Sabtu, 15 September 2012

KL - Hatyai - Penang

Day 1

Seperti biasa perjalanan dah di rencanakan jauh-jauh hari, kenapa jauh-jauh hari ? karena emang tiket murah dari AA adanya jauh-jauh hari. Yah sekitar 7 - 8 bulan sebelumnya lah.... biasaaa cari yang murah meriah.  Pada saat itu saya dan tiga orang teman yang fix ikut dan seperti biasa juga semua perencanaan perjalanan plus iuran dananya di pasrahkan pada saya. Maka jauh-jauh hari saya udah searching kota-kota yang dituju yaitu Hatyai di perbatasan Thailand dan Malaysia beserta kota Penang sebuah pulau di ujung selatan Malaysia. Sedangkan untuk KL ga usah di searching secara udah bosen bolak balik kesana juga selain karena untuk trip kali ini KL cuman buat transit doang.

Semakin mendekati hari-hari keberangkatan eh kok ya trip kita udah tersebar ke teman-teman lainnya. Dimulai dengan Freddy yang ngotot mau ikutan karena udah punya paspor tapi sampai setahun lebih ga pernah di pakai2. Harga tiket dah naik ga apa- apa.... gue ngutang dulu, katanya. Ya udah catet...........

Eh kayaknya Freddy ngomporin dua orang cewek temannya buat ikut, ya udah ikut lagi... catet..
Abis itu bos nya Freddy juga mau ikutan , kalo doi ga boleh ikut Freddy cs ga diijinin ambil cuti...ayuuk dah ikut pak..catet..
Pak Agus yang kantornya jauh dari kita setelah mendengar isu-isu beberapa cewek dan ibu-ibu ikut trip ini bela-belain ngejar saya untuk ikutan ke Hatyai walaupun paspor belum punya..." tiketnya beliin aja, soal harga ok aja.." katanya....ya udah ..catet....
Sampai akhirnya dari cuman 4 orang yang berencana berangkat tercatatlah 16 orang fix udah mendapat tiket untuk trip kali ini. Dari si Freddy yang masih bujangan sampai Ibu Hajjah yang taun depan mau pensiun dari pekerjaan.

Pada hari pemberangkatan dijadwalkan kami terbang dengan pesawat AA paling akhir yaitu jam 8 malam. Saya janjian dengan teman lainnya untuk ngumpul di terminal 2 soetta paling telat jam 6 sore. Jadi hari itu dengan santai saya berangkat dari rumah jam setengah tiga sore dengan harapan jam 5 udah sampai di bandara. Dan benar saja jam 5 lewat dikit saya dah sampai di terminal 3 dengan menumpang bus Damri dari Bogor.

Ketika sampai di sana ternyata semua anggota rombongan udah ngumpul di lobby terminal 3, sebagian terlihat lagi makan di foodcourt. Ketika saya tanya ternyata mereka sudah berangkat menuju bandara dari jam 1 siang dan sudah standby di terminal 3 sejak jam 3. Aduuh...  karena bagi sebagian besar rombongan ini adalah pengalaman pertama mereka ke LN jadi karena tak mau ketinggalan pesawat mereka bela-belain datang awal ke bandara. Sebagian ibu-ibu malah nafsu makannya jadi hilang karena saking excitednya hehe...............
Abis itu saya buru2 ngumpulin paspor untuk cek in di ruang sebelah. Ketika saya meminta imigration card ke petugas di beritahukan bahwa sekarang untuk keberangkatan tidak diperlukan lagi mengisi kartu imigrasi.
Sesuai dengan jadwal jam 8 kami turun semua menuju bus yang mengantarkan seluruh penumpang AA ke pesawat tujuan Kuala Lumpur. Dari bus kami berjalan kaki memasuki badan pesawat.
Pak Agus yang duduk di sembarang kursi sempat di gusur petugas agar duduk di nomor kursi sesuai yang tertera di boarding pass. Kasian dia , mungkin pikirnya kursi di pesawat seperti duduk di bus aja, tinggal cari posisi yang enak.

Jam 11.30 waktu KL pesawat mendarat di LLCT di Sepang. Dengan berjalan kaki kami turun dari pesawat menuju terminal kedatangan. Sempat ketemu sebuah rombongan besar (sepertinya dari Australia ) yang lagi antri di pintu yang menuju langsung ke ruang tunggu pesawat, sepertinya mereka membeli paket fly throught untuk rombongan hampir satu pesawat entah mau menuju mana pada tengah malam itu.

Sebagai seorang yang dipasrahin jadi guide trip ini begitu keluar imigrasi ( untung untuk kali ini ga ada anggota rombongan yang tertahan lama di depan loket imi ) saya langsung menuju kounter bus tujuan Puduraya. Tak butuh waktu banyak 16 tiket bus Starshuttle dah ditangan dan sama petugasnya buru-buru menuju bus karena bus akan segera berangkat. Tapi namanya juga berjalan dengan rombongan besar setelah keluar dari terminal tetap aja harus nunggu teman2 lainnya yang kebelet mau ke toilet dulu sehingga setelah itu dengan terburu-buru kami menuju bus yang sudah menanti lama. Yah namanya juga rombongan Indonesia ( teringat waktu trip ke Viet ketika ikut sharing tour.... setiap mau berangkat guide yang orang viet selalu teriak Indonesia2...nama negara lain ga pernah di panggil, ini gara2 emang kita terus yang telat ngumpul untuk berangkat ke tujuan lainnya............)

Di dalam bus selama perjalanan ga ada anggota rombongan yang berbicara, semua asik dengan pikirannya sendiri sebagian juga mungkin karena udah ngantuk berat.

Jam 1 dini hari kami sampai di luar termina puduraya yang sepi. Ditengah malam itu semua anggota rombongan keluar dari bus sambil memandang ke kiri dan kanan. Bagi mereka pastilah sekarang merasa sedang di nowhere place... negeri antah berantah. Saya segera mengajak mereka berjalan kaki menyeberang jalan menuju jl. sultan, dari sana berbelok ke kanan menuju jalan petaling. Ditengah malam itu hanya ada beberapa mini market yang buka. Sekitar satu kilo dari tempat berhenti bis tadi kami sampai di hotel yang sudah saya booking jauh-jauh hari. Sayangnya ketika kami berhadapan dengan resepsionisnya yang tersedia malam itu tinggal kamar dengan double bed, padahal kami memesan twin bed. Tapi tak apalah mungkin karena di terpa kelelahan selama perjalanan semua anggota rombongan tidak mempermasalahkan dan segera menuju kamar masing2. Tawaran saya untuk mencari makan setelah  meletakan barang di kamar juga jadi angin lalu karena semua anggota rombongan sudah terkapar di kamar masing2 hehe...........

Day 2
pagi2 sekali sesuai rencana jam 5 pagi untuk anggota rombongan yang berminat untuk mengunjungi menara petronas sudah harus standby di lobby hotel untuk bersama-sama berangkat. Jam 5 tepat saya turun ke lobby, namun cuman ada pak rosyid sendirian yang sudah siap berangkat disana, Pak Rosyid terlihat kesal karena pada jam yang dijanjikan belum keliatan satupun dari anggota rombongan turun ke lobby, beliau mendesak saya untuk segera berangkat walau hanya kami berdua saja. Namun untuk memberi waktu lebih saya bilang saja pada pak Rosyid bahwa saya akan ke kamar dulu untuk menjemput teman sekamar saya. Setelah 10 menit kemudian baru saya kembali turun ke lobby bersama teman sekamar saya dan ternyata di lobby sudah terkumpul lebih dari separuh anggota rombongan, kebanyakan ibu2. Tanpa membuang waktu kami semua langsung keluar hotel menuju stasiun kereta terdekat yaitu stasiun LRT Pasar Seni.  Dengan terburu2 kami menuju kesana karena direncanakan kami hanya take picture sebentar di petronas dan harus segera kembali kehotel untuk cek out karena dijadwalkan jam 8 pagi kami sudah berada di terminal puduraya untuk menaiki bus menuju kota Hatyai , Thailand.

