Jumat, 26 Maret 2010
Kamis, 25 Maret 2010
Lost in Singapore 3
Day 2
Pas bangun keesokan harinya masih ga ngeh kalo jam disini lebih cepat 1 jam, sehigga saya rada heran kok jam 6 di luaran masih gelap baget. Jadilah pagi itu ngenet dulu sambil nungguin breakfast buka. Saya nge net nyari2 lokasi pemberangkatan bus dari Sing ke KL yang deket dari penginapan plus ongkosnya, trus juga nyari lokasi penginapan nantinya di KL sana. Hasil searching dapatlah lokasi pemberangkatan bus yang deket ada di daerah Golden Mile di Beach Road, ini gak terlalu jauh dari daerah Arab St sini, bisa jalan kaki. Trus search penginapan di KL dapatlah lokasi di daerah Bukit Bintang, disana pusat turisme dan terdapat banyak sekali penginapan dari kelas bintang tujuh sampai yang kelas minus tujuh. Saya sengaja ga book dulu via internet karna mo survei lebih dahulu, karena ada temen milis bilang foto penginapan yang ada di internet kadang bisa beda ama aslinya. Jadi biar ga kecewa ntar saya survey aja disana dan tidak khawatir bakalan ga dapat secara disana buanyak banget penginapannya. Inceran saya yaitu jalan tengkat tong shin di daerah Bukit Bintang.
Setelah breakfast, mandi dan sempat chit chat dengan sekelompok cewek Indo ABG yang juga lagi traveling di Sing sebentar kemudian saya segera berkemas untuk chek out dari hotel. Hari ini saya berencana mau book bis ke KL kemudian mengunjungi China Garden dan MacRithie Resorvoir. Terus terang saya kurang suka dengan wisata belanja dan lebih suka dengan wisata alam, jadi jauh-jauh kesini ya tetep aja saya nyari wisata alamnya.
Setelah mengembalikan handuk, selimut dan kunci si mba yang jaga mengembalikan uang deposit kemaren sebesar $10 dan saya segera meluncur menuju Golden Mile dengan peta singapore di tangan ( ini pemandangan biasa di sing : banyak orang yang bawa bag besar di punggung dan peta ditangan sambil kepala plengak plongok melihat kesekelilingnya ).
Saya melewati kampung Glam dan juga mesjid Hajjah Fatimah, kemudian setelah melewati jembatan penyeberangan terlihatlah jejeran biro travel dengan bis bis nya yang bagus di pelataran Golden Mile Complex itu. Saya memasuki sebuah travel biro yang sedang direnovasi dan memperhatikan seorang calon penumpang yang sedang book bis dengan CC nya, Mhh... harga yang tertera adalah $30, harga yang reasonable bagi saya karena sebelumnya di internet saya liat rata2 tarif bus semacam nice dan orange bus adalah sekitaran $70, sepertinya bis yang ditawarkan ini yang kelas menengahnya. Beberapa saat kemudian saya di sapa sama CC nya dan saya segera ikutan book tiket untuk pemberangkatan jam 10 malam dan diberitahu bahwa nanti bis akan berhenti di Puduraya jam 4.30 dini hari.
Setelah breakfast, mandi dan sempat chit chat dengan sekelompok cewek Indo ABG yang juga lagi traveling di Sing sebentar kemudian saya segera berkemas untuk chek out dari hotel. Hari ini saya berencana mau book bis ke KL kemudian mengunjungi China Garden dan MacRithie Resorvoir. Terus terang saya kurang suka dengan wisata belanja dan lebih suka dengan wisata alam, jadi jauh-jauh kesini ya tetep aja saya nyari wisata alamnya.
Setelah mengembalikan handuk, selimut dan kunci si mba yang jaga mengembalikan uang deposit kemaren sebesar $10 dan saya segera meluncur menuju Golden Mile dengan peta singapore di tangan ( ini pemandangan biasa di sing : banyak orang yang bawa bag besar di punggung dan peta ditangan sambil kepala plengak plongok melihat kesekelilingnya ).
Saya melewati kampung Glam dan juga mesjid Hajjah Fatimah, kemudian setelah melewati jembatan penyeberangan terlihatlah jejeran biro travel dengan bis bis nya yang bagus di pelataran Golden Mile Complex itu. Saya memasuki sebuah travel biro yang sedang direnovasi dan memperhatikan seorang calon penumpang yang sedang book bis dengan CC nya, Mhh... harga yang tertera adalah $30, harga yang reasonable bagi saya karena sebelumnya di internet saya liat rata2 tarif bus semacam nice dan orange bus adalah sekitaran $70, sepertinya bis yang ditawarkan ini yang kelas menengahnya. Beberapa saat kemudian saya di sapa sama CC nya dan saya segera ikutan book tiket untuk pemberangkatan jam 10 malam dan diberitahu bahwa nanti bis akan berhenti di Puduraya jam 4.30 dini hari.
Untuk ke China Garden karena harus beberapa kali tuker bis untuk kesana akhirnya saya memilih naik MRT lagi yaitu di MRT Bugis, cukup jauh dari sana tapi dengan semangat jalan-jalan yang beneran jalan akhirnya saya sampai juga disana. Di MRT Bugis saya ambil tiket single trip di mesin tiketnya, pencet stasiun tujuan dan masukan 2 biji koin $1 dan tiketpun keluar. Senangnya ketika turun di stasiun MRT China Garden kita akan langsung dihadapkan dengan jalur yang menuju gerbang China Garden dan sepertinya stasiun MRT ini memang dibikin dalam rangka memudahkan pengunjung menuju China Garden ini.
China Garden satu area dengan Jepang Garden, tapi karena keterbatasan waktu saya ga sempat mengexplore yang Jepang nya. Di China garden sesuai dengan namanya merupakan sebentuk taman bernuansa China, disana bertebaran patung-patung tokoh2 dari negeri china termasuk berbagai macam pagoda dan replika kapal China, disana juga ada semacam tempat penangkaran turtle yang di sucikan, tapi ane waktu kesana ga liat turtle nya tuh, yang ada mah sekelompok anak2 TK yang lagi darmawisata disana. Disini ga perlu bayar kalau masuk dan terasa sekali nuansa tamannya alias ga banyak orang dan kita bisa leyeh2. Karena itu disini saya puas2in lagi buat fot-foto an disini sendirian mumpung ga banyak orang yang liat.
Sehabis dari sana saya langsung cabut ke stasin MRT China Garden dan kembali membeli tiket single trip menuju MRT Marymouth, karena berdasarkan info yang saya peroleh itu adalah MRT terdekat menuju MacRitchie Reservoir. Tiketnya seharga $2,30.
Hanya satu stasiun yang saya lewatin karena saya harus turun dan di MRT Jurong East dan menyambung dengan MRT jalur merah yang melewati Stasiun MRT Bishan, disana saya turun lagi dan sekali lagi harus menyambung train menuju stasiun MRT Marymouth.
Dan begitu keluar dari sta MRT, holaaaaa................. terbentanglah pemandangan deretan gedung2 rumah susun dan jalan jalan yang besar, cuma yang bikin bingung adalah ga ada seorangpun yang lalu lalang disana. No pedestrian jam segini, trotoar tampak lengang bahkan tukang sapupun ga ada, saya coba mencari papan petunjuk atau apapun bentuknya yang menunjukan arah menuju reservoir itu, ga ada satu pun. Yang ada hanya nama-nama jalan. Ada satu anak sekolah yang lagi nunggu temennya disana yang saya tanyain, dia cuman bilang sorry.
Waduh bagaimana ini, saya coba menyusuri jalan itu dan kembali mematut-matut peta yang dibawa tapi memang ga ada dijelaskan secara rinci tempat tersebut kecuali terlihat dekat dengan MRT Marymouth. Setelah berjalan sekitar 1 km ke arah utara, tiba2 saya merasa itu jalur yang salah dan kembali balik arah menuju stasiun lagi. Dari sana kemudian mencoba lagi menyusuri jalan yang menuju Upper apaaa gitu.... ketemu bangunan pemadam kebakaran, abis itu setelah 2 km berjalan baru ketemu sebuah halte dengan orang2 yang menunggu disana. Seseorang disana memberitahukan bahwa saya telah salah jalan dan harus kembali ke suatu simpang dimana saya memulai perjalanan tadi dan kemudian melanjutkannya ke arah timur. Lumayan panas siang itu dan keringatpun sudah bercucuran. Sambil jalan saya membuka bekal yang di bungkus dari penginapan tadi, soalnya selama perjalanan itu saya ga menemukan McD atau warung India dan semacamya.
Setelah berputar putar sekitar hampir 2 jaman akhirnya MacRitchie Reservoir itupun saya temukan, lega rasanya ketika melihat papan petunjuknya terpampang didepan saya. Disana ada sebuah danau yang lumayan besar, beberapa anak muda tampak sedang asik menenteng perahu untuk berkano ria, disana terlihat sepi soalnya memang bukan di akhir minggu, semilir angin dari hutan hujan akan menyapa kita disana. Disana juga terdapat tempat-tempat duduk untuk istirahat dan juga sebuah jalur yang dibuat dari susunan papan kayu yang biasanya digunakan untuk jogging. Selain itu disana juga ada trek untuk hiking menuju sebuah jembatan gantung dibagian lain reservoir itu yang berjarak sekitar 2-3 jam perjalanan dari sana. Saya cukup beristirahat disana sebentar menikmati suasananya plus mengambil beberapa foto.
China Garden satu area dengan Jepang Garden, tapi karena keterbatasan waktu saya ga sempat mengexplore yang Jepang nya. Di China garden sesuai dengan namanya merupakan sebentuk taman bernuansa China, disana bertebaran patung-patung tokoh2 dari negeri china termasuk berbagai macam pagoda dan replika kapal China, disana juga ada semacam tempat penangkaran turtle yang di sucikan, tapi ane waktu kesana ga liat turtle nya tuh, yang ada mah sekelompok anak2 TK yang lagi darmawisata disana. Disini ga perlu bayar kalau masuk dan terasa sekali nuansa tamannya alias ga banyak orang dan kita bisa leyeh2. Karena itu disini saya puas2in lagi buat fot-foto an disini sendirian mumpung ga banyak orang yang liat.
Sehabis dari sana saya langsung cabut ke stasin MRT China Garden dan kembali membeli tiket single trip menuju MRT Marymouth, karena berdasarkan info yang saya peroleh itu adalah MRT terdekat menuju MacRitchie Reservoir. Tiketnya seharga $2,30.
Hanya satu stasiun yang saya lewatin karena saya harus turun dan di MRT Jurong East dan menyambung dengan MRT jalur merah yang melewati Stasiun MRT Bishan, disana saya turun lagi dan sekali lagi harus menyambung train menuju stasiun MRT Marymouth.
Dan begitu keluar dari sta MRT, holaaaaa................. terbentanglah pemandangan deretan gedung2 rumah susun dan jalan jalan yang besar, cuma yang bikin bingung adalah ga ada seorangpun yang lalu lalang disana. No pedestrian jam segini, trotoar tampak lengang bahkan tukang sapupun ga ada, saya coba mencari papan petunjuk atau apapun bentuknya yang menunjukan arah menuju reservoir itu, ga ada satu pun. Yang ada hanya nama-nama jalan. Ada satu anak sekolah yang lagi nunggu temennya disana yang saya tanyain, dia cuman bilang sorry.
Waduh bagaimana ini, saya coba menyusuri jalan itu dan kembali mematut-matut peta yang dibawa tapi memang ga ada dijelaskan secara rinci tempat tersebut kecuali terlihat dekat dengan MRT Marymouth. Setelah berjalan sekitar 1 km ke arah utara, tiba2 saya merasa itu jalur yang salah dan kembali balik arah menuju stasiun lagi. Dari sana kemudian mencoba lagi menyusuri jalan yang menuju Upper apaaa gitu.... ketemu bangunan pemadam kebakaran, abis itu setelah 2 km berjalan baru ketemu sebuah halte dengan orang2 yang menunggu disana. Seseorang disana memberitahukan bahwa saya telah salah jalan dan harus kembali ke suatu simpang dimana saya memulai perjalanan tadi dan kemudian melanjutkannya ke arah timur. Lumayan panas siang itu dan keringatpun sudah bercucuran. Sambil jalan saya membuka bekal yang di bungkus dari penginapan tadi, soalnya selama perjalanan itu saya ga menemukan McD atau warung India dan semacamya.
Setelah berputar putar sekitar hampir 2 jaman akhirnya MacRitchie Reservoir itupun saya temukan, lega rasanya ketika melihat papan petunjuknya terpampang didepan saya. Disana ada sebuah danau yang lumayan besar, beberapa anak muda tampak sedang asik menenteng perahu untuk berkano ria, disana terlihat sepi soalnya memang bukan di akhir minggu, semilir angin dari hutan hujan akan menyapa kita disana. Disana juga terdapat tempat-tempat duduk untuk istirahat dan juga sebuah jalur yang dibuat dari susunan papan kayu yang biasanya digunakan untuk jogging. Selain itu disana juga ada trek untuk hiking menuju sebuah jembatan gantung dibagian lain reservoir itu yang berjarak sekitar 2-3 jam perjalanan dari sana. Saya cukup beristirahat disana sebentar menikmati suasananya plus mengambil beberapa foto.
Selasa, 23 Maret 2010
LOST IN SINGAPORE 2
Setiba di Changi Airport saya segera mengikuti arus penumpang yang berjalan keluar, beberapa saat kemudian bertemu dengan pintu imigrasi dimana banyak orang-orang terlihat antri. Saya memilih antrian dimana petugas imi nya seorang ibu2 ( siapa tau lebih lancar hehe...) dan benar saja ketika dia teriak " next !" saya pun segera menyerahkan pasor beserta formulir imigrasi yang sudah saya isi sewaktu di pesawat dengan jantung berdebar takut ditanya macam2. Si Ibu cuman melihat selintas ke wajah saya untuk mencocokan foto setelah itu langsung memberikan cap nya. Saya segera menyambut paspor yang disodorkan dan segera beranjak dari sana setelah bilang terima kasih dalam bahasa indonesia, eh dia juga balik bilang terima kasih dengan fasihnya. Fiuuh...
Sebuah jalan berjalan ( bukan tangga berjalan lo ) yang panjang mengantar para penumpang menuju pintu kedatangan. Disini sempat melihat seorang cewek dengan daypack nya keliatan celingak celinguk mencari jalan keluar dan bingung ketika melihat ada jalan keluar yang tanpa pemeriksaan dan ada satu lagi jalan keluar tapi kok ya penumpangnya pada di bongkar2 isi tasnya, dari gaya terlihat kebingungannya dan saya tau persis itu karena sama dengan gaya saya sekarang yang plangak plongok kebingungan dan kadang2 lama mlototin papan petunjuk melihat arah jalan hehe.... Saya mo ngasih tau tu cewek kalau kita tidak membawa barang-barang yang perlu di laporkan ya langsung saja memilih pintu yang tanpa pemeriksaan tapi rada sungkan, bisa saja tebakan saya salah atau dianggap SKSD, malah takut dianya. Saya langsung aja keluar, di depan pintu terlihat beberapa orang yang menjemput dengan kertas karton bertuliskan nama seseorang di dadanya dan beberapa sopir taksi.
Sesuai dengan petunjuk yang saya liat dan informasi yang saya terima dari teman-teman di milis saya langsung menuju lokasi skytrain untuk menuju terminal 2, dari sana baru bisa ketemu MRT yang akan membawa kepusat kota.
Setiba di stasiun MRT di terminal 2 kami ( saole bukan saya aja ternyata ) yang plengak plengok dan langsung ketauan kalau baru datang dari Kampung ini segera di tolong oleh seorang petugas bagaimana caranya membeli tiket MRT dengan menggunakan alat yang banyak berjejer disana. Dengan ramah si mbak itu yang langsung tau saya dari Indonesia dari tampang saya memberitahukan cara kerja alat tersebut dengan bahasa Malay campur English. OK, dengan modal kata tengkiu saya segera mendapatkan tiket dan dengan norak nya foto-foto sendiri di depan loket MRT untuk merayakan kedatangan saya di negeri asing ini ( ceilee....).
Di MRT di setiap pintu terpampang jelas rute stasiun yang akan kita lalui, disamping itu juga akan ada pemberitahuan bila kita akan mendekati setiap stasiun plus ada tulisan berjalan di dalamnya yang berisi nama stasiun untuk pemberhentian berikutnya. Dengan segala petunjuk itu dengan mudah saya bisa berhenti dan keluar dari stasiun MRT Bugis.
Nah dari sini dimulailah kebingungan itu, berdasarkan petunjuk yang saya dapat saya harus menyusuri Victoria Street untuk menuju ABC hostel, di depan saya segera terpampang tulisan victoria street di perempatan jalan itu. Disalah satu sisi jalan terlihat tulisan Bugis Market. Dalam anggapan saya bila ada plang nama jalan terpampang di depan kita maka itu menunjukan bahwa jalan dibelakang nama jalan itu adalah jalan yang diinformasikan. Maka saya segera menyusurinya. tapi lo kok malah masuk pasar, belum lagi disana sedang ada pembangunan yang membuat pedestrian harus memasuki lorong2 yang diapit oleh seng saja, tambah bingung aja. Trus kok ketemu Bugis Junction? wah ini pasti salah jalan. Abis itu saya muter2 lagi, capek muter akhirnya coba tanya ke seorang kakek-kakek penjual es, Eh si kakek cuman geleng2 bahkan tanpa menoleh ke saya. Wah selamat..... saya dah ketemu dengan karakter Singaporean nih..Ok ga papa, selanjutnya saya coba tanya kesepasang muda mudi yang lagi asik pacaran, eh di gratisin juga. Buset, akhirnya saya balik lagi ngiderin tu pasar Bugis, dan kembali ke stasiun MRT Bugis lagi. Dari sana saya coba tanya Raffles Hospital, siapa tau mereka lebih tau karena itu kan bangunan besar. Dan..... tetep ga ada yang tau. Akhirnya jalan lagi muter2 akhirnya ketemu si Raffles Hospital. Dan setelah itu ada titik cerah setelah bertanya-tanya kepada seorang ibu-ibu India di mana keberadaan jalan hostel yang saya booking itu berada. Berjalan 300 m lagi akhirnya hostel itu terlihat jelas.
Saya masuk dan tanpa banyak kata langsung nyerahin print-an bookingan, pertama siy saya nanya pake English, tapi si mbak resepsionisnya pas ngejawab saya nya malah ga ngerti haha.. akhirnya si mba ngomong pake bahasa Malay baru deh ane ngerti.
Jadi disana ada banyak macam2 kamar dan saya pilih yang dorm isi 6 bed seharga $18 semalam, trus kita akan mendapatkan satu kunci, satu selimut dan satu towel. Kemudian juga harus deposit $10 yang bisa kita ambil ketika check out. Ruangannya Ok lah sesuai dengan harganya, ada lokernya tapi ga ada gemboknya ya udah ga saya gunain. Dapat breakfast dengan roti selai dan free internet.
Setelah dapat kunci saya segera online dulu sebentar , bersih2 dan segera cabut untuk mengexplore Singapore. Bermodalkan peta yang disediakan di hostel saya melangkahkan kaki keluar. Tujuan pertama saya adalah cari makan dulu !
Saya memasuki Arab street dan suprise !!! disana ada restoran Padang, O My God ada juga restoran Pariaman wkwkw..... segeralah makan disana dan makan dengan telor dan gulai nangka cuman abis $2, murah banget..
Cuman kayaknya sore ini langit Singapore ga gitu bersahabat dengan saya. Sore itu Hujan deras !! Setengah jam bengong aja di emperan Arab St. Nyari2 payung ga ada yang jual. Akhirnya ketika ujan dah sedikit mereda saya nekad jalan menyusuri Kampung Glam, melintasi Mesjid Sultan dan masuk ke Bugis Market. Disana ada penawaran menarik gantungan kunci 18 biji seharga $10. Beli.
Dari sana rutenya adalah sbb :
- Kuil Sri Krisnan
- Goddes of mercy
Nyasar lagi di Bencoolen St bolak balik disana nanya2 ama orang, ada yang ngasih info tapi salah ada juga yang ngasih info tapi cuman sepotong, setelah jadi anak hilang di princeen street beberapa lama akhirnya ketemu jalurnya lagi,
- National Museum
- Singapore management University
- Raffles Hotel
- Sigapore Flyer
- Esplanade
- Merlion Park
- The Fullerton
Sampai disini hari udah gelap, Singaporean pada dah pulang kantor dan saya trus menyusuri Raffles Quay, udah mulai jarang ketemu orang selama perjalanan. Sekarang tujuannya adalah ke Stasiun Kereta di Tanjong Pagar untuk memesan tiket menuju KL buat besok malam.
Setelah gempor menyusuri Shenton Way akhirnya ketemu Keppel Road, dah makin dekat nih. Setelah 2 sampai 3 kali nanya lagi ( kali ini sama Singaporean kantoran yang sangat informatif sekali dan.. juga pada modis ) sampailah saya di Tanjong Pagar setelah nyasar ke gudang barang milik orang disebelahnya ( terang aja di teriakin )hehe........
Dan keterangan pak cik di kaunter kereta bikin saya terduduk lemes, katanya sampai tgl 21 besok alias sampai hari minggu kereta dah full book.
Akhinya setelah foto-foto tu stasiun saya segera mencari stasiun MRT terdekat untuk kembali ke penginapan secara jam udah menunjukan jam 9 malam. Tanya2 lagi ketemu MRT Tanjung Pagar dan segera meluncur ke MRT Bugis balik ke hostel. Sampai disana mandi trus cari2 info lewat internet alternatif transport menuju KL.
Sebuah jalan berjalan ( bukan tangga berjalan lo ) yang panjang mengantar para penumpang menuju pintu kedatangan. Disini sempat melihat seorang cewek dengan daypack nya keliatan celingak celinguk mencari jalan keluar dan bingung ketika melihat ada jalan keluar yang tanpa pemeriksaan dan ada satu lagi jalan keluar tapi kok ya penumpangnya pada di bongkar2 isi tasnya, dari gaya terlihat kebingungannya dan saya tau persis itu karena sama dengan gaya saya sekarang yang plangak plongok kebingungan dan kadang2 lama mlototin papan petunjuk melihat arah jalan hehe.... Saya mo ngasih tau tu cewek kalau kita tidak membawa barang-barang yang perlu di laporkan ya langsung saja memilih pintu yang tanpa pemeriksaan tapi rada sungkan, bisa saja tebakan saya salah atau dianggap SKSD, malah takut dianya. Saya langsung aja keluar, di depan pintu terlihat beberapa orang yang menjemput dengan kertas karton bertuliskan nama seseorang di dadanya dan beberapa sopir taksi.
Sesuai dengan petunjuk yang saya liat dan informasi yang saya terima dari teman-teman di milis saya langsung menuju lokasi skytrain untuk menuju terminal 2, dari sana baru bisa ketemu MRT yang akan membawa kepusat kota.
Setiba di stasiun MRT di terminal 2 kami ( saole bukan saya aja ternyata ) yang plengak plengok dan langsung ketauan kalau baru datang dari Kampung ini segera di tolong oleh seorang petugas bagaimana caranya membeli tiket MRT dengan menggunakan alat yang banyak berjejer disana. Dengan ramah si mbak itu yang langsung tau saya dari Indonesia dari tampang saya memberitahukan cara kerja alat tersebut dengan bahasa Malay campur English. OK, dengan modal kata tengkiu saya segera mendapatkan tiket dan dengan norak nya foto-foto sendiri di depan loket MRT untuk merayakan kedatangan saya di negeri asing ini ( ceilee....).
Di MRT di setiap pintu terpampang jelas rute stasiun yang akan kita lalui, disamping itu juga akan ada pemberitahuan bila kita akan mendekati setiap stasiun plus ada tulisan berjalan di dalamnya yang berisi nama stasiun untuk pemberhentian berikutnya. Dengan segala petunjuk itu dengan mudah saya bisa berhenti dan keluar dari stasiun MRT Bugis.
Nah dari sini dimulailah kebingungan itu, berdasarkan petunjuk yang saya dapat saya harus menyusuri Victoria Street untuk menuju ABC hostel, di depan saya segera terpampang tulisan victoria street di perempatan jalan itu. Disalah satu sisi jalan terlihat tulisan Bugis Market. Dalam anggapan saya bila ada plang nama jalan terpampang di depan kita maka itu menunjukan bahwa jalan dibelakang nama jalan itu adalah jalan yang diinformasikan. Maka saya segera menyusurinya. tapi lo kok malah masuk pasar, belum lagi disana sedang ada pembangunan yang membuat pedestrian harus memasuki lorong2 yang diapit oleh seng saja, tambah bingung aja. Trus kok ketemu Bugis Junction? wah ini pasti salah jalan. Abis itu saya muter2 lagi, capek muter akhirnya coba tanya ke seorang kakek-kakek penjual es, Eh si kakek cuman geleng2 bahkan tanpa menoleh ke saya. Wah selamat..... saya dah ketemu dengan karakter Singaporean nih..Ok ga papa, selanjutnya saya coba tanya kesepasang muda mudi yang lagi asik pacaran, eh di gratisin juga. Buset, akhirnya saya balik lagi ngiderin tu pasar Bugis, dan kembali ke stasiun MRT Bugis lagi. Dari sana saya coba tanya Raffles Hospital, siapa tau mereka lebih tau karena itu kan bangunan besar. Dan..... tetep ga ada yang tau. Akhirnya jalan lagi muter2 akhirnya ketemu si Raffles Hospital. Dan setelah itu ada titik cerah setelah bertanya-tanya kepada seorang ibu-ibu India di mana keberadaan jalan hostel yang saya booking itu berada. Berjalan 300 m lagi akhirnya hostel itu terlihat jelas.
Saya masuk dan tanpa banyak kata langsung nyerahin print-an bookingan, pertama siy saya nanya pake English, tapi si mbak resepsionisnya pas ngejawab saya nya malah ga ngerti haha.. akhirnya si mba ngomong pake bahasa Malay baru deh ane ngerti.
Jadi disana ada banyak macam2 kamar dan saya pilih yang dorm isi 6 bed seharga $18 semalam, trus kita akan mendapatkan satu kunci, satu selimut dan satu towel. Kemudian juga harus deposit $10 yang bisa kita ambil ketika check out. Ruangannya Ok lah sesuai dengan harganya, ada lokernya tapi ga ada gemboknya ya udah ga saya gunain. Dapat breakfast dengan roti selai dan free internet.
Setelah dapat kunci saya segera online dulu sebentar , bersih2 dan segera cabut untuk mengexplore Singapore. Bermodalkan peta yang disediakan di hostel saya melangkahkan kaki keluar. Tujuan pertama saya adalah cari makan dulu !
Saya memasuki Arab street dan suprise !!! disana ada restoran Padang, O My God ada juga restoran Pariaman wkwkw..... segeralah makan disana dan makan dengan telor dan gulai nangka cuman abis $2, murah banget..
Cuman kayaknya sore ini langit Singapore ga gitu bersahabat dengan saya. Sore itu Hujan deras !! Setengah jam bengong aja di emperan Arab St. Nyari2 payung ga ada yang jual. Akhirnya ketika ujan dah sedikit mereda saya nekad jalan menyusuri Kampung Glam, melintasi Mesjid Sultan dan masuk ke Bugis Market. Disana ada penawaran menarik gantungan kunci 18 biji seharga $10. Beli.
Dari sana rutenya adalah sbb :
- Kuil Sri Krisnan
- Goddes of mercy
Nyasar lagi di Bencoolen St bolak balik disana nanya2 ama orang, ada yang ngasih info tapi salah ada juga yang ngasih info tapi cuman sepotong, setelah jadi anak hilang di princeen street beberapa lama akhirnya ketemu jalurnya lagi,
- National Museum
- Singapore management University
- Raffles Hotel
- Sigapore Flyer
- Esplanade
- Merlion Park
- The Fullerton
Sampai disini hari udah gelap, Singaporean pada dah pulang kantor dan saya trus menyusuri Raffles Quay, udah mulai jarang ketemu orang selama perjalanan. Sekarang tujuannya adalah ke Stasiun Kereta di Tanjong Pagar untuk memesan tiket menuju KL buat besok malam.
Setelah gempor menyusuri Shenton Way akhirnya ketemu Keppel Road, dah makin dekat nih. Setelah 2 sampai 3 kali nanya lagi ( kali ini sama Singaporean kantoran yang sangat informatif sekali dan.. juga pada modis ) sampailah saya di Tanjong Pagar setelah nyasar ke gudang barang milik orang disebelahnya ( terang aja di teriakin )hehe........
Dan keterangan pak cik di kaunter kereta bikin saya terduduk lemes, katanya sampai tgl 21 besok alias sampai hari minggu kereta dah full book.
Akhinya setelah foto-foto tu stasiun saya segera mencari stasiun MRT terdekat untuk kembali ke penginapan secara jam udah menunjukan jam 9 malam. Tanya2 lagi ketemu MRT Tanjung Pagar dan segera meluncur ke MRT Bugis balik ke hostel. Sampai disana mandi trus cari2 info lewat internet alternatif transport menuju KL.
Senin, 22 Maret 2010
Backpack Trip : LOST IN SINGAPORE !!!
"Miss, do you know bus number which trough beach road ? "
No
Mm...
Sorry I am not familiar in here
No
Maybe over there, but I,m not sure
No
" just shake hand "
Sorry uncle, I can help u
OMG OMG no body know !!
Udah puluhan orang yang lagi nunggu di halte sebuah Mall besar di Singapore itu saya tanyain, dan semuanya ga tau... OMG, padahal sejam lagi saya harus dah ada di Golden Mille Complex dimana bus yang dah saya book dengan uang terakhir yang saya punya akan berangkat meninggalkan negara ini satu jam kedepan, dan sampai saat ini saya masih bolak balik di halte itu jauh dari sana. Oh My God help me..........
Pada kemana para Officer...mana officer, satpam, tukang parkir, tukang sapu, information staff , security atau apalah namanya. Saya kitari lagi gedung itu sekali lagi dan dengan sukses gak menemukan mereka. Aduh negara apa ini, kok gedung semewah ini, sebesar ini, seramai ini ga ada satpamnya ? Padahal di Indonesia mall yang segede uprit aja ada satpamnya............
Aduh katanya di sini semua petunjuk dah ada dengan jelas, tapi mana? memang ada petunjuknya, banyak malah. tapi kok jalan beach yang saya cari ga ada di list rute bis itu, sampai berkunang-kunang mata saya memelototi list yang dilewati bus bus itu, ratusan jumlahnya... tapi beach road atau golden mille ga ada !!!
Day 1
Karena taxi yang saya pesan by phone untuk mengantar ke pool Damri menyatakan semua armada mereka pada pagi dini hari itu dah di book semua akhirnya saya menghubungi salah seorang tetangga untuk mengantarkan saya ke sana dengan menaiki motornya. Jam 4 dini hari saya sudah berada di boncengannya menembus gelap menuju pool Damri. Hanya butuh 20 menit saya sudah berada dengan nyaman diatas bus tersebut. Dan seperti biasa kalau perjalanan pada dini hari ini bus tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai bandara karena keadaan jalan yang sepi. Jam 5.30 saya dah sampai di Terminal 2, dah banyak orang disana sehingga tidak mencerminkan bahwa waktu itu masih dini hari. Beberapa rombongan besar terlihat disana, mungkin rombongan TKI atau juga mungkin rombongan Umrah, ga tau juga. Saya segera mencari musholla untuk melaksanakan sholat Shubuh. Saya terkesan ketika melihat toilet disana dibagi menjadi toilet dengan closet jongkok dan close duduk, OK juga jadi ada pilihan hehe... tapi tetep masih bau.
Penerbangan saya dengan Lion Air adalah jam 8.30. This first time, so saya harus dari awal disana untuk menjaga kemungkinan trouble nantinya. Setelah papan pengumuman menyatakan konter untuk Lion Air dah dibuka tanpa membuang waktu saya segera melakukan Check In. Si mbak yang menerima print bookingan saya agak lama memeriksa paspor saya dan akhirnya ngomong " paspor baru ya ". Saya langsung nganggu2 kayak burung tekukur. Abis itu dia nanya lagi.
" Dah ada tiket pulang? " dan saya jawab lagi dengan anggukan.
" Mana ?", Saya pun menyodorkan print an tiket lagi.
" Kok dari KL ? " , Saya mengangguk lagi.
" Pesawat Lanjutan ? ", Saya mengangguk lagi.
Akhirnya si mbak mengembalikan paspor dan print-an return tiket saya beserta form isian imigrasi dan meminta airport tax sebesar 150 rebo.
Beres disana saya celingukan lagi, ga taunya pas dibelakang saya ada orang orang lagi rame mengerubungi sebuah counter, ternyata itu tempat pembayaran fiskal, segeralah saya kesana sambil bawa paspor , tiket dan kopian kartu NPWP, sebagai persiapan kartu NPWP asli juga saya siapin. Ternyata yang asli ga ditanya dan tiket dah langsung di tempel bebas fiksal.
Sekarang setelah mengisi form imigrasi saya segera mengikuti arus orang-orang yang menuju tempat pemeriksaan imigrasi. Disana ada loket2 dengan dua pilihan jalur yaitu : Indonesia dan Foreigner. Saya segera ambil jalur Indonesia dan diterima seorang mbak2 lagi yang tanpa banyak tanya, hanya sekali melihat saya untuk mencocokan foto, segera memberikan capnya. Jadi Check in, fiskal dan Imigrasi selesailah sudah dan sambil menunggu waktu pemberangkatan saya jalan2 dulu di selasar sapa tau ada penawaran lounge gratis untuk member kartu yang saya punya...eh ketemu 2 lounge ga ada yang gratis buat kartu saya..ya nasip.
Dua jam sebelum keberangkata saya memasuki pemeriksaan terakhir, disini semua cairan yang lebih dari 100 ml akan di tahan termasuk barang2 berbahaya lainnya, jadi saya buru2 ngabisin air mineral yang saya punya. Sehabis dari sana dengan pedenya saya memasuki gate E4 mengikuti orang 2 yang masuk kesana. Setelah saya sodorin tiket si mbak yang jaga disana dia memberitahu bahwa petugasnya belon datang, ya udah akhirnya saya masuk aja dulu dan mengambil posisi duduk yang uenak sambil menunggu penumpang yang lain.
5 menit, 10 menit belon ada juga yang datang, akhirnya salah seorang petugas yang bukan petugas Lion mendatangi saya.
" Bapak mo kemana? "
" Singapore "
" Boleh liat tiketnya Pak, takutnya salah gate "
" Ini pak "
Dan ..oalaaah, saya salah gate!!!!, tuk..tuk..
Saya buru-buru kabur dari sana dan langsung ngeloyor ke gate sebelahnya...duh padahal tadi dah nginget2 supaya ga salah gate..ee..kejadian juga.
No
Mm...
Sorry I am not familiar in here
No
Maybe over there, but I,m not sure
No
" just shake hand "
Sorry uncle, I can help u
OMG OMG no body know !!
Udah puluhan orang yang lagi nunggu di halte sebuah Mall besar di Singapore itu saya tanyain, dan semuanya ga tau... OMG, padahal sejam lagi saya harus dah ada di Golden Mille Complex dimana bus yang dah saya book dengan uang terakhir yang saya punya akan berangkat meninggalkan negara ini satu jam kedepan, dan sampai saat ini saya masih bolak balik di halte itu jauh dari sana. Oh My God help me..........
Pada kemana para Officer...mana officer, satpam, tukang parkir, tukang sapu, information staff , security atau apalah namanya. Saya kitari lagi gedung itu sekali lagi dan dengan sukses gak menemukan mereka. Aduh negara apa ini, kok gedung semewah ini, sebesar ini, seramai ini ga ada satpamnya ? Padahal di Indonesia mall yang segede uprit aja ada satpamnya............
Aduh katanya di sini semua petunjuk dah ada dengan jelas, tapi mana? memang ada petunjuknya, banyak malah. tapi kok jalan beach yang saya cari ga ada di list rute bis itu, sampai berkunang-kunang mata saya memelototi list yang dilewati bus bus itu, ratusan jumlahnya... tapi beach road atau golden mille ga ada !!!
Day 1
Karena taxi yang saya pesan by phone untuk mengantar ke pool Damri menyatakan semua armada mereka pada pagi dini hari itu dah di book semua akhirnya saya menghubungi salah seorang tetangga untuk mengantarkan saya ke sana dengan menaiki motornya. Jam 4 dini hari saya sudah berada di boncengannya menembus gelap menuju pool Damri. Hanya butuh 20 menit saya sudah berada dengan nyaman diatas bus tersebut. Dan seperti biasa kalau perjalanan pada dini hari ini bus tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai bandara karena keadaan jalan yang sepi. Jam 5.30 saya dah sampai di Terminal 2, dah banyak orang disana sehingga tidak mencerminkan bahwa waktu itu masih dini hari. Beberapa rombongan besar terlihat disana, mungkin rombongan TKI atau juga mungkin rombongan Umrah, ga tau juga. Saya segera mencari musholla untuk melaksanakan sholat Shubuh. Saya terkesan ketika melihat toilet disana dibagi menjadi toilet dengan closet jongkok dan close duduk, OK juga jadi ada pilihan hehe... tapi tetep masih bau.
Penerbangan saya dengan Lion Air adalah jam 8.30. This first time, so saya harus dari awal disana untuk menjaga kemungkinan trouble nantinya. Setelah papan pengumuman menyatakan konter untuk Lion Air dah dibuka tanpa membuang waktu saya segera melakukan Check In. Si mbak yang menerima print bookingan saya agak lama memeriksa paspor saya dan akhirnya ngomong " paspor baru ya ". Saya langsung nganggu2 kayak burung tekukur. Abis itu dia nanya lagi.
" Dah ada tiket pulang? " dan saya jawab lagi dengan anggukan.
" Mana ?", Saya pun menyodorkan print an tiket lagi.
" Kok dari KL ? " , Saya mengangguk lagi.
" Pesawat Lanjutan ? ", Saya mengangguk lagi.
Akhirnya si mbak mengembalikan paspor dan print-an return tiket saya beserta form isian imigrasi dan meminta airport tax sebesar 150 rebo.
Beres disana saya celingukan lagi, ga taunya pas dibelakang saya ada orang orang lagi rame mengerubungi sebuah counter, ternyata itu tempat pembayaran fiskal, segeralah saya kesana sambil bawa paspor , tiket dan kopian kartu NPWP, sebagai persiapan kartu NPWP asli juga saya siapin. Ternyata yang asli ga ditanya dan tiket dah langsung di tempel bebas fiksal.
Sekarang setelah mengisi form imigrasi saya segera mengikuti arus orang-orang yang menuju tempat pemeriksaan imigrasi. Disana ada loket2 dengan dua pilihan jalur yaitu : Indonesia dan Foreigner. Saya segera ambil jalur Indonesia dan diterima seorang mbak2 lagi yang tanpa banyak tanya, hanya sekali melihat saya untuk mencocokan foto, segera memberikan capnya. Jadi Check in, fiskal dan Imigrasi selesailah sudah dan sambil menunggu waktu pemberangkatan saya jalan2 dulu di selasar sapa tau ada penawaran lounge gratis untuk member kartu yang saya punya...eh ketemu 2 lounge ga ada yang gratis buat kartu saya..ya nasip.
Dua jam sebelum keberangkata saya memasuki pemeriksaan terakhir, disini semua cairan yang lebih dari 100 ml akan di tahan termasuk barang2 berbahaya lainnya, jadi saya buru2 ngabisin air mineral yang saya punya. Sehabis dari sana dengan pedenya saya memasuki gate E4 mengikuti orang 2 yang masuk kesana. Setelah saya sodorin tiket si mbak yang jaga disana dia memberitahu bahwa petugasnya belon datang, ya udah akhirnya saya masuk aja dulu dan mengambil posisi duduk yang uenak sambil menunggu penumpang yang lain.
5 menit, 10 menit belon ada juga yang datang, akhirnya salah seorang petugas yang bukan petugas Lion mendatangi saya.
" Bapak mo kemana? "
" Singapore "
" Boleh liat tiketnya Pak, takutnya salah gate "
" Ini pak "
Dan ..oalaaah, saya salah gate!!!!, tuk..tuk..
Saya buru-buru kabur dari sana dan langsung ngeloyor ke gate sebelahnya...duh padahal tadi dah nginget2 supaya ga salah gate..ee..kejadian juga.
Jumat, 12 Maret 2010
Iseng -Iseng.... Ngitung
Kemaren waktu ngingat - ngingat trip trip yang sudah pernah kita lakukan, saya sempat juga ngitung - ngitung biaya yang dikeluarkan untuk setiap trip itu, dan pas di itung-itung eh kok di beberapa trip ada biayanya yang pas sama ya..
Yang sama itu : biaya tripnya sama- sama abis 650 rb.
Jadi ada beberapa destinasi trip yang sama biayanya yaitu :
1. Karimun Jawa
2. Belitung
3. Lombok
4. Ujung Genteng
5. Ujung Kulon
Kok ke Ujung Genteng di Sukabumi sini ama Lombok di NTB sana biayanya sama? ya iyalah soale kalau ke Ujung Genteng dah termasuk transport dari Jakarta ke UG, nah kalau di Lombok ga termasuk transport Jakarta - Lombok hehe................ ( maksa ya )
Rinciannya sih kayak gini :
1. Karimun Jawa
include : Kapal Jpr - KJ PP, tour/sewa perahu, wisma, makan, antar jemput pelabuhan KJ.
exclude : Ongkos Jkt - Jepara PP, alat snokling
2. Belitung
include : sewa mobil, penginapan non AC, tour/sewa kapal, makan
exclude : Pesawat Jkt - Tg Pandan PP, alat snokling & pelampung
Kemaren pas kesana sebenarnya biayanya lebih dari segitu siy :), soale kita ngambil
penginapan AC trus orangnya kurang dari 5.
3. Lombok
include : sewa mobil, ongkos naek perahu, penginapan wisma non AC
exclude : Pesawat Jkt - Mataram PP, makan, alat snokling
4. Ujung Genteng
Include : Transport Jkt - UG PP, ongkos ojek, tiket masuk wisata, penginapan/cottage non
AC, makan malam.
Exclude : makan selain makan malam
5. Ujung Kulon
include : transport Jkt - Sumur PP, sewa perahu ke Peucang, nginap di barak, makan,
guide, tiket masuk, tiket tambat perahu, tiket masuk wisata
exclude: apaan ya ? ini kali.....travel insurance :P
Dulu siy biayanya kurang dari segitu, tapi sekarang itung-itungannya sekitaran 650 rb itu,
dulu itu kita dapat paket promo kali ya hehe........
Yah segitu dulu deh..sekedar sharing, sapa tau bermanfaat buat temens -temens buat perbandingan atau acuan biaya nge trip nya.
Yang sama itu : biaya tripnya sama- sama abis 650 rb.
Jadi ada beberapa destinasi trip yang sama biayanya yaitu :
1. Karimun Jawa
2. Belitung
3. Lombok
4. Ujung Genteng
5. Ujung Kulon
Kok ke Ujung Genteng di Sukabumi sini ama Lombok di NTB sana biayanya sama? ya iyalah soale kalau ke Ujung Genteng dah termasuk transport dari Jakarta ke UG, nah kalau di Lombok ga termasuk transport Jakarta - Lombok hehe................ ( maksa ya )
Rinciannya sih kayak gini :
1. Karimun Jawa
include : Kapal Jpr - KJ PP, tour/sewa perahu, wisma, makan, antar jemput pelabuhan KJ.
exclude : Ongkos Jkt - Jepara PP, alat snokling
2. Belitung
include : sewa mobil, penginapan non AC, tour/sewa kapal, makan
exclude : Pesawat Jkt - Tg Pandan PP, alat snokling & pelampung
Kemaren pas kesana sebenarnya biayanya lebih dari segitu siy :), soale kita ngambil
penginapan AC trus orangnya kurang dari 5.
3. Lombok
include : sewa mobil, ongkos naek perahu, penginapan wisma non AC
exclude : Pesawat Jkt - Mataram PP, makan, alat snokling
4. Ujung Genteng
Include : Transport Jkt - UG PP, ongkos ojek, tiket masuk wisata, penginapan/cottage non
AC, makan malam.
Exclude : makan selain makan malam
5. Ujung Kulon
include : transport Jkt - Sumur PP, sewa perahu ke Peucang, nginap di barak, makan,
guide, tiket masuk, tiket tambat perahu, tiket masuk wisata
exclude: apaan ya ? ini kali.....travel insurance :P
Dulu siy biayanya kurang dari segitu, tapi sekarang itung-itungannya sekitaran 650 rb itu,
dulu itu kita dapat paket promo kali ya hehe........
Yah segitu dulu deh..sekedar sharing, sapa tau bermanfaat buat temens -temens buat perbandingan atau acuan biaya nge trip nya.
Langganan:
Postingan (Atom)