Sabtu, 24 Juli 2010

DAY 2, TOURING AROUND PHUKET

Pagi pagi dah bangun, namun karena bingung mo ngapain  akhirnya tiduran lagi. Bangun-bangun pas perut teriak-teriak minta diisi, saya keluar berusaha mencari makanan di sekitar penginapan. Ada beberapa gerobak yang menjual semacam bubur dan sup. Tapi karena masih belum yakin kandungan makanannya kaki pun berlabuh di sebuah minimarket bernama familymart untuk membeli beberapa popmie thailand dan sepotong roti plus air mineral.
Sebelum makan coba cek milis di internet dan saya mendapat kontak salah seorang member CS yang juga sedang stay di sekitar sini bernama Joy dari USA, setelah sarapan saya mencoba menghubungi dan kami janjian ketemu d
i suatu tempat, dia meyakinkan saya untuk mencoba menyewa sepeda motor untuk bisa mengexplore Phuket lebih baik. Maka saya pun menyewa skuter Mio dari tempat penginapan seharga 180 bath untuk 24 jam, murah sekali karena sudah termasuk diskon untuk tamu hotel mereka. 
Beberapa saat kemudian kami bertemu dan mulai perjalanan bersama menuju tujuan pertama yaitu pantai Karon dengan skuter masing2. Sebelumnya kami mengisi bensin dulu seharga 30 bath satu liter. Ketika memulai perjalanan lagi saya kok heran meteran bensin di skuter tidak mencapai setengahnya,  padahal saya tadi minta diisi 2 liter, ya udah ntar kalau mau habis diisi lagi. Sebelum sampai di pantai Karon skuter saya mulai ngadat, Joy kembali menghampiri saya. Saya bilang saja hari ini hari Jumat, di pertengahan hari saya harus ke mesjid untuk melaksanakan shalat Jumat dan ga bisa nemanin dia untuk saat ini. Have fun katanya dan dia segera pergi.
Setelah urusan skuter yang ngadat selesai segera saya melanjutkan perjalan menuju pantai Karon, disana mencoba menikmati keindahannya sambil melihat para turis yang asik dengan aktivitasnya, ada yang berenang, tidur2an, baca buku atau cuma berjalan lambat2 sepanjang garis pantai. Suasana di Karon lebih tenang dibanding Patong.


Sehabis dari sana saya mencoba mencari mesjid yang di peta terlihat berada di wilayah Chalong Bay. Tanya beberapa orang Thai disana tidak ada yang tahu, maka saya segera melaju lagi dengan skuter sewaan berbekal peta yang diambil dari bandara kemaren. Di tengah perjalanan saya menemukan sebuah wat yang terlihat sepi dan tidak begitu besar. Ambil beberapa foto disana dan segera melaju lagi. Jalan jalan di phuket termasuk mulus dan lebar, hanya saja banyak belokan beserta tanjakan dan turunan yang tajam, walaupun trafiknya
 kalah jauh ramainya dengan Jakarta saya ekstra hati-hati membawa skuternya, laju nya cuman 20 - 30km/jam. Alasannya karena inilah pertama kali saya membawa skuter :) ( Cara mengemudi yang baik dan benar pun baru saya dapatkan dari Joy secara singkat tadi ). Di tambah kondisi jalur jalan yang naik turun itu.

Setelah melewati jalan yang terasa sangat panjang dan lama akhirnya saya menemukan sebuah mesjid di daerah Chalong. 


Ternyata waktu sholat disana mulainya lebih lama setengah jam dibandingkan dengan waktu Jakarta.
Ceramah di berikan dalam bahasa Thailand, jadilah saya bengang bengong aja di dalam, terlihat beberapa turis India juga ikutan berjamaah disana, tapi kok pakai kaos kaki ya.
Sehabis sholat saya makan siang di sebuah kedai makanan melayu yang bertuliskan halal disamping mesjid. Sewaktu makan lewatlah bapak tua penjual duren yang juga ikutan makan di kedai tersebut. Jadi mumpung ketemu saya pesan juga buah durennya, pertama tawar2an dengan jari2 aja. Berhubung si bapak ga bisa bahasa Inggris dan sayapun ga bisa bahasa thailand, untung  akhirnya si ibu pemilik kedai membantu menterjemahkan dan akhirnya di meja saya terhidang sepiring duren thailand. Mm nikmatnya.....
40 bath untuk makanan dengan lauk ikan dan 40 bath untuk durennya.

Kelar makan siang yang nikmat karena hari ini baru ketemu nasi lagi saya melanjutkan perjalanan untuk mencari Chalong Bay.

Dari Chalong bay terus ke Wat Chalong. Sepertinya Wat ini yang terbesar di Phuket, banyak pengunjung kesana, baik yang memang untuk ibadah maupun hanya melihat-lihat, tidak ada pungutan untuk masuk kesana.




Satu yang membuat nyaman di Phuket ini adalah tidak ada kekhawatiran motor bakal hilang dan juga kita bisa parkir dimana saja dan yang penting ga ada uang parkir, free everywhere.......
Jalan yang bagus, tidak begitu rame, tidak ada tukang parkir, tidak ada pak ogah, juga tidak lihat ada polisi..cihuy.


Dari Wat Chalong perjalanan dilanjutkan mencari Big Budha, letaknya ada di  puncak sebuah bukit dan untuk kesana harus menempuh jarak sekitar 16 km dengan kondisi jalan mendaki dan mendaki. Semakin ke puncak semakin jarang ditemui rumah penduduk dan akhirnya kita hanya akan melalui hutan. Sempat khawatir juga apakah si skuter kuat untuk nanjak terus, gawat kalau ngadat di tengah hutan begini, tapi ternyata si skuter emang kuat. Gas teruuuus.......


Sehabis turun dari Big Budha perjalanan dilanjutkan, tujuan berikutnya adalah  Promteph Cape. Itu adalah sebuah semenanjung paling ujung dari pulau Phuket. 
Sebelum menemukan Promtep Cape saya menemukan Rawai bay.
Di Promteph banyak turis berkumpul di sore itu, kami semua menikmati sore dan sunset disana.


Sempat beli oleh2 di sana, ternyata harganya lebih murah dibandingkan dengan yang dijual di Jungceylon Mall.
Saya baru sadar sehabis mengunjungi Promteph Cape hari sudah mulai malam. Sementara saya tidak tahu jalur pulang. Peta yang dipegang tidak  membantu karena hanya menunjukan jalan utama saja. Disekelilingpun ternyata tidak terlihat petunjuk arah. Dengan berdebar-debar saya melajukan kendaraan menyusuri jalan yang sepi dan kiri kanan hanya terlihat hutan. Untunglah di setiap persimpangan yang membingungkan saya bisa bertemu seseorang yang menunjukan arah jalan yang benar menuju Patong kembali walau harus menunggu beberapa lama. Sore itu toko-toko kecil sudah ditutup, yang terlihat masih buka hanya loby hotel-hotel dan pub. Sepanjang jalan antara Promtep cape sampai Karon kiri kanannya kebanyakan hanya hutan hanya sesekali ditemukan restaurant dan hotel. Sempat saya melihat sebuah sign di kegelapan di pinggir jalan bergambarkan seekor gajah, gak gitu paham maksudnya, apakah di sekitar situ banyak gajah yang nyebrang atau disana terdapat kandang gajah.
Namun untung selepas daerah Promtep itu ada beberapa sign yang menunjukan arah ke Patong. Tapi walau ada sign tetap beberapa kali sempat mau nyasar, tapi untung ketemu beberapa orang yang memberi tahu saya jalan yang benar. Thanks God.

Hampir jam 10 malam saya akhirnya sampai di penginapan, tadi ketika masih di daerah Karon, Joy kembali menelepon menanyakan apakah saya sudah kembali ke hotel dan apakah saya nggak nyasar, saya jawab semua ok. Dia juga memberitahu bahwa teman2 CS lainnya telah membelikan saya tiket untuk tour Phi Phi Island besoknya dan saya berjanji akan membayar biaya tiketnya malam ini juga kalau bisa. Tapi sampai tengah malam Joy belum telpon lagi. 



  

2 komentar:

  1. Selain penyewaan skuter, ada penyewaan mobil ndak?

    BalasHapus
  2. setahu saya penyewaan mobil ada tapi plus sopir, jadi kita ntar diantar ke tempat2 yang kita mau, kalo yang lepas kunci belum dapat info tuh.

    BalasHapus