Jumat, 18 Februari 2011

AROUND - AROUND SING TRUS NYEBRANG KE JOHOR...

Ini sambungan dari cerita sebelumnya.

Sebelum melanjutkan cerita perjalanannya, saya ingin cerita tempat kami menginap di Singapore yaitu :

Fragrance Sapphire Hotel
No. 3, Lorong 10 Geylang, Geylang, Singapore 399037




Walaupun berada di daerah Gaylang, namun selama kami menginap disana (1 malam) kami tidak melihat aktivitas dunia malam sedikitpun disekitaran hotel kecuali banyak warung makanan yang buka sampai larut dan ramai dengan pengunjung ( atau mungkin saya ga gitu ngeh ya.... )
Hotelnya sendiri berbentuk modern minimalis, terdiri atas beberapa lantai, tersedia lift dan terlihat bersih. Lobby hanya berisi meja resepsionis dan sekitar dua atau tiga komputer yang sepertinya disewakan, ditambah sofa single di pojokan,kunci kamar menggunakan kartu.
Ruangannya sendiri besarnya standar alias gak gitu besar tapi ga gitu kecil juga yang sampai bikin  sesak napas, bersih, toilet juga bersih dan furnishnya baru. Ada hair dryer dikamar buat ibu-ibu, Aminities kamar mandi lengkap.Yah sesuailah dengan expectasi kami sebelumnya, what you get is what you pay lah......








Cuma ada beberapa kekurangannya....(lha?).:

1. Rada jauh dari MRT terdekat yaitu MRT Kallang atau MRT Al Junied

2. Ga ada karpet kamar, sehingga kadang kalau keluar dari toilet bisa bikin becek lantai kamar.

3. Ga ada breakfast

4. Make inet bayar, baik langsung maupun pake wifi

5. Saluran TV nya kok ga ada pilem yak,  adanya berita sama sport doang.

6. Ada satu kejadian : kami dari siang berangkat untuk jalan2 lagi dan balik kembali ke hotel di malam hari, pas masuk kok dari kamar mandi tercium bau ga enak. Saya sampai curiga kalau kamar kami dipergunakan oleh orang lain selama kami pergi. tapi gak lah kan kunci dipegang sama kita. Kami curiga bau itu berasal dari jalur pembuangan air yang mungkin menyatu dengan pipa pembuangan dari kamar-kamar lainnya . Anak2 protes, mau klaim ke hotel kayaknya juga gimana.... akhirnya untuk menutup bau, kamar mandi ditutup rapat setelah lantainya kami taburi cairan shampoo untuk sedikit menutupi baunya....
( setelah pulang saya sempat baca dari beberapa review bahwa kejadian bau itu dah sering terjadi  di sana dan para pengunjung mempunyai bermacam2 trik untuk mengatasinya ) 

7. Itu belum cukup, pas malam itu mo mandi showernya ga idup...! ya udah nunggu pagi aja, kirain dimatiin, eh ngga taunya sampai pagi belum juga idup, akhirnya lapor ke hotel dan segera datang tekhnisi yang langsung mengganti kepala showernya, cuman beberapa menit air pun mengucur kembali. Tapi ga apa2, saya menganggap ini kejadian yang bisa terjadi dimana saja.

Ok , sekian tentang hotelnya. Berikutnya setelah kami check ini dan mandi kami segera bersiap-siap kembali untuk " berpusing-pusing" di Singapore. Setelah rombongan lengkap kami menuju jalan raya Geylang menuju halte bis yang berada di depan warung makan Padang tadi. Dan dengan menaiki bus kota no. 100  ( saya jadi hapal jalur bis ini gara2 kejadian pertama ke Singapore dulu disini.)  kami menuju Vivo City untuk menyeberang ke pulau Sentosa. Puas2 in poto-poto di depan Vivo City kami segera ke lantai 3 mall itu untuk membeli tiket masuk pulau Sentosa berikut tiket pertunjukan Song of the Sea. Untuk tiket masuk children under 3 years gratis masuk, tapi untuk tiket pertunjukan harus bayar semua kemudian juga dewasa dan anak2 harga disamain, padahal beberapa bulan yang lalu saya lihat ada perbedaan harga untuk adult dan children.

Seperti jalur biasanya, kami menaiki monorail dan langsung turun pas di perhentian pertama sekali. Berjalan santai melewati kolam air mancur menuju Universal Studio, terlihat ramai sekali orang yang berfoto-foto di patung bola dunia yang selalu berputar. kami pun tak membuang waktu ikut mengabadikan diri di bola dunia tersebut. Aneka gaya dan angle pun dibikin  :)

Puas dari sana sambil berjalan perlahan-lahan rombongan kami menyusuri jalan yang menuju pantai Sentosa sambil melewati pintu masuk ke Casino, tempat pertunjukan sirkus, museum Singapore, patung Singa besar yang terdapat museum di dalamnya, taman/kolam dengan bentuk ular dan berakhir di pantai Siloso ( benar2 "melewati  " doang alias gak mampir2 :)  , dibeberapa tempat yang  bagus orang tua dan anak2 nya asik ngambil foto lagi. Disana anak2 dengan gembira bermain di pantai Siloso, bikin gunung2 an, kejar2an dengan ombak sambil menyeruput ice drink yang dibeli di seven eleven bawah stasiun monorail.

Ketika hari mulai gelap,  kami segera ikut ngantri memasuki venue Song Of The Sea, mo liat si Oscar si ikan bling-bling itu.




Jam sembilan kami meninggalkan pulau Sentosa kembali ke hotel, lagi2 menaiki bis kota no. 100, tapi ternyata sang bus pas balik tidak lagi melewati jalan raya geylang, tapi melewati jalan kallang sehingga kami terpaksa lagi jalan kaki menuju hotel lumayan jauh seperti pertama datang tadi pagi. Tidak lupa mampir dulu di bufet Padang untuk beli nasi bagi anggota rombongan yang belon makan malam.

SINGAPORE - JOHOR BAHRU

Hari kedua setelah sarapan pagi ( lagi2 di warung padang itu...) kami bersiap-siap untuk check out, urus ini urus itu ujung-ujungnya tetep keluar hotel jam 11 siang.  Tujuan kami hari ini adalah menuju Marlion Park untuk ketemu sang Singa, ikon kota Singapore. Lagi-lagi nungguin si no. 100 karena jalurnya memang melewati Rafles Square yang dekat dengan Marlion Park.  Tak berapa lama bus itu pun datang dan kami duduk dengan santai di dalamnya sambil melihat kesibukan kota. Itung2 city tour lah....

Sesampai di Rafles Square kami menemukan seorang penjual es Singapore, harga sepotongnya hanya S$1, ada rasa mangga, durian, kacang merah, dan coklat, bisa dengan roti atau cukup dengan cup. Tentu saja anak2 segera mengerubunginya.

Siang itu disana udah rame sekali, dan kamipun berbaur di keramaian itu, semua pada sibuk, ya apalagi kalau ga rebutan cari lokasi bagus untuk berfoto dengan segala macam gaya yang unik.

Dari sana kita naik bus lagi yang mengarah ke Pasar Bugis, cuman 3 atau 4 halte kita dah nyampe. Ok, ini shopping time....

Disana serba S$10, gantungan kunci 16 biji, atau baju kaos sebiji, dompet 2 biji, hiasan meja 3 biji, juga ada jam tangan , gelang dan tas. Setelah puas beli oleh-oleh kami segera berjalan menuju Queen Street untuk menaiki bis yang akan mengantar kami ke Johor Bahru



                                 Ini terminal Queen Street.





Bayar langsung di dalam bis causway Link atau CW2 jurusan Larkin Johor bahru S$2,4 per orang. Busnya bagus. Selain bus ini sebenarnya ke Johor bisa dengan bus lainnya seperti SBS dan Singapore - Johor Expres Bus ( ini busnya rada tua kayak bus angkutan kota jakarta itu, jadi pada jarang yang naik...), atau mo pilihan yang nyaman dan cepat ya pakai taksi, tapi taksi bernomor Singapore hanya sampai imigrasi Singapore, kalau taxi JB bablas sampai Johor.

Seperti biasa sampai Waterwood check point kami turun semua sambil nentengin backpack dan menuju kaunter imigrasi, selesai disana antri lagi naikin CW, tapi sekarang CW apa aja, dan yang kami naiki adalah CW1, gak bayar lagi langsung naik aja sambil memperlihatkan tiket CW sebelumnya. Tak berapa lama setelah melintasi Selat kami sampai di JB Imigration. kelar disana kami ga ngantri bus lagi tapi langsung belok kiri menuju City Square buat nyegat taxi di gerbangnya.

Kami menuju Hotel Embassy yang sudah di booking juga jauh-jauh hari. Sopir taxi pertama yang kami tanyain tentang hotel ini geleng2 ga tau, pengemudi taxi berikutnya kami ga nanyain pake nama hotel lagi tapi nama jalannya..eh si sopir langsung tanya nama hotelnya apa? pas dikasih tahu langsung tuh supir tancap gas kesana. Ketika taxi memasuki Jl. Dato Abdullah itu langsung kelihatan bangunan Hotel Embassy yang juga merupakan service apartement itu dari jauh karena bangunannya yang sangat besar.

Cukup bayar RM 6 per taxi kami dah sampai disana. Ruangan yang kami pesan adalah kamar studio ( 1 doble bed + 1 single bed ) dan kamar family yang terdiri dari 2 kamar dengan double bed ditambah ruang tamu.


                                         Ini family/apartmen room  2 kamar.




                                        Hotel Embassy dari kejauhan







                                         Ini kamar kami ( studio room )

















Beberapa nilai plus dari hotel ini :

1. Ruangannya besar dan lega.
2. Ada karpet dan aminites hotel lengkap.
3. TV ada acara anak2  :)  ( lucu liat spongebob dn patric cakap melayu)
4. Dekat dengan tempat makanan.
5. Ada breakfast dan dikasih koran.

Minusnya :
1. Emang lagi APES.... kolam renang yang jadi alasan utama kita milih hotel ini lagi di renovasi, jadilah anak2 cuman melongo aja..
2. Kalau mo ke tempat keramain (mall, larkin, dll) rada jauh, harus naik taxi lagi.
3. Dengan hotel bintang ini kok kamar mandinya terlalu sederhana ya...cuman shower dan basin doang.
4. Resepsionis ama petugas lainnya rada cuek ( mungkin krn service apartemen kali ya, jadi pelayanannya ga kaya di hotel gitchu..)
Masa abis di kasih konci trus di suruh nyari kamar sendiri, padahal lift mereka itu ada di ruang khusus dan petunjuknya pun kecil ditambah pengamanan kunci yang berlapis. Setelah muter2 kebingungan baru ada yang bantuin.

Setelah beristirahat secukupnya dan tanya2 akhirnya kita keluar dulu untuk cari makan di samping hotel, sepanjang jalan di kanan hotel berderet warung makanan melayu, india dan akhirnya kami ketemu booth warung makanan yang menyediakan makanan Indonesia dengan nama warung "Kak Yanti". Disana menyediakan Ayam Penyet, Mpek-Mpek, Baso dll. Hight lightnya adalah ayam penyet, harganya cuman RM 5 (kayaknya harga diskon deh karena Kak Yantinya seneng ada orang Indonesia yang mengunjungi warungnya dan bisa ngobrol lagi pake bahasa Indonesia  ). Mantab.

Abis dari sana ada anak yang kebelet mo buang air, akhirnya buru2 balik dulu ke hotel lagi. Abis itu dari hotel kita naik taxi ke Giant di Pelangi plaza buat nyari oleh2. Ibu2 boleh deh disini belanja sepuasnya, kan pake ringgit.... lumayanlah hehe...

Tak banyak yang bisa dilihat di Johor Bahru, Pemerintah malaysia membangun JB jadi kota industri dan bisnis untuk merespon kedekatan lokasi JB dengan Singapore, ada beberapa tempat wisata seperti Danga bay tapi tidak begitu banyak dan mungkin jarang menjadi tujuan wisata utama.

Habis blanja blanji hari udah malam dan kitapun balik ke hotel, lagi2 argo meter menunjukan RM 6 sesampai di hotel. Ngobrol ngalor ngidul sampai malam dan akhirnya tertidur dini hari.

Besoknya jam 12 pas kita check out dari hotel dan kembali naik taksi ke JB Sentral/City Square, kali ini kena RM 10, karena si sopir taxi pake muter dulu.
Sesampai di City Square ada yang blanja-blanja lagi ( waduh....), abis itu langsung masuk ke imigrasi, kelar dari sana naik bis CW2 menuju Bugis Street lagi.

Dari bugis mampir lagi ke Bugis village buat nyari kekurangan oleh-oleh (waduh lagi...........) abis itu baru buru-buru menuju stasiun MRT Bugis menuju bandara. Kali ini kami menuju Budget Terminal yang harus naik shutlle bus dulu dari terminal 2 menuju Budget Terminal.  jam 5 sore kita pun terbang meninggalkan Singapore.
See you.......


                                                                                                                                                

Minggu, 13 Februari 2011

It's Time to Travel

Karena salah mencet pas booking pesawat online terpaksalah pagi-pagi selewat tengah malam kita semua dah bangun dan bersiap-siap untuk segera berangkat ke pool mobil Damri.Mencek satu persatu lagi barang bawaan, membangunkan anak2 yang masih sempoyongan dan menghitung tiket2 pesawat.  Saat booking saya ga sadar kalau waktu keberangkatan yang dipilih ternyata jam keberangkatan paling pagi, jam 7.20.....
Dengan perhitungan 2 jam sebelum departure dah harus sampai di bandara, 2 jam diperjalanan dengan bis Damri, 0,5 jam dari rumah ke pool Damri dan 1 jam persiapan di rumah maka jam 2 pagi kami dah bangun dan sibuk cek dan ricek kembali.  Taxi untuk mengantar ke pool dah di hubungi sehari sebelumnya dan dah dikonfirmasi lagi tadi siang, namun ketika jam nya sudah lewat sang taxi malah belum datang, padahal biasanya setengah jam sebelum waktu penjemputan si taxi dah nongkrong di depan rumah. Kekhawatiran pun muncul, bagaimana kalau si taxi lupa? apa alternatif kita untuk keberangkatan kesana? naik angkot? naik ojek? bangunin tetangga buat nganterin? 
kayaknya semua alternatif kalaupun bakal dijalankan maka akan butuh waktu lama..dan itu akan membuat kami semua bakalan telat sampai ke bandara tepat waktu. Selain itu di tempat kami memang tidak ada taxi yang berlalu lalang di jalan seperti di Jakarta, kalaupun ada itu pasti pesanan seseorang.  

Untunglah hanya beberapa menit setelah waktu penjemputan yang dijanjikan akhirnya si taxi datang, sepertinya si sopir rada bingung mencari lokasi penjemputan kami sehingga butuh waktu tambahan untuk menemukannya.

Hanya butuh waktu 20 menit untuk mencapai pool Damri di tengah malam itu,dengan jalanan yang lapang dan sepi. Sempat juga melewati sebuah  pasar pagi yang rame banget kayak pasar di siang hari.

Sesampai kami di pool Damri yang khusus mengantarkan penumpang menuju bandara Soeta, bus pertama di pagi itu sudah siap2 untuk berangkat, dan beberapa menit setelah rombongan kami memasuki bus, kendaraan itupun segera berangkat. Loket pembelian tiket belum buka dan sang kondektur yang menagih pembayaran di atas mobil terlihat banget baru bangun dari tidurnya yang nyenyak namun  di tutupi dengan pakaian seragam batiknya yang bagus. Yap, ini dini hari dan semua orang tampil dengan "mengantuk style". 

Waktu standar perjalanan adalah 2 jam, namun karena jalanan sepi dan perjalanan lancar 1 jam 10 menit kemudian kami sudah sampai di Terminal 2 keberangkatan Bandara Soetta. Begitu turun dari bis kami segera mencari Musholla yang ada di sana untuk sholat Shubuh dan sebagian mencari toilet. Sempat bolak balik dari ujung ke ujung terminal itu karena sedikit bingung dengan petunjuk keberadaan Mushola yang ternyata berada di masing2 ujung terminal.
Sehabis sholat beberapa orang yang belum punya dollar Singapore atau Ringgit Malaysia berusaha mencari money changer yang biasanya ada di tingkat bawah terminal kedatangan namun gagal karena ga satupun booth2 yang buka di pagi itu. Waduh saya kira mereka buka 24 jam, kan penerbangan disana aktif 24 jam. Ya udah ntar dicoba liat money changer yang berada di dalam saja sesudah pemeriksaan imigrasi siapa tau dah buka.

Selesai urusan sholat dan toilet rombongan kami segera memasuki lokasi check in. Cukup 2 orang yang antri sambil membawa tiket dan paspor anggota rombongan yang lainnya di depan booth self check in AirAsia yang ditungguin 3 orang petugasnya yang akan bertugas juga untuk memungut airport tax dan membagikan immigration card karena tidak ada satupun dari kami yang punya bagasi. Kelar urusan chek in dan bayar airport tax sekarang urusan beralih ke acara tulis menulis kartu imigrasi. Pertama cari tempat duduk dulu..namun sebagian saja yang dapat karena terbatasnya tempat duduk di sini. Kedua cari meja untuk menulis dan tak menemukan satupun, kalaupun ada dah ada yang menempati. Akhirnya masing2 kepala keluarga menulis di meja counter check in  beberapa penerbangan yang belum buka. Cukup lama di sesi ini karena karena kartu diisi hanya oleh bapak2nya aja, sementara anak2 dan para ibu tinggal duduk manis menunggu selesai diisiin dan tinggal tanda tangan.
Kemudian rombongan bergerak menuju loket imigrasi, yang kecil2 sambil di gendong orang tuanya  barengan menuju meja petugas, sementara yang remaja tanggung bawa paspor sendiri2 untuk di cap imigrasi. Selewat meja imigrasi kami belok kanan mencari kaunter money changer yang ada disana, but poor.... kaunter itupun belon buka, wak terpaksa nih nuker duit ntar sesampe di Singapore. Ya udah kami berbalik lagi ke arah kanan dari loket imigrasi menuju gerbang D1-D7 di ujung terminal. Eh tapi sebelum sampai disana kami melewati sebuah money changer yang sudah ada
petugasnya, dan salah satunya terlihat sedang melayani seorang bule yang lagi nuker, segeralah kami berhenti disana dan ikutan nuker duit. Dollar Singapore emang lagi kuat bulan ini, Jadi ratenya lebih tinggi daripada yang kami duga, kalau Ringgit sih normal sama kayak terakhir kali kesana. 
Sebelum memasuki gerbang kami berhenti dulu duduk untuk menghabiskan persediaan air minum dan makanan kecil yang dibawa, namun kayaknya para si bolang yang mungkin terlalu antusias untuk mengikuti trip ini kehilangan nafsu makannya, hanya sedikit yang tertarik untuk menyentuh makanan.
Beberapa orang ibu dan anak2 kembali nyari toilet hehe...

Sepuluh menit kemudian kami sudah berada di gerbang keberangkatan di D4, dan baru saja terlihat koran hari ini di pasangkan di newspaper hang di ruangan itu panggilan untuk boarding dah terdengar. Seperti biasa penumpang dengan hot seat dipanggil lebih dahulu dan kemudian baru disusul oleh penumpang lainnya. Kami semua telah dipesankan seat
supaya dapat duduk berdekatan dan tidak terpisah-pisah, anak2 di bagian kanan dan orang tuanya dibagian kiri. Dan layaknya anak2 sebagian dah ribut rebutan kursi, ada yang mau deket jendela, ada yang maunya ditengah atau bahkan kursi  dekat jalan. Keributan baru berakhir ketika pesawat sudah bergerak untuk taxi menuju lapangan pacu.


Anak-anak kembali ribut ketika pembagian makanan tiba, kebetulan pas melakukan booking saya hanya konsen pada pemesan makanan dimana setiap anak harus mendapatkan satu menu yang disediakan, saya tidak sempat lagi mensurvei apa kesukaan dari setiap anak. Jadi begitulah, setiap anak mendapatkan menu kejutan dari si pramugari, ada yang sesuai selera ada yang nggak haha.....

1 jam kemudian ada pemberitahuan dari kapten bahwa pesawat akan mendarat 15 menit lebih cepat dari jadwal.


Begitu mendarat beriringan kami keluar dari pesawat dan langsung menuju imigrasi, selesai dari imigrasi langsung naik monorail menuju terminal 2. Sesampai di sana keliling sebentar nyari toilet lagi (kayaknya ga boleh liat tanda toilet  selama perjalanan ini, tiap liat tanda itu pasti deh mampir :)


Beberapa orang anak pas keluar toilet keluar dengan wajah bingung. " kok ga ada airnya?". Beberapa balik lagi dengan bawa botol aqua hehe.....

Sementara itu kami menemukan water tap disekitar itu dan langsung antri buat ngisi botol air yang kosong (uhui..ga mau rugi)

Selesai urusan toilet kami segera turun menuju terminal MRT, sampai disana tuker duit receh dulu di loket dan kemudian beli tiketnya di ticket machine.
Di Tanah Merah station ganti kereta menuju Kallang Station. Keluar dari station sesuai dengan peta yang udah di print dari inet kami menyusuri jalan selurusan jalur MRT tadi, sampai di persimpangan berbelok ke kanan menyeberangi jalan memasuki jalan lorong 1. Kurang lebih 300 m kemudian ketemu jalur Jalan Geylang Besar. Dari sini kami belok kiri menyusuri jalan tersebut. Lumayan lama jalannya sehingga para si bolang pada ngeluh pegel dan nanya-nanya terus nyampainya kapan.  Yah berhubung ini juga pertama kalinya saya kesini rada bingung juga dan ngejawab standar " bentar lagi sampai" hehe....

Lorong 6 dah ketemu, trus lorong 8 di sebelahnya, wah hampir sampai nih karena tujuan kita adalah lorong 10. Dengan pasti saya memimpin di depan menyebrangi jalan memasuki lorong 10 dan benar saja di sebelah kiri jalan terlihatlah hotel yang telah kita booking jauh2 hari. Namanya Fragrance Sapphire hotel.

Ini penampakannya.




Cuman sayang sekali  sesampai disana waktu baru menunjukan jam 11.30, padahal udah di leletin nih jalan. Check in time memang normalnya jam 15.00, namun saya coba untuk minta early check in sama resepsionisnya. Petugasnya setelah mencek konfirmasi bookingan kami bilang dia bisa kasih early check in tapi ntar jam 13.00 jadi silahkan menunggu.
Yah mo nunggu dimana wong di depan resepsionis cuman ada sofa yang muat 3 orang aja padahal rombongan kita segini banyak. Sepertinya memang hotel sengaja di desain dengan tidak ada kursi di lobby sehingga setiap tamu harus segera menuju room masing2.

Ya sudahlah, ibu-ibu ngajak nyari makan dulu dan sesuai info di inet kami segera menuju lorong 11 di seberang jalan untuk mencari restauran padang itu.
Tapi ga ada restaurant padang disana, adanya rumah makan china di persimpangannya, sedangkan di sepanjang jalan lorong 11 itu adanya gedung perkantoran doang.

Waduh, bagaimana ini. Kami berusaha menyusuri jalan Geylang besar lagi, siapa tau kelewatan, tapi nihil juga, akhirnya balik arah lagi kembali ke lorong 8, di seberangnya malah ketemu mesjid tapi ngga terlihat warung muslim di sebelah2 nya. Rombongan dah mulai gelisah, anak-anak mulai berkicau lagi. Nanya ke Cici pemilik warung tempat muslim food sekitaran situ, beliau menunjuk sebuah kedai makan di persimpangan lorong 8, tapi kok ya di depan warung tulisan china semua, ga ada englishnya, yah kemana lagi nih. Ah kali aja ada disampingnya cuman ga kelihatan aja dari sini. Akhirnya kami samperin warung makan tsb. Asli dari merk dan papan warung ga ada yang menunjukan itu menyediakan halal food, tulisan menu semua dalam aksara china. Saya segera menuju ke jalan disampingnya sapa tau ada warung yang keselip disana. Tiba2 ibu memanggil saya kembali karena si pemilik warung yang kami samperin itu memberitahukan bahwa mereka menyediakan moeslim food namun ada di bagian dalam warung, jadi kami harus melewati warung chinese food itu lebih dahulu baru ketemu bufet yang menyediakan makan halal. Dan benar saja ketika kami sampai di bufet itu di kaca depannya tertulis "Masakan Padang" di sebuah kertas folio kecil......!!!  (pantesan kaga ketemu')

Disana terhampar makanan yang dah familiar dengan kita, ada telor dadar,telor bulet, cumi, ikan goreng, udang balado, kentang goreng, pergedel dll. Yummy...
Satu lauk dengan sayur S$2,5 , lauknya 2 jadi S$5, standarlah, cuman minumannya rada mahal, contohnya 2 teh ama 2 gelas air putih kena S$ 2,5, padahal dulu sempet nyoba di warung india segelas teh cuman 30 sen.

Perut kenyang dan badan perlu istirahat, kami pun kembali ke hotel. Dan dah boleh check in, kunci diterima kamipun segera menuju room masing2.

Ini salah satu ruangannya dengan fasilitas TV LCD.