Sempat berhenti sebentar untuk beli jajanan berupa nasi lemak, kue dan risol kami menaiki stasiun LRT tersebut di pagi yang masih gelap. Beli tiket berupa koin yang di tempelkan di gate masuk seharga 3 ringgit ( kalau ga salah inget ) untuk tujuan menara petronas.
Tak menunggu lama keretapun datang dan hanya sekitar 3 -4 stasiun kami pun sampai di tujuan.  Begitu keluar dari lorong stasiun LRT terpampanglah di depan kami dua menara kembar itu, bergegas saya membawa teman2 menuju taman di belakang menara untuk mendapatkan bakcground foto yang lebih baik. Hanya 10 menit disana dan ketika semua sudah merasa cukup untuk bikin foto-foto narsis  maka kami kembali memasuki lorong bawah tanah menuju stasiun LRT, ga disangka ketika menyusuri lorong kami bertemu dua teman laki-laki yang menyusul belakangan dari hotel. Apa daya karena kami terburu-buru untuk kembali ke hotel maka bersama teman yang telah tadi kami bergerak menuju stasiun kereta dan kembali ke hotel.

Sampai di hotel jam 7 pagi, segera saya cek out duluan untuk mengurus tiket bis menuju Hatyai di terminal bus Puduraya, sementara teman2 yang lainnya menunggu anggota rombongan yang belum cek out di hotel, sehabis itu mereka akan menyusul saya menuju terminal.
Jam 8 tepat urusan tiket selesai dan semua anggota rombongan pun sudah lengkap berada di ruang tunggu terminal bus. Jam 8.30 kami dipersilahkan memasuki mobil. Pertama kali saya pikir bus yang kami tumpangi berbentuk double decker atau bertingkat seperti fot-foto nya, ga taunya di kasih bis biasa yang tidak bertingkat, tapi di dalamnya lumayan nyaman, kursi 1-2 dengan AC, satu bis hanya memuat 24 penumpang. Jadi sebagian besar bis diisi oleh rombongan kami.

Bus berjalan dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan yang mulus layaknya jalan tol. Beberapa kali kami berhenti untuk mengisi bensin bus dan juga untuk istirahat makan.
Pengalaman saya kalau di Indonesia bila kita menumpang bus jarak jauh dan berhenti di restoran kalau bus nya mau berangkat lagi biasanya orang restaurant akan mengumumkan ke pada penumpang melalui pengeras suara bahwa bus tertentu akan melanjutkan perjalanan. Tapi sepertinya di sini tidak seperti itu, penumpang kembali ke bus sesuai dengan waktu yang diberikan oleh pak supir. Jadi kalau misalkan pak supir bilang istirahat 20 menit maka setelah 20 menit terlampaui para penumpang sudah harus berada di bus kembali. Nah seperti biasa anggota rombongan santai saja beraktivitas di salah satu restaurant tempat kami berhenti, urutannya biasanya ke toilet dulu, habis itu makan, setelah itu sholat, abis sholat jajan dulu. Akibatnya pak supir jadi jengkel karena sudah setengah jam anggota rombongan kami belum juga lengkap datang. Beberapa kali dia membunyikan klason namun ngga ada yang ngeh kalau itu maksudnya panggilan buat kami. Setelah acara cari mencari akhirnya anggota rombongan lengkap sudah dan pak supir pun meluncurkan bus nya kembali ke jalan raya.
Bus kami melewati negara bagian Ipoh, kemudian Pulau Pinang dan akhirnya memasuki boarder gate di bukit kayu hitam. Di imigrasi malaysia kami tidak harus keluar hanya menyerahkan paspor ke kernet bus untuk diuruskan cap paspornya, namun ketika tiba di imigrasi thailand kami semua harus turun bersama barang bawaan dan antri di loket imigrasinya. Kita harus isi imigration card dan menyerahkannya bersama paspor di depan loket. Petugas imigrasipun tanpa banyak tanya segera menghantam paspor kami masing-masing dengan cap nya. Kelar dari sana kami kembali menaiki bus yang sudah menunggu di seberang perbatasan dan kembali melanjutkan perjalanan. Di sore itu kami memasuki kota Sadao, sebuah kota kecil namun menurut salah satu knek di bus yang tau kami ini adalah turis nyasar dari Indonesia memberikan informasi bahwa kota Sadao ini adalah surganya para penjudi karena disini banyak tersedia kasino untuk main judi dan juga banyak tersedia jasa prostitusi di sini. Hanya beberapa jam dari kota Sadao bus kami sudah memasuki kota Hatyai.  Bus berhenti pas dipintu depan hotel yang sudah kami booking jauh-jauh hari. Tak menunggu lama teman2 yang sudah kecapean di bus segera menuju kamar masing2 setelah mendapatkan kunci. Kami janji akan kumpul di lobby hotel setelah sholat maghrib.