Sesampai di terminal akhir cable car kita dah sampai langsung di kawasan Ngong Ping 360, sekeluarnya dari terminal itu kami langsung ketemu Ngongping Village, sebuah tempat dengan tema desa China dimana disana bertebaran resto dan tempat shopping. Disana ada venue bernama Walking with Budha , sebuah pertunjukan multi media yang menceritakan perjalanan Siddhartha Gautama dari lelaki biasa menjadi Budha. Trus ada Monkey tale theatre yang mempertunjukan secara charming dan comical cerita yang terinspirasi dari cerita terkenal jataka budha.
Disana kami hanya liat2, masuk satu dua toko tapi ga jadi beli apa2, kemudian turun hujan sebentar dan kita neduh di depan toilet...............
Keluar dari Ngongping Village kami menuju Tian Tan Budha, patung budha besar yang merupakan pusat utama Budhisme di Hongkong. Jalanan menuju kesana dihiasi patung2 China (ga ngerti juga itu patung dewa atau pahlawan2 ) di sisi kiri dan kanan jalan, satu dua juga terlihat tenda-tenda yang menjual souvenir. Untuk menuju Tian Tan Budha seperti biasa kita harus menaiki ratusan anak tangga untuk mencapainya. Sesampai diatas kembali kita foto2 dan menikmati hijaunya hutan Hongkong. Ternyata Hongkong bukan hanya berisi hutan beton tapi juga ada hutan beneran. Suatu hal yang mengagumkan juga bagaimana hongkong dengan tanahnya yang terbatas masih bisa mengatur perkembangan kota sehingga tidak mengekspansi hutan dan spot-spot budaya mereka dengan jalan memelihara sekaligus menjadikannya sebagai sumber uang untuk perputaran ekonomi. Yap enggak harus menebang hutan dan menghancurkan bangunan tua untuk mendapatkan uang, dengan memeliharanyapun bisa dapat uang.
Puas mejeng diatas kamipun turun kembali dan sekarang saatnya untuk mengunjungi Po Lin Monastery, alias biara Po Lin, di belakang biara tersebut terdapat restaurant vegetarian. Jadi setelah puas melihat2 biara kami sempatkan ke restauran tsb karena perut yang sudah minta diisi. Liat2 menu yang murah meriah dapatlah sepiring mie tepung beras. Sekilas seperti mihun goreng dan soal rasa ya gitu deh hehe...pada ga gitu cocok alias ga pada diabisin,apalagi seorang teman yang tadinya dengan semangat ngasih saos sambel ke dalam mi ee...malah rasanya jadi asem..( saya sendiri atas nama menjaga fisik tetap kuat akhirnya menghabiskan mienya selain yang udah di kasih saus sambel....)
Puas di Ngong Ping 360 kami segera kembali ke Tung Chung untuk melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya. Kali ini kita naik bus untuk turun dengan bus bernomor 23 dengan harga tiket kalo ga salah HKD27 (pakai octopus card soale) yang melewati jalan turun berbelok-belok persis seperti waktu naik bus yang dari the Peak kemaren dan kami diantar menuju terminal akhir Tung Chung.
Tujuan kami selanjutya adalah Disneyland.................
Dari stasiun Tung Chung kami naik MTR menuju Sunny Bay, dari sana ambil lagi MTR yang menuju Disneyland station. Pas yang dari Sunny bay MTR yang menuju Disney terlihat beda dari yang biasanya, jendela2 MTR nya berbentuk Mickey Mouse, trus didalamnya tempat duduk penumpang juga seperti sofa di rumah yang ada belokannya hehe... selain itu pegangannya juga berbentuk mickey. Di setiap pojokan terdapat patung2 ikon dari Disney seperti patung donal duck, mickey, mini, gufi, pluto dan laennya.
Stasiun Disney memang khusus dibuat untuk penumpang calon pengunjung taman tersebut sehingga ketika MTR tiba distasiun kita langsung berada di dalam kawasan Disney. Setelah melewati gerbangnya ada jalan yang panjang menuju tempat penjualan tiket untuk masuk ke Disneyland, harga tiket HKD350.
Selepas dari Disneyland hari sudah malam, bergegas kami naik MTR lagi langsung menuju stasiun Central di Hongkong Island. Misi kami malam ini adalah mencari rumah makan Indonesia yang menurut infonya ada di sekitaran Victoria Park atau Wan Chai. Kami sudah dalam kondisi lapar masakan rumah yang akut. Ada teman yang sudah ga makan dari siang demi menyongsong masakan Indonesia apapun yang dapat di kunjungi. Kami sudah ga konek lagi dengan makanan yang biasa kami makan dari kemaren. Dari Central kami naik tram dan bayar HKD2 , selama perjalanan mata kami melototin semua toko yang bisa terlihat dari dalam tram, penumpang tram naik dan turun selama perjalanan kecuali kami. dan akhirnya ketika tram sampai ke perhentian terakhir restauran Indonesia yang dicari ga ketemu juga. Dengan bingung kami turun dari tram dan coba cari petunjuk dimana posisi kami sekarang. Bengang bengong beberapa lama di nowhere place itu akhirnya kembali tanya ke supir tram apakah tram mereka melewati wan chai dn dijawab iya, ya udah dengan setengah pesimis untuk dapat menemukan restauran Indo kami kembali naik tram dan kembali melototi keramaian jalan-jalan Hongkong yang dipenuhi toko2. Kembali saya ngakur ngakurin jalan yang ditempuh dengan gambar di peta. Tempat nya dah keliatan di peta tapi kok ga keliatan ya dari jalan? Beberapa saat kemudian salah seorang teman berteriak apakah restauran di maksud dekat dengan sebuah plaza terkenal dan saya jawab iya. Akhirnya kamipun turun di depan plaza Sogo tersebut dan sesaat kemudian restauran itupun terlihat dari kejauhan. Horeeee akhirnya ketemu nasi dan sambal balado lagi.................
Nama restaurannya adalah Sedap Gurih. Restauran ini di kelola oleh seorang ibu dari Indonesia dibantu beberapa pelayan yang juga berasal dari Indonesia. Menu yang ditawarkan di sana 100% indonesia asli, soal rasanya pun asli seperti masakan di Indonesia , ga ada beda sedikitpun. Ada menu ketoprak, telur dan kentang balado, pecel lele, rendang, rawon, ikan goreng dan ikan teri plus kacang goreng. Cumaaaaaan........... soal harga memang maknyus untuk ukuran backpacker ini hehe.......... harga disana untuk satu porsi lauk tidak termasuk nasi paling murah HKD50 alias sekitar 60 ribu, belum kalau pesan air "rasa-rasa", sayur, nasi tambah dll.. saya sendiri akhirnya pilih menu pecel ikan (yang termasuk murah dan juga dah ada sayurannya) plus air putih (yang ini gratis hehe...). Dan memang saat itu kami merasa berada di food heaven....dan baru menyadari bahwa betapa nikmatnya terong balado itu padahal sewaktu di tanah air menu tersebut jarang2 kami lirik....
Disana kami juga ketemu serombongan bapak2 dan ibu2 Indonesia yang sepertinya merupakan rombongan pejabat yang lagi "studi banding" ikut makan disana. Kami memandang iri melihat menu makanan mereka yang berlimpah dan sebagian malah ga diabisin sedangkan kita sendiri..............(halah lupakan...hahaha........)
Perut kenyang , mata mengantuk, kaki pegel, badan remek, finally kita tertatih-tatih mencari stasiun MTR terdekat untuk kembali pulang menuju hostel. Tidak lupa kami mampir di Warung Chandra yang menjual keperluan dan makanan sehari2 produk Indonesia. Saya beli sebungkus Indomie goreng dan sekotak coffe mix disana. Sayang pemilik toko Chandra yang juga orang Indonesia ga terima uang koin Hongkong, padahal kita punya banyak nih hasil dari kembalian belanja.
Memang paling sebal ketemu pejabat2 yg lagi "studi banding" di LN. Mereka enak2 makan dan tinggal di hotel berbintang dgn uang kita, sedangkan kita sbg pembayar pajak kudu hemat dan tidur di emperan.
BalasHapusAyo cobain jalan setapak NgongPing360, bagus utk mengetes stamina dan kesabaran :)
haha...kapan2 yok dicoba traking di Hongkong....
BalasHapus