Start: | Dec 28, '09 12:00p |
End: | Mar 18, '10 |
18/3 Jkt - Sing by lion
19/3 Sing - KL by train
20/3 KL - Genting by bus
21/3 KL - Jkt by AA
Untuk diingat : yang ngajak ga lebih tau daripada yang diajak
Start: | Dec 28, '09 12:00p |
End: | Mar 18, '10 |
Tujuan wisata dibawah ini diambil dari tulisannya Trinity si Naked Traveling, mungkin bisa menginspirasi temans semua untuk segera mereguk keindahan Indonesia.
FOR SCUBA DIVING LOVERS
Taman Nasional Laut Bunaken
Sulawesi Utara
Taman laut yang sebenarnya merupakan gugusan lima pulau (Bunaken, Manado Tua, Siladen, Montehagen, dan Nain) ini adalah tempat menyelam terbagus dan termudah untuk diakses di Indonesia. Dengan luas sebesar 75.265 hektar dan tingkat visibility rata-rata 20 meter (kadang kalau sedang bagus bisa sampai 35 meter), para pencinta diving tinggal memilih saja beberapa dive spot untuk diselami. Yang paling favorit antara lain adalah Depan Kampung, Lekuan, