Untuk pertama kalinya perjalanan dengan pesawat saya mulai bukan dari dini hari lagi. Hari ini dimulai sesuai jam berangkat kantor yaitu jam 6.30 WIB pagi. kali ini isi backpack hanya berisi setengah saja karena saya berencana mengisinya lagi dengan pakaian yang akan dibeli di Phuket nanti. Ditangan sudah tergenggam secarik kertas print-print an punyanya Air Asia hasil hunting lebih dari setengah tahun yang lalu, tepatnya 9 bulan yang lalu ketika ada promo penerbangan. Hasil perburuan yang bagus, saya mendapatkan penerbangan gratis untuk berangkatnya, sedangkan untuk penerbangan pulang tetap bayar seperti harga normal hehe... yah lumayanlah.
Direncanakan harus sampai di bandara setidaknya jam 9 pagi dikarenakan penerbangan saya ada pada jam 11.20 WIB. Butuh waktu kurang lebih 2 jam menuju bandara dengan bus Damri. Jadi setidaknya jam 7 saya harus sudah berangkat dari pool damri.
Perjalanan dengan Damri berjalan lancar dengan situasi jalan yang sedikit ngantri khas trafik pagi. Sesuai rencana jam 9 tepat saya menjejakan kaki di terminal 2 bandara Soekarno Hatta. Plengak plengok dulu liat jadwal penerbangan dan nomor counter tempat check in untuk penerbangan menuju Phuket. Sebelum masuk ke ruangan check in saya turun dulu ke lantai kedatangan,soalnya waktu terakhir kesini sempat melihat ada banyak money changer di sana. Saya punya cukup waktu untuk mencek nilai tukar Bath dari setiap kounter yang saya datangin, dan akhirnya menukarkan rupiah saya pada sebuah kounter yang memberikan nilai tukar yang paling rasional. Tak banyak rupiah yang di tukar karena untuk perjalanan ini saya tidak mempunyai cukup dana berlebih.
Pertama masuk ke ruangan check in seperti biasa saya mencoba mencari kios kounter Air Asia untuk melakukan self check in. Tapi setelah sekian lama mencarinya dari ujung ke ujung tidak saya ketemukan benda tersebut dan akhirnya pasrah ikutan mengantri di kounter penerbangan itu. Di depan saya sudah ada puluhan orang dengan bagasinya yang segede gaban ikut mengantri, pasti butuh waktu lama untuk melakukan proses check in dengan segitu banyak bagasi.Saya berharap agar tidak telat aja sampai di depan kounternya. Sambil ngantri kepala saya tetap berputar melihat lihat suasana sekeliling terminal dan oh thank ternyata terlihat ada satu kios yang memang hanya "satu-satunya" di sana dengan dua orang petugas sedang melayani mencetakan boarding pass calon penumpang yang mengerubuti mereka. Letaknya berada persis di belakang antrian kounter . Cuman tadi memang tidak terlihat karena ketutupan dengan orang-orang yang mengerubunginya. Saya pun segera keluar dari antrian dan segera ikut ke antrian self check in itu. Tindakan saya juga diikuti oleh beberapa orang yang juga tidak membawa bagasi sehingga semakin banyaklah antrian untuk self check in ini sehingga membuat petugas turun tangan untuk mengatur antrian supaya tidak saling mendahului, tertib dan tidak mengganggu arus lalu lintas penumpang di depan kounter itu.
Setelah mendapatkan boarding pas segera saya mencari loket bebas fiskal. Cukup tunjukan paspor, boarding pass dan foto kopian NPWP petugasnya langsung memberi cap bebas fiskal di boarding pass. Sehabis dari sana sempatkan dulu untuk mengisi kartu imigrasi di bangku yang tersedia. Urusan dengan imigrasi berjalan lancar dan belum ada antrian panjang, dari sana segera mencari gate keberangkatan, setelah dapat saya tidak langsung masuk tapi duduk dulu di bangku selasar dan mulai mengeluarkan bekel roti dari rumah, lumayan untuk ganjel perut karena masih ada 3 sampai 4 jam lagi ke depan sebelum sampai di Phuket. Saat menikmati breakfast pagi itu datang seorang bule yang ikutan gabung duduk dan juga mengeluarkan bekal nya. Sepotong roti dan sebotol minuman. Kami menikmati bekal masing masing dalam diam, larut dalam pikiran masing-masing, terlihat di tangannya sebuah tiket dengan logo Singapore Airlines.
Kelar nyarap dan ngabisin air di botol saya segera menuju tempat pemeriksaan terakhir, dimana semua cairan yang lebih dari 100 ml tidak diperbolehkan dibawa. Saya berulang kali mencek gate yang harus di masuki, takut salah gate seperti perjalanan terakhir .
Lewat 10 menit dari waktu boarding yang ditetapkan baru terlihat pesawat yang akan mengangkut kami menuju Phuket terlihat mendekati garbarata, si burung merah itu baru saja mendarat. Beberapa saat kemudian petugas meneriakan perintah untuk para pemegang Hot Seat supaya lebih dahulu memasuki lorong keberangkatan. Setelah itu baru disusul para penumpang lainnya memasuki pintu keberangkatan . Pesawat yang kami naiki ini adalah AirAsia thailand dengan kode FD, jadi kru pesawat semuanya adalah orang Thailand. Yang melayani kami kali ini adalah 2 orang pramugara yang terlihat melambai sekali dan seorang wanita. Pengumuman di umumkan dalam 3 bahasa yaitu bahasa Thailand, Inggris dan Indonesia. Kali ini saya dapat kursi yang bukan window seat. Disamping saya duduk sepasang penumpang Indonesia, sepertinya mereka sedang dalam perjalanan untuk honeymoon. Males jadi kambing cengok disana ketika pesawat sudah terbang beberapa saat saya segera pindah ke sebuah window seat yang ada di belakang. Untuk penerbangan kali ini terlihat tidak semua seat terisi.
Penerbangan memakan waktu 2 jam 40 menit. Beberapa saat sebelum mendarat pesawat melintasi beberapa pulau yang terlihat menarik dari ketinggian.Saya gak tahu nama-nama pulau tersebut.
Pesawat mendarat dengan smooth dan parkir disalah satu sisi terminal. Disisi lain terlihat beberapa pesawat ukuran kecil berpenumpang 4 atau 6 orang. Mungkin pesawat pribadi atau pesawat reguler untuk penerbangan ke pulau-pulau lainnya disekitaran laut Andaman ini.
Penumpang segera keluar dari pesawat dan kemudian mengantri di depat loket imigrasi. Jalur loket dibagi dua, ada loket biasa dan ada jalur untuk visitor yang membawa keluarga dan anak-anak. Lumayan lama ngantri disana. Setiap orang yang diperiksa paspornya harus berdiri di depan sebuah kamera yang terletak di depan loket, mungkin maksudnya untuk di foto dan dicocokan wajahnya dengan foto di paspor.
Ketika lepas dari pemeriksaan imigrasi para penumpang segera mengambil bagasinya dan sewaktu keluar tidak lupa mengambil brosur2 yang beberapa diantaranya sudah tersedia dalam bentuk kantong yang berisi beberapa macam brosur. Begitupun saya setelah menyambar beberapa brosur kemudian mendekati sebuah booth kartu perdana yang tampak rame dikerubuti para penumpang yang kebanyakan dari Indonesia. Ternyata provider kartu tersebut sedang membagikan kartu perdana gratis kepada setiap penumpang yang berminat, promosinya dengan kartu itu kita akan lebih hemat biaya kalau mau melakukan pembicaraan ke negara asal, begitu juga bila mau sms-an. Nama providernya adalah TRUE. Namun kartu perdana ini belum berisi pulsa, jadi harus di top up dulu kalau mau dipake. Kalau mau isi disana kita bisa top up dengan harga minimal 100 bath, tapi kalau mau top up di tempat lain yaitu disemua jaringan 7 eleven maka minimum top up nya adalah 300 bath, tentu saja saya milih top up di both ini. Kami di layani beberapa SPG dan dua orang SPB yang cara berbicaranya agak melambai juga :)
Kelar dari sana ruang kedatangan telah sepi karena saya penumpang terakhir yang baru selesai dengan urusan kartu-kartu an ini. Phuket International Airport memang tidak begitu besar seperti Soeta Airport, ya mirip2 airport2 di daerah lah. Jadi ramenya hanya ketika ada kedatangan penerbangan. Sekeluar dari terminal seperti petunjuk dari milis milis yang saya baca maka saya segera berbelok arah kanan dari pintu keluar untuk mendapatkan loket taximeter. Benar saja di sana ada semacam loket dengan tulisan besar di depan mejanya menginformasikan biaya pesan kendaraan ke tempat tujuan.
Yang tertulis kira2 sbb :
Taxi 600 bath,
Van Patong 150 bath
Karon 200 Bath
Phuket Town 100 Bath
dll.
Saya memesan pemberangkatan dengan van dan membayar sebanyak 150 bath. Si petugas memberikan secarik kertas sebagai tiket dan mempersilahkan saya untuk menunggu di ujung terminal dimana tampak jejeran beberapa mobil van parkir di depan sebuah kantor cabang Bank Thailand.
Walaupun van sudah tersedia namun karena penumpang belum mencukupi 10 orang sesuai dengan kapasitas kursinya maka kita harus menunggu di luar sambil berdiri ( memang ga disediakan kursi buat menunggu disana, cuman tersedia semacam pagar untuk nyender doang ). Cukup lama saya disana karena pas saya mesan ternyata saya merupakan penumpang terakhir yang datang sehingga sepertinya saya harus menunggu penumpang lainnya yang berasal dari penerbangan berikutnya yang akan mendarat.
Dari sini sudah mulai saya sadari bahwa perawakan orang Indonesia tidak bisa dibedakan langsung dengan orang Thailand, kecuali dengan bahasanya. Beberapa calo pertama kali mencoba menyapa dengan bahasa Thai, tapi karena melihat saya bengang bengong akhirnya ketahuan kalau saya bukan orang Thai. Calo2 disana juga membawa karton bertuliskan harga2 taxi mereka, rata2 menawarkan 600 bath, tapi sebenarnya ini bisa ditawar, kecuali yang van ini, harga untuk van sudah fix 150 bath, bahkan kalau tujuannya lebih jauh biaya bisa bertambah. Namun kalau menggunakan van ini kita harus menunggu ke 10 seat terisi penuh dulu baru bisa jalan dan diantar langsung ke hotel atau rumah masing2.
Selain taxi dan van pilihan transportasi lainnya bisa menggunakan bus bandara dengan tujuan Phuket town, nanti kita akan diturunkan di terminal bis. Biayanya hanya 85 bath. Dari sana bisa menaiki bis lainnya sesuai tujuan kita. Saya sendiri tujuannya adalah pantai Patong.
Di phuket sendiri banyak sekali pantai pantai yang menjadi spot wisata. Pantai - pantainya terkenal indah dan didukung infrastruktur yang bagus. Hotel dan hostel bertaburan di sepanjang pantai. Pantai-Pantai yang terkenal itu selain Patong Beach sebagai pusat turisme yang happening, antara lain ada pantai Kemala, Pantai karon, Pantai Kata, Pantai Rawai, Pantai Chalong. dll
Setelah lama menunggu sampai pegal berdiri akhirnya van kami pun berangkat, isinya satu orang melayu alias saya sendiri, satu orang thai ( dua orang sama sopir), dan sisanya bule2 dari berbagai negara.
Sepanjang perjalanan saya melihat daerah Phuket ini sangat mirip dengan wilayah di Indonesia, Semuanya, baik orangnya, daerahnya, bangunannya, toko-tokonya sehingga kita akan merasa sedang di salah satu daerah di Indonesia. Yang membuat beda dan menyadarkan kita bahwa kita bukan di Indonesia hanyalah tulisan tulisan cacing/palawa di setiap tempat.
Sepanjang perjalanan para bule itu sibuk ngobrol membicarakan tempat tujuan dan aktivitas mereka nanti di Phuket dan Patong. Beberapa saat kemudian sopir memberhentikan mobil di sebuah trravel agent. Kami diminta turun disana dan menyerahkan tiket ke petugas travel agent di dalam. Ini merupakan trik mereka dan sudah merupakan SOP transportasi dari bandara ke tempat tujuan. Didalam kita akan ditawari penginapan dan berbagai macam jenis tour. Dan ternyata bule2 teman seperjalanan saya itu sudah jago dalam menolak dengan halus tawaran 2 itu. Saya sendiri karena ga gitu ahli jadi terlibat pembicaraan panjang dengan salah seorang petugas di sana karena dia terlihat ngotot menawarkan paket tournya . Namun karena harganya belum cocok akhirnya saya diperbolehkan kembali ke van dan kembali saya menjadi orang terakhir yang masuk ke van itu.
Tujuan saya di pantai Patong adalah Lamai Guesthouse yang sudah di booking dari Indonesia. Dan pada suatu tempat sopir menurunkan saya dan menunjuk sebuah gedung yang menurutnya adalah tempat penginapan saya itu. Ketika van sudah berangkat dan saya memasuki lobby hotel ternyata hotel itu bernama Lamai Apartment. Sama sama bernama Lamai tapi yang pasti itu bukan penginapan yang saya booking dan sudah bayar penuh itu. FO menunjukan saya tempat yang sebenarnya melalui peta yang ada di meja, dan itu cukup jauh. Diantara kebingungan si FO menawarkan saya untuk mengantarkan ke Lamai Guesthouse dan itu free.. ah tengkiu banget.
Di Lamai Guesthouse saya memesan sebuah single room untuk 2 hari. Saya cukup menyerahkan print voucher ke petugasnya dan kemudian dikasih konci kamar . Ketika memasuki kamarnya sedikit suprise karena merasa fasilitas yang disediakan Guesthouse ini setara dengan fasilitas kamar hotel. Ini penginapan terbagus selama perjalanan backpackeran saya. Dengan harga sewa ala backpakcer tapi mendapatkan kamar fasilitas hotel walau dengan ukuran single room. Jadi di kamar tersedia sebuah single bed, kamar lumayan lega,ada AC, TV kabel, DVD, lemari es, toilet bagus dan rapi ala hotel lengkap dengan shower air panas/dingin dan handuk bersih serta tebal. Great. Termasuk teras dengan kursi plastiknya, walau pemandangan di depan hanya bangunan ruko :)
Setelah beristirahat dan menata barang bawaan di kamar akhirnya saya keluar untuk memulai explorasi Patong beach ini, selain tujuan utama yang urgent saat ini adalah mencari makan.
Berpedoman peta saya menyusuri Jl. Rat u thit, di sepanjang jalan itu banyak terlihat penginapan dari jenis hotel sampai hostel, massage shop dengan menu Thai massagge yang terkenal itu, toko lukisan, restorant dan sebuah pasar rakyat bernama Patong market. Restaurant2 yang ada di sepanjang jalan itu terlihat sangat mewah bagi saya dan pasti bukan diperuntukan untuk seorang backpacker . Ada juga beberapa gerobak yang menjual berbagai makanan yang ditusuk seperti sate, bakso, bakpao dll, cuman saya masih ragu untuk mencobanya karena takut dengan kandungan makanannya yang kemungkinan besar bercampur dengan pork, dan menu pork ini memang mudah ditemukan dimana2 disini.
Akhirnya kaki saya menyentuh juga pantai patong yang terkenal itu, hari sudah mulai meredup, matahari sudah mulai surut ke peraduannya, dan pantai patong pun mulai gelap, saya kembali menyusuri beach road mencari tempat untuk mengganjel perut, sasaran saya warung india, karena menurut saya disana pasti punya menu halal. Terlihat ada Mc D disana, selintas terlihat harga yang terpampang antara 150 -250 bath. Mmm sekitaran 60 rb sekali makan... ah cari yang lebih hemat lagi ah, sapa tau ada, saat ini belum rela ngeluarin bath segitu untuk sekali makan hehe....
Ternyata sepanjang beach road itu ga ada ketemu warung makan, yang ada hanya restaurant2 besar.
Akhirnya langkah saya berhenti di sebuah persimpangan, salah satu jalannya terlihat ramai karena kendaraan ternyata tidak boleh melewatinya. Dentuman musik terdengar di ujung jalan menarik hati untuk menyusurinya. Dan di sepanjang jalan tersebut terlihat pub pub dan night club yang berlomba lomba menarik pengunjung. Gemerlap lampu, dentuman musik dan wanita2 yang menari diatas meja terlihat di sepanjang jalan. Banyak bule2 yang berjalan dan nongkrong di pub pub tersebut, sebagian diantaranya juga terlihat mengabadikan keramaian itu dengan kameranya. Melihat itu saya juga ikut2 an mengeluarkan kamera untuk mengambil beberapa foto keramaian itu, tapi bukan penari dan pubnya lo, cuman jalannya aja, takut nanti disamperin hehe...
Jalan ini bernama Bangla Road, dan keramaian ini hanya terjadi pada malam hari, kalau siang hari jalan ini sama saja dengan jalan2 lainnya di Patong. Sepanjang jalan juga dipenuhi wanita2 yang menjual berbagai bentuk permainan sedangkan para prianya sibuk menawari para turis untuk masuk ke club/pub untuk melihat pertunjukan khusus, dan anehnya 2 kali saya bolak balik di jalan itu tak seorangpun pria dan wanita itu menawari saya dagangannya. Ini pasti dikarenakan tampang saya yang melayu sehingga dianggap sebagai penduduk lokal.
Akhirnya di ujung jalan bangla tersebut terlihatlah sebuah mall yang kalau ukuran Jakarta termasuk mall kelas menengah alias kecil aja. Tapi terlihat orang ramai memasukinya. Saya pun melangkahkan kaki kedalam dengan harapan ada semacam food court disana. Dan harapan saya terkabul, di lantai dasar bersebelahan dengan lantai penjual kerajinan tangan atau oleh-oleh bertemulah sebuah food court. Sistem disana beli dulu kartu yang kita isi dengan nominal tertentu di kasir, barulah nanti kita membeli berbagai macam makanan di area itu yang terdiri dari beberapa kaunter dengan menggesekan kartu. Bila kartu masih ada isinya akan dikembalikan ke kita kalau dah habis makan si penjual akan menyimpannya. Disana terlihat ada makanan India, Thailand semacam bakso, tom yum dll. Ada juga mi goreng dengan berbagai macam lauk. Disana ada 2 kaunter yang bertuliskan huruf arab halal untuk pengunjung yang muslim.
Saya mencoba pesan sepiring risol thailand dan telur dadar ala thailand, Risolnya berisi sayur2 an di temani dengan secuil saus manis dan saus pedas (tapi ga pedes ). Sedangkan telor dadarnya berupa telor dadar biasa yang dicampur dengan cacahan wortel. Semua seharga 80 bath ditambah 15 bath untuk air botolan. Yap itulah sarapan pertama di Phuket.
Direncanakan harus sampai di bandara setidaknya jam 9 pagi dikarenakan penerbangan saya ada pada jam 11.20 WIB. Butuh waktu kurang lebih 2 jam menuju bandara dengan bus Damri. Jadi setidaknya jam 7 saya harus sudah berangkat dari pool damri.
Perjalanan dengan Damri berjalan lancar dengan situasi jalan yang sedikit ngantri khas trafik pagi. Sesuai rencana jam 9 tepat saya menjejakan kaki di terminal 2 bandara Soekarno Hatta. Plengak plengok dulu liat jadwal penerbangan dan nomor counter tempat check in untuk penerbangan menuju Phuket. Sebelum masuk ke ruangan check in saya turun dulu ke lantai kedatangan,soalnya waktu terakhir kesini sempat melihat ada banyak money changer di sana. Saya punya cukup waktu untuk mencek nilai tukar Bath dari setiap kounter yang saya datangin, dan akhirnya menukarkan rupiah saya pada sebuah kounter yang memberikan nilai tukar yang paling rasional. Tak banyak rupiah yang di tukar karena untuk perjalanan ini saya tidak mempunyai cukup dana berlebih.
Pertama masuk ke ruangan check in seperti biasa saya mencoba mencari kios kounter Air Asia untuk melakukan self check in. Tapi setelah sekian lama mencarinya dari ujung ke ujung tidak saya ketemukan benda tersebut dan akhirnya pasrah ikutan mengantri di kounter penerbangan itu. Di depan saya sudah ada puluhan orang dengan bagasinya yang segede gaban ikut mengantri, pasti butuh waktu lama untuk melakukan proses check in dengan segitu banyak bagasi.Saya berharap agar tidak telat aja sampai di depan kounternya. Sambil ngantri kepala saya tetap berputar melihat lihat suasana sekeliling terminal dan oh thank ternyata terlihat ada satu kios yang memang hanya "satu-satunya" di sana dengan dua orang petugas sedang melayani mencetakan boarding pass calon penumpang yang mengerubuti mereka. Letaknya berada persis di belakang antrian kounter . Cuman tadi memang tidak terlihat karena ketutupan dengan orang-orang yang mengerubunginya. Saya pun segera keluar dari antrian dan segera ikut ke antrian self check in itu. Tindakan saya juga diikuti oleh beberapa orang yang juga tidak membawa bagasi sehingga semakin banyaklah antrian untuk self check in ini sehingga membuat petugas turun tangan untuk mengatur antrian supaya tidak saling mendahului, tertib dan tidak mengganggu arus lalu lintas penumpang di depan kounter itu.
Setelah mendapatkan boarding pas segera saya mencari loket bebas fiskal. Cukup tunjukan paspor, boarding pass dan foto kopian NPWP petugasnya langsung memberi cap bebas fiskal di boarding pass. Sehabis dari sana sempatkan dulu untuk mengisi kartu imigrasi di bangku yang tersedia. Urusan dengan imigrasi berjalan lancar dan belum ada antrian panjang, dari sana segera mencari gate keberangkatan, setelah dapat saya tidak langsung masuk tapi duduk dulu di bangku selasar dan mulai mengeluarkan bekel roti dari rumah, lumayan untuk ganjel perut karena masih ada 3 sampai 4 jam lagi ke depan sebelum sampai di Phuket. Saat menikmati breakfast pagi itu datang seorang bule yang ikutan gabung duduk dan juga mengeluarkan bekal nya. Sepotong roti dan sebotol minuman. Kami menikmati bekal masing masing dalam diam, larut dalam pikiran masing-masing, terlihat di tangannya sebuah tiket dengan logo Singapore Airlines.
Kelar nyarap dan ngabisin air di botol saya segera menuju tempat pemeriksaan terakhir, dimana semua cairan yang lebih dari 100 ml tidak diperbolehkan dibawa. Saya berulang kali mencek gate yang harus di masuki, takut salah gate seperti perjalanan terakhir .
Lewat 10 menit dari waktu boarding yang ditetapkan baru terlihat pesawat yang akan mengangkut kami menuju Phuket terlihat mendekati garbarata, si burung merah itu baru saja mendarat. Beberapa saat kemudian petugas meneriakan perintah untuk para pemegang Hot Seat supaya lebih dahulu memasuki lorong keberangkatan. Setelah itu baru disusul para penumpang lainnya memasuki pintu keberangkatan . Pesawat yang kami naiki ini adalah AirAsia thailand dengan kode FD, jadi kru pesawat semuanya adalah orang Thailand. Yang melayani kami kali ini adalah 2 orang pramugara yang terlihat melambai sekali dan seorang wanita. Pengumuman di umumkan dalam 3 bahasa yaitu bahasa Thailand, Inggris dan Indonesia. Kali ini saya dapat kursi yang bukan window seat. Disamping saya duduk sepasang penumpang Indonesia, sepertinya mereka sedang dalam perjalanan untuk honeymoon. Males jadi kambing cengok disana ketika pesawat sudah terbang beberapa saat saya segera pindah ke sebuah window seat yang ada di belakang. Untuk penerbangan kali ini terlihat tidak semua seat terisi.
Penerbangan memakan waktu 2 jam 40 menit. Beberapa saat sebelum mendarat pesawat melintasi beberapa pulau yang terlihat menarik dari ketinggian.Saya gak tahu nama-nama pulau tersebut.
Pesawat mendarat dengan smooth dan parkir disalah satu sisi terminal. Disisi lain terlihat beberapa pesawat ukuran kecil berpenumpang 4 atau 6 orang. Mungkin pesawat pribadi atau pesawat reguler untuk penerbangan ke pulau-pulau lainnya disekitaran laut Andaman ini.
Penumpang segera keluar dari pesawat dan kemudian mengantri di depat loket imigrasi. Jalur loket dibagi dua, ada loket biasa dan ada jalur untuk visitor yang membawa keluarga dan anak-anak. Lumayan lama ngantri disana. Setiap orang yang diperiksa paspornya harus berdiri di depan sebuah kamera yang terletak di depan loket, mungkin maksudnya untuk di foto dan dicocokan wajahnya dengan foto di paspor.
Ketika lepas dari pemeriksaan imigrasi para penumpang segera mengambil bagasinya dan sewaktu keluar tidak lupa mengambil brosur2 yang beberapa diantaranya sudah tersedia dalam bentuk kantong yang berisi beberapa macam brosur. Begitupun saya setelah menyambar beberapa brosur kemudian mendekati sebuah booth kartu perdana yang tampak rame dikerubuti para penumpang yang kebanyakan dari Indonesia. Ternyata provider kartu tersebut sedang membagikan kartu perdana gratis kepada setiap penumpang yang berminat, promosinya dengan kartu itu kita akan lebih hemat biaya kalau mau melakukan pembicaraan ke negara asal, begitu juga bila mau sms-an. Nama providernya adalah TRUE. Namun kartu perdana ini belum berisi pulsa, jadi harus di top up dulu kalau mau dipake. Kalau mau isi disana kita bisa top up dengan harga minimal 100 bath, tapi kalau mau top up di tempat lain yaitu disemua jaringan 7 eleven maka minimum top up nya adalah 300 bath, tentu saja saya milih top up di both ini. Kami di layani beberapa SPG dan dua orang SPB yang cara berbicaranya agak melambai juga :)
Kelar dari sana ruang kedatangan telah sepi karena saya penumpang terakhir yang baru selesai dengan urusan kartu-kartu an ini. Phuket International Airport memang tidak begitu besar seperti Soeta Airport, ya mirip2 airport2 di daerah lah. Jadi ramenya hanya ketika ada kedatangan penerbangan. Sekeluar dari terminal seperti petunjuk dari milis milis yang saya baca maka saya segera berbelok arah kanan dari pintu keluar untuk mendapatkan loket taximeter. Benar saja di sana ada semacam loket dengan tulisan besar di depan mejanya menginformasikan biaya pesan kendaraan ke tempat tujuan.
Yang tertulis kira2 sbb :
Taxi 600 bath,
Van Patong 150 bath
Karon 200 Bath
Phuket Town 100 Bath
dll.
Saya memesan pemberangkatan dengan van dan membayar sebanyak 150 bath. Si petugas memberikan secarik kertas sebagai tiket dan mempersilahkan saya untuk menunggu di ujung terminal dimana tampak jejeran beberapa mobil van parkir di depan sebuah kantor cabang Bank Thailand.
Walaupun van sudah tersedia namun karena penumpang belum mencukupi 10 orang sesuai dengan kapasitas kursinya maka kita harus menunggu di luar sambil berdiri ( memang ga disediakan kursi buat menunggu disana, cuman tersedia semacam pagar untuk nyender doang ). Cukup lama saya disana karena pas saya mesan ternyata saya merupakan penumpang terakhir yang datang sehingga sepertinya saya harus menunggu penumpang lainnya yang berasal dari penerbangan berikutnya yang akan mendarat.
Dari sini sudah mulai saya sadari bahwa perawakan orang Indonesia tidak bisa dibedakan langsung dengan orang Thailand, kecuali dengan bahasanya. Beberapa calo pertama kali mencoba menyapa dengan bahasa Thai, tapi karena melihat saya bengang bengong akhirnya ketahuan kalau saya bukan orang Thai. Calo2 disana juga membawa karton bertuliskan harga2 taxi mereka, rata2 menawarkan 600 bath, tapi sebenarnya ini bisa ditawar, kecuali yang van ini, harga untuk van sudah fix 150 bath, bahkan kalau tujuannya lebih jauh biaya bisa bertambah. Namun kalau menggunakan van ini kita harus menunggu ke 10 seat terisi penuh dulu baru bisa jalan dan diantar langsung ke hotel atau rumah masing2.
Selain taxi dan van pilihan transportasi lainnya bisa menggunakan bus bandara dengan tujuan Phuket town, nanti kita akan diturunkan di terminal bis. Biayanya hanya 85 bath. Dari sana bisa menaiki bis lainnya sesuai tujuan kita. Saya sendiri tujuannya adalah pantai Patong.
Di phuket sendiri banyak sekali pantai pantai yang menjadi spot wisata. Pantai - pantainya terkenal indah dan didukung infrastruktur yang bagus. Hotel dan hostel bertaburan di sepanjang pantai. Pantai-Pantai yang terkenal itu selain Patong Beach sebagai pusat turisme yang happening, antara lain ada pantai Kemala, Pantai karon, Pantai Kata, Pantai Rawai, Pantai Chalong. dll
Setelah lama menunggu sampai pegal berdiri akhirnya van kami pun berangkat, isinya satu orang melayu alias saya sendiri, satu orang thai ( dua orang sama sopir), dan sisanya bule2 dari berbagai negara.
Sepanjang perjalanan saya melihat daerah Phuket ini sangat mirip dengan wilayah di Indonesia, Semuanya, baik orangnya, daerahnya, bangunannya, toko-tokonya sehingga kita akan merasa sedang di salah satu daerah di Indonesia. Yang membuat beda dan menyadarkan kita bahwa kita bukan di Indonesia hanyalah tulisan tulisan cacing/palawa di setiap tempat.
Sepanjang perjalanan para bule itu sibuk ngobrol membicarakan tempat tujuan dan aktivitas mereka nanti di Phuket dan Patong. Beberapa saat kemudian sopir memberhentikan mobil di sebuah trravel agent. Kami diminta turun disana dan menyerahkan tiket ke petugas travel agent di dalam. Ini merupakan trik mereka dan sudah merupakan SOP transportasi dari bandara ke tempat tujuan. Didalam kita akan ditawari penginapan dan berbagai macam jenis tour. Dan ternyata bule2 teman seperjalanan saya itu sudah jago dalam menolak dengan halus tawaran 2 itu. Saya sendiri karena ga gitu ahli jadi terlibat pembicaraan panjang dengan salah seorang petugas di sana karena dia terlihat ngotot menawarkan paket tournya . Namun karena harganya belum cocok akhirnya saya diperbolehkan kembali ke van dan kembali saya menjadi orang terakhir yang masuk ke van itu.
Tujuan saya di pantai Patong adalah Lamai Guesthouse yang sudah di booking dari Indonesia. Dan pada suatu tempat sopir menurunkan saya dan menunjuk sebuah gedung yang menurutnya adalah tempat penginapan saya itu. Ketika van sudah berangkat dan saya memasuki lobby hotel ternyata hotel itu bernama Lamai Apartment. Sama sama bernama Lamai tapi yang pasti itu bukan penginapan yang saya booking dan sudah bayar penuh itu. FO menunjukan saya tempat yang sebenarnya melalui peta yang ada di meja, dan itu cukup jauh. Diantara kebingungan si FO menawarkan saya untuk mengantarkan ke Lamai Guesthouse dan itu free.. ah tengkiu banget.
Di Lamai Guesthouse saya memesan sebuah single room untuk 2 hari. Saya cukup menyerahkan print voucher ke petugasnya dan kemudian dikasih konci kamar . Ketika memasuki kamarnya sedikit suprise karena merasa fasilitas yang disediakan Guesthouse ini setara dengan fasilitas kamar hotel. Ini penginapan terbagus selama perjalanan backpackeran saya. Dengan harga sewa ala backpakcer tapi mendapatkan kamar fasilitas hotel walau dengan ukuran single room. Jadi di kamar tersedia sebuah single bed, kamar lumayan lega,ada AC, TV kabel, DVD, lemari es, toilet bagus dan rapi ala hotel lengkap dengan shower air panas/dingin dan handuk bersih serta tebal. Great. Termasuk teras dengan kursi plastiknya, walau pemandangan di depan hanya bangunan ruko :)
Setelah beristirahat dan menata barang bawaan di kamar akhirnya saya keluar untuk memulai explorasi Patong beach ini, selain tujuan utama yang urgent saat ini adalah mencari makan.
Berpedoman peta saya menyusuri Jl. Rat u thit, di sepanjang jalan itu banyak terlihat penginapan dari jenis hotel sampai hostel, massage shop dengan menu Thai massagge yang terkenal itu, toko lukisan, restorant dan sebuah pasar rakyat bernama Patong market. Restaurant2 yang ada di sepanjang jalan itu terlihat sangat mewah bagi saya dan pasti bukan diperuntukan untuk seorang backpacker . Ada juga beberapa gerobak yang menjual berbagai makanan yang ditusuk seperti sate, bakso, bakpao dll, cuman saya masih ragu untuk mencobanya karena takut dengan kandungan makanannya yang kemungkinan besar bercampur dengan pork, dan menu pork ini memang mudah ditemukan dimana2 disini.
Akhirnya kaki saya menyentuh juga pantai patong yang terkenal itu, hari sudah mulai meredup, matahari sudah mulai surut ke peraduannya, dan pantai patong pun mulai gelap, saya kembali menyusuri beach road mencari tempat untuk mengganjel perut, sasaran saya warung india, karena menurut saya disana pasti punya menu halal. Terlihat ada Mc D disana, selintas terlihat harga yang terpampang antara 150 -250 bath. Mmm sekitaran 60 rb sekali makan... ah cari yang lebih hemat lagi ah, sapa tau ada, saat ini belum rela ngeluarin bath segitu untuk sekali makan hehe....
Ternyata sepanjang beach road itu ga ada ketemu warung makan, yang ada hanya restaurant2 besar.
Akhirnya langkah saya berhenti di sebuah persimpangan, salah satu jalannya terlihat ramai karena kendaraan ternyata tidak boleh melewatinya. Dentuman musik terdengar di ujung jalan menarik hati untuk menyusurinya. Dan di sepanjang jalan tersebut terlihat pub pub dan night club yang berlomba lomba menarik pengunjung. Gemerlap lampu, dentuman musik dan wanita2 yang menari diatas meja terlihat di sepanjang jalan. Banyak bule2 yang berjalan dan nongkrong di pub pub tersebut, sebagian diantaranya juga terlihat mengabadikan keramaian itu dengan kameranya. Melihat itu saya juga ikut2 an mengeluarkan kamera untuk mengambil beberapa foto keramaian itu, tapi bukan penari dan pubnya lo, cuman jalannya aja, takut nanti disamperin hehe...
Jalan ini bernama Bangla Road, dan keramaian ini hanya terjadi pada malam hari, kalau siang hari jalan ini sama saja dengan jalan2 lainnya di Patong. Sepanjang jalan juga dipenuhi wanita2 yang menjual berbagai bentuk permainan sedangkan para prianya sibuk menawari para turis untuk masuk ke club/pub untuk melihat pertunjukan khusus, dan anehnya 2 kali saya bolak balik di jalan itu tak seorangpun pria dan wanita itu menawari saya dagangannya. Ini pasti dikarenakan tampang saya yang melayu sehingga dianggap sebagai penduduk lokal.
Akhirnya di ujung jalan bangla tersebut terlihatlah sebuah mall yang kalau ukuran Jakarta termasuk mall kelas menengah alias kecil aja. Tapi terlihat orang ramai memasukinya. Saya pun melangkahkan kaki kedalam dengan harapan ada semacam food court disana. Dan harapan saya terkabul, di lantai dasar bersebelahan dengan lantai penjual kerajinan tangan atau oleh-oleh bertemulah sebuah food court. Sistem disana beli dulu kartu yang kita isi dengan nominal tertentu di kasir, barulah nanti kita membeli berbagai macam makanan di area itu yang terdiri dari beberapa kaunter dengan menggesekan kartu. Bila kartu masih ada isinya akan dikembalikan ke kita kalau dah habis makan si penjual akan menyimpannya. Disana terlihat ada makanan India, Thailand semacam bakso, tom yum dll. Ada juga mi goreng dengan berbagai macam lauk. Disana ada 2 kaunter yang bertuliskan huruf arab halal untuk pengunjung yang muslim.
Saya mencoba pesan sepiring risol thailand dan telur dadar ala thailand, Risolnya berisi sayur2 an di temani dengan secuil saus manis dan saus pedas (tapi ga pedes ). Sedangkan telor dadarnya berupa telor dadar biasa yang dicampur dengan cacahan wortel. Semua seharga 80 bath ditambah 15 bath untuk air botolan. Yap itulah sarapan pertama di Phuket.
mantap ..... thanks dah sharing ... tahun depan aku ke phuket hahahaha
BalasHapustks sharingnya, abis lebaran aku ke phuket. rate lamai hotel berapa ya...
BalasHapuswah ternyata selain pinter dalam merencanakan perjalanan (mungkin krn hoby yach) ternyata sharing experience sangat naratif....salut...boleh tau uda kemana aja???bisa ga kasih referensi utk jalan2 ke Bali (mana saja yg harus dikunjungi utk pertama kali)???thanks banget yach atas rekomendasinya ke budimanto99@yahoo.com
BalasHapuslamai punya 4 hotel, yaitu lamai hotel, lamai inn, lamai apartment dan lamai guest house, masing2 beda ratenya, untuk lamai GH publish ratenya 500 bath, tapi kemaren saya dapat 300 bath :)
BalasHapusluar biasa............
BalasHapusklo ke bali, tempat yg asyik banyak banget. aku tahun lalu di Bali nyewa motor utk transportasi bareng misua, tujuannya ngelilingi bali timur, nyusuri pantai mulai sanur, padang bai ampe Amed. nginap disana baru lanjut ke pura Besakih dan Ubud. Tks juga utk info Phuketnya. Have a nice trip
BalasHapus