa disana. Dan ternyata setelah itu Debi lupa membawa barang2 belanjaannya itu keatas sewaktu boarding dan ingetnya juga setelah kita berada di ruang boarding!. 
Lanjut ceritanya Setelah menunggu lagi kedatangan bu Suci dan bu ucinya sudah datan barulah kami bersama2 memasuki ruangan boarding. Untuk memasuki ruang boarding di terminal 3 ini kita akan melalui cek desk petugas Air asia yang akan memeriksa boarding pass dan pembayaran airport tax, setelah itu kita akan antri lagi menuju pemeriksaan imigrasi. Setelah melewati imi kita akan melalui mesin detektor lagi, kali ini semua bawaan termasuk ikat pinggang, hp, kamera dll harus di lepas dan masuk ke mesin detektor.
Setelah semua melewati pemeriksaan tadi kita kumpul sebentar untuk briefing menjelaskan rencana perjalanan kita supaya teman2 rombongan punya bayangan tentang alur waktu perjalanan ini.

Ketika pengumuman boarding berbunyi kami setelah melewati petugas boarding turun kebawah dan menaiki bus yang mengantarkan kita ke pesawat. Kali ini saya satu row tempat duduk dengan Debi,Debi di pintu dan saya di asley (maksudnya deket jalan ), sedangkan di tengah2 kosong, kemungkinan itu tempat duduk  teman kita yang tidak jadi ikut.
Perjalanan memakan waktu 3 jam 15 menit. Saat di pesawat kami dibagikan kartu imigrasi untuk diisi. Saya berusaha membagikan kartu saya untuk dapat menjadi contoh bagi teman2 lainnya bagaimana mengisinya, namun hanya beberapa orang yang merespon , ya udah saya berpikir mereka sudah mengerti cara pengisiannya. Jam setengah sembilan pesawat mendarat di Don Mueng Airport. Kekisruhan pertama terjadi. Ternyata tidak semua teman mengisi imigration card dengan benar. Terutama dengan kolom nomor penerbangan dan hotel tempat kita menginap. Beberapa teman ditanyain petugas imi dengan muka kesel dan saya harus pergi kesana kemari untuk memberikan penjelasan pada teman atau petugas imigrasi tentang kedua hal tersebut dan yang penting memberi kesan kepada petugasnya bahwa kami ada dalam satu rombongan. Duh..kok kesannya jadi seperti rombongan TKW ya........xixixi...
Kelar urusan imigrasi dan kami sudah berkumpul semua maka saya mulai mencari2 dirver yang sudah saya kontak sebelumnya sejak dari Jakarta untuk menjemput kami di bandara. Ternyata untuk urusan ini berjalan
lancar. sopir yang di maksud yaitu Mr Tan sudah menunggu di pintu keluar sambil memegang kertas bertuliskan nama saya. Sang driver ini sepertinya masih muda dan bisa bahasa Inggris. Mr Tan kemudian mengarahkan kami untuk menunggu di depan bangunan airport, dan beberapa saat kemudian ia datang dengan dua buah van, satu dikemudikan sendiri oleh Mr Tan sedangkan yang lain oleh bapak2 yang sepertinya tidak bisa berbahasa Inggris. Rombongan pun di bagi 2 , satu dengan van Mr Tan, satu lagi termasuk saya masuk van yang dikemudikan oleh Bapak2 itu. Sampai disini semua aman terkendali.
Persoalan muncul karena ternyata Mr Tan tidak tau tempat pasti hotel yang telah kami booking. Van kami berputar2 di sekitar kawasan monumen nasional. Saya yang sudah pernah ke hotel itu sebelumnya coba berkomunikasi dengan si bapak driver kami, tapi ga nyambung. Si bapak hanya sibuk berbantahan dengan Mr Tan tentang jalan mana yang sebaiknya diambil. Mr Tan sendiri tidak begitu peduli dengan suara saya, mungkin mereka mengira saya baru pertama kali kesini dan situasi di malam hari juga sehingga pengetahuan saya tentang posisi hotel diragukan. 
Beberapa lama kami berputar2 di sekitar jalan khaosan dan Banglapoo, dan di suatu tempat Mr Tan memberhentikan van nya dan meminta kami keluar karena mengira hotel yang dimaksud sudah dekat dan tinggal jalan kaki beberapa saat. Saya yang tidak mengenal daerah itu segera menolak keras. Saya meneriakan lagi jalan tempat hotel yang kami booking. Saya tidak mau turun kalau tidak di jalan itu. Karena kalau sudah ketemu jalan tsb barulah saya bisa membayangkan kemana kami harus berjalan masuk dikarenakan memang hotel itu ada disebuah gang atau alley.
Mr Tan kembali menjalankan vannya dan si bapak driver kami kali ini mendahului van Mr Tan sampai ke ujung jalan, ketika bertemu pertigaan kami berbelok ke arah kiri karena ini jalur satu arah. Tiba2 di depannya saya melihat gedung sebuah bank di bangkok yang saya ingat gang disampingnya adalah jalur belakang menuju hotel kami. Saya segera memberitahu si bapak untuk masuk ke gang tersebut. Dan seperti saya duga gang tersebut sudah dipenuhi pejalan kaki sedangkan di kiri kanannya juga sudah dipenuhi lapak2 penjual cenderamata, penjual gorengan, penjual minuman, kursi2 cafe dan kursi2 pijat !!! Namun si bapak karena mungkin sudah kadung kesel tetap memasukan van nya ke gang tersebut sampai ke ujung jalan dan bahkan sampai tepat di depan hotel kami yang jalan di depannya cuman cukup buat 1 mobil saja.
Saya segera meminta teman2 untuk turun beserta bawaannya dan menunggu di lobby hotel sedangkan saya segera menyelesaikan pembayaran kendaraan ke Mr Tan yang masih gugup karena sepertinya di marah2in sama si driver bapak yang tua dan segera meninggalkannya......hehe.

Di lobby ternyata mba2 resepsionis udah siap dengan catatannya sehingga saya tidak perlu mengeluarkan kertas bookingan dari ransel. Saya segera membagikan kunci2 kamar setelah sebelumnya mengumpulkan paspor semua anggota rombongan untu di data oleh si mba itu. Kamar kami tersebar dari lantai 1 sampai lantai 3.
Setelah kelar istirahat dan juga urusan pembayaran kamar ,mba fifi di kamar sebelah dan bu neng yang sama2 di lantai 1 mengajak untuk keluar mencari makan walau jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Okelaaah kita pun sepakat untuk keluar namun sebelumnya saya sempatkan menelepon kamar2 teman lainnya untuk mengajak keluar bareng. Ternyata hanya kamar bu manur yang menjawab bahwa beliau dan bu hotmian sudah terlalu capek untuk keluar dan berniat untuk istirahat saja. Okelah saya berasumsi yang lain mungkin sudah terlelap tidur dan tidak bisa mengangkat telepon, kecuali pak Zahri tentunya karena saya yakin dia pasti sudah cabut duluan ke pasar malam yang ada di belakang hotel ini.
Saya, pak agus, mba fifi, dwi,yulia ,bu neng dan bu uci segera menyelusuri pasar malam yang meriah di jalan banglapoo dan jalan khaosan ini. Penjual makanan dan souvenir banyak tersebar di sepanjang jalan, juga cafe2 dengan suara berisiknya plus tukang pijit jalanan. Dan ternyata oh ternyata temen2 yang kita sangka sudah terlelap tidur itu bertemu dengan kami di sepanjang jalan sedang memilih milih souvenir. Akhirnya setelah bertemu kembali kita berpisah kembali karena masing2 mempunyai agenda yang berbeda-beda. Di ujung jalan kami bertemu sebuah resturand india dengan tulisan halal di depan pintunya. Walau dengan sedikit rasa enggan tapi karena itu satu-satunya restauran dengan tulisan halal yang kita temui akhirnya berlabuhlah kami disana. Mba fifi memesan nasi goreng dan ternyata rasanya not too bad lah......... dan akhirnya teman2 yang lainnya datang menyusul dan memesan makanan juga. Alhasil pemilik restauran yang hanya berdua itu kerepotan memenuhi pesanan kami. Si koki udah bolak balik dari dapur ke depan mengantarkan pesanan karena sepertinya makanan di masak per order sementara si bos ngider2 sekeliling meja karena restaurannya yang tadi bergaya "fine dining" sudah jadi "lapo tuak " aja gara kedatangan kami.
Jam setengah dua malam saya dan pak agus kembali ke hotel sementara yang lainnya tidak diketahui keberadaanya mungkin sudah di kamar masing2 atau mungkin juga masih beredar di khaosan road tadi.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar