Kamis, 18 September 2014

GO TO CHINAAAA

Amazing... setelah cek-cek di blog ane sendiri ternyata salah satu trip terbesar ane (yaelah..) ke china belum ane bikin catpernya. Jadilah ane bikin sekarang. Smoga bermanfaat.
So begini ceritanya............




Trip kali ini diikuti 11 orang anggota rombongan. Semula ada 13 orang namun karena berbagai hal 2 orang akhirnya gagal berangkat dengan kondisi tiket dan hotel udah di booking untuk 13 orang. So.. sayang memang tiket pesawat jadi hangus.

Karena pertimbangan situasi lalulintas yang tidak bisa ditebak maka kami memutuskan untuk segera menuju bandara Soetta pada jam 2 siang walaupun jadwal terbang sebenarnya jam 18.30 sore. Kalau hitungan normal 40 menit dari kantor kita dah sampe ke bandara, namun kalau tiba2 macet-cet-cet parah ga jamin 3 jam sampe juga. Yah mending lama nunggu daripada ketinggalan pesawat.

Ok, sejam kemudian kami sudah duduk manis di ruang tunggu lantai 2 terminal 3 Soetta. Pak Gultom dah mulai traktir donat karena yang lain merasa masih kenyang kalo mo makan lagi. Tapi sayang hanya di traktir donat doang pak ga sekalian minumnya hehe...ujung2 nya terpaksa terbirit2 ke store yg jual minuman. Abis shalat Ashar kami segera memasuki gerbang imigrasi dan sempat bikin macet pas bayar airport taxnya karena mbak2 bagian cek dokumen kerepotan ngurusin 11 orang berbarengan.

Kelar urusan airport tax dan pemeriksaan barang2 yang ruwet karena harus buka jaket dan ikat pinggang segala (untung ga disuruh buka celana) kita duduk manis lagi sampe pegel nunggu panggilan boarding.

Ketika panggilan boarding tiba para penumpang pun turun kebawah dan ternyata tidak seperti biasa para penumpang bisa langsung berjalan kaki menuju pesawat Air Asia yang menunggu di seberang terminal, biasanya kan jauh dan para penumpang harus naik bus menuju pesawat.

Sekitar jam sembilan waktu singapore kami pun sampai di singapore, pesawat mendarat di terminal 1 . Sehabis sholat di prayer room terminal 1 kami segera melewati pemeriksaan imigrasi dan melanjutkan perjalanan menaiki monorail menuju terminal 2, disana segera mencari lokasi cek in pesawat Scoot air tujuan Tianjin. Ternyata kounternya terletak di deretan paling ujung yaitu raw 12 dan satu deret dengan kounter pesawat Tiger. Selesai urusan cek in kami segera turun menuju gerai MC D yang berada pas di bawah tempat cek in tadi. Untuk Mc D disini tidak disediakan nasi jadi semua anggota rombongan hanya makan dengan dua pilihan yaitu burger atau ayam plus kentang.

Selesai makan buru2 lagi  masuk ke daerah pemberangkatan, untuk itu kami harus melewati cek imigrasi lagi dan berjalan menyusuri tempat2 boarding yang puluhan jumlahnya dan jauh jaraknya . Setelah tempat boarding di temukan ternyata room nya belum buka karena itu beberapa orang anggota rombongan langsung duduk lesehan di salah satu sudut ruangan, sementara para smokers ( pak gultom, pak agus dan pak sartono) memasuki sebuah smooking room untuk ngebul2.

Jadwal terbang kami jam 01.30, dan jam 01.00 para penumpang sudah berbaris memasuki boarding room, sekali lagi barang bawaan diperiksa oleh petugas. Mulai dari sini bahasanya udah rada2 ga ngerti yah..soale pake bahasa negeri tujuan. Paling2 taunya " Ni hao ma ".






Scoot air merupakan pesawat air bus dengan kapasitas angkut lebih dari 300 orang. Kursi di posisi 3 deret kanan, 4 deret di tengah dan 3 deret di kiri. Jadi satu baris ada 10 kursi. Hampir smua penumpang tertidur pulas pada perjalanan itu karena hari sudah larut malam dan baru terbangun ketika cahaya matahari pagi menembus kaca pesawat. Jam 7 an waktu China kami mendarat di Tianjin Airport. China....we are here...






Kesan pertama?........ dingiiiiin.
Ketika keluar dari bandara nyari bus yang akan mengantarkan kami menuju tianjin railway station udara dingin yang menusuk tulang langsung menyergap. Mula2 ane pikir ga akan lebih dingin dari udara di puncak bogor, tapi lama2 kok ya tangan dan pipi jadi nyeri kedinginan. Dan sebelum kena hipotermia atau apalah itu kami segera memakai perlengkapan perang yang sudah di siapkan dari rumah : jaket tebal, sarung tangan, topi kupluk, dan syal (sebelumnya juga dah make long jhon ).
Bus yang mengantarkan kami ini berjalan berdasarkan jadwal yang sudah tersedia, yaitu setiap setengah jam sekali sehingga kami harus menunggu dulu beberapa saat sebelum bus berangkat.

Setiba di perhentian bus dekat station tianjin kami masih harus tanya kanan kiri dulu pakai bahasa english, indonesia, sunda, padang dan bahasa tubuh sampai akhirnya mendapatkan secarik tiket kereta tujuan Beijing. Kabut pagi yang dingin mengiringi perjalanan kami dengan kereta jenis bullet train berhidung mancung menuju beijing yang hanya memakan waktu gak lebih dari 35 menit.
Di beijing kita sewa bus untuk nganterin rombongan ke hotel yang telah kita booking jauh-jauh hari. Hotel tersebut berlokasi tidak jauh dari situs sejarah yang terkenal di Beijing yaitu Forbidden city (kota terlarang) yaitu bekas istana kekaisaran China dulu dan juga dekat ke Wangfujin street sebuah jalan tempat nongkrong beijing citizen.

Sehabis cek in dan bersih2 diri sesuai rencana kami segera berjalan kaki menuju Tiananmens square, untuk menuju lokasi kami sempat tanya2 lagi sama orang di jalan, sempat juga rada khawatir ketika ada seseorang yang ngajak ngobrol rada lama sama salah satu teman, takut ada scam.., tapi untung ga lama kemudian kami udah menemukan jalan yang benar (alah....)

Foto2 dulu di depan tiananmen square sebelum memasuki sebuah lorong yang menuju lokasi istana terlarang (forbidden city ) , untuk menuju pintu masuknya kami harus berjalan cukup jauh melewati sebuah gerbang besar.
Ternyata pintu masuk ke istana itu memang berlapis lapis membentuk benteng benteng besar.Untuk menghemat waktu kami hanya berjalan lurus dari pintu masuk istana sampai  pintu akhir di belakang istana, itu saja menghabiskan waktu sekitar 1 ,5 jam. Kalau pakai belok-belok melipir kesudut2 istana mungkin ga cukup waktu 4 jam disana.

Dari pintu keluar forbidden city kami menumpang bus kota nomor 103 yang melewati wangfujin, bus rute ini penuh sesak namun kami berhasil masuk semua kedalamnya berdesakan dengan penumpang lain. Untung ga begitu lama bus sudah melewati wangfujin dan kami bisa turun. Biaya per penumpang hanya 1 yuan (Rp 1.650)

Di Wangfujin nyari restaurant halal ga ketemu akhirnya kita terdampar di McD. Abis dari sana yang rombongan ibu2 mulai survei toko2 disepanjang jalan wangfujin sementara yang cowok2 duduk dan foto2 sambil menikmati suasana jalan yang ditutup dari sore sampai malam hari itu.
Semakin malam udara semakin dingin (sekitar 3 C ) rombongan kami dengan perlahan berjalan kaki menuju hotel yang berada tidak jauh dari jalan wangfujin. Kami melewati deretan stall yang menjual segala macam jajanan dari sate buah yang dilumuri manisan, sate gurita, sate kecoa, lipan, bakso2an, sayur2an sampe bebek peking2an ( ane sempat beli bebek2an ini kena 50 yuan , mahal amit dengan daging bebek secuil yang ga begitu enak ).  Sempat terjadi accident ketika beberapa orang anggota rombongan tidak terlihat lagi. Sempat khawatir kalau mereka tersesat, namun ternyata dikarenakan udara yang sudah mulai menggigit kulit teman2 tersebut sudah pulang duluan menuju hotel.

Esoknya sesuai dengan perjanjian jam setengah tujuh kami sudah berkumpul di lobby hotel menunggu mobil tour yang kami sewa untuk kegiatan city tour. Jam 7 tepat miss Lily guide kami telah datang dan segera mengarahkan kami menuju bus yang sudah menunggu di seberang jalan. Pagi itu udara dingin masih terasa. Saya sendiri lupa bawa sarung tangan sehingga selama perjalanan harus menyelipkan tangan ke saku jaket, kalau ga tangan terasa nyeri karena kedinginan.




Pertama kali kami mengunjungi Summer Palace, tiket kalau ga salah 20 atau 30 yuan. Summer palace terdiri dari  bangunan2 untuk pertemuan, kemudian ada bangunan utama diatas bukit bekas permaisuri kaisar menginap, selasar panjang untuk permaisuri jalan2, danau besar, ada marble boat yaitu sebuah kapal dari batu yang ga bisa berlayar sebagai representasi kekuasaan kaisar yg ga bakal tenggelam dan taman2 yang luas. Di pintu keluar kami sempat melihat kegiatan lansia2 di China yang mengadakan dansa bersama di sebuah lapangan. Jadi di hari tertentu para lansia yang tidak saling kenal sebelumnya mengadakan pertemuan disana untuk melakukan berbagai kegiatan dengan dansa bersama sebagai menu utamanya. Disana sempet beli jagung rebus yang ga manis sama sekali dan ubi manis seperti cilembu seharga 3 yuan.

Dari Summer palace kami naik bus lagi menuju mesjid Niu Ji, Karena ini hari jum'at para lelaki menyempat sholat Jum'at disana. Mesjid Niu Ji berbentuk bangunan tradisional china tanpa ada kubah. Jum'atan diisi dengan Khotbah pendek dengan bahasa Arab dengan sebelumnya ada semacam wejangan yang panjang dengan bahasa China. Intinya kami ga ngerti apa saja yang di sampaikan hehe...piss.

Kelar dari sana kami menuju Temple of Heaven.
Menurut Lily guide kami Temple of Heaven adalah sebuah tempat pemujaan kaisar kepada dewa yang hanya kaisar aja yang tahu nama dewanya. Dan di tempat yang luasnya sekian hektar itu HANYA kaisar seorang diri saja yang beribadat dan tak seorangpun yang boleh masuk. Disana kaisar beribadat dengan memberikan korban belasan hewan2. Hewan2 Korban itu di potong dan kemudian di bakar.




Biaya masuk temple of heaven 35 yuan (kalo ga salah ingat) untuk 3 gerbang masuk dan satu untuk mengunjungi house tea. Tiket pertama hanya untuk masuk ke tamannya dimana banyak para lansia kumpul2 untuk bermain kartu, domino dll. sedangkan tiket berikutnya ke temple utama yang berbentuk bundar. Sehabis dari sana kami digiring menuju house tea dimana kita diperkenalkan dengan bermacam2 jenis teh dan ujung2nya di tawari untuk membelinya. Salah satu teh yang ditawarkan dan teman2 minati adalah teh poer'e. Teh untuk kesehatan dan melangsingkan badan. Harganya yang kotak kecil 300 yuan dan yang besar 500 yuan plus gratis gelas dan patung kecil shincan.

Tujuan berikutnya adalah sebuah pasar seperti ITC mangga dua dimana kita bisa beli oleh2/suvenir. Disana wajib tawar menawar dengan pedagangnya karena mereka memberikan harga yang tidak masuk akal bagi para pengunjung, contohnya untuk sepotong kaos tipis ditawarkan seharga 150 yuan (Rp. 240 rb), padahal di Tembok China kami dapat membelinya jauh lebih murah. Prinsipnya tawar saja 20% dari harga yg di sebut.

Dari sana sekitar jam setengah tujuh kami berangkat menuju Red Theatre dimana diselenggarakan pertunjukan Shaolin Kungfu. Tiket yang kami dapatkan melalui miss Lily seharga 145 yuan, lebih murah daripada yang ditawarkan hotel yaitu 200 yuan. Pertunjukannya lumayan bagus. Sayang  kami kebagian duduk di lantai 2 jadi pemandangannya kurang luas.

Keluar dari gedung Red Theatre udara dingin malam kembali merasuki kami, dan meminta pak driver untuk segera mengantar kami kembali ke hotel. Akhirnya malam itu semua anggota rombongan tepar di kamar masing2.

Ntar lanjut lagi ya untuk hari kedua...
Jempolnya manna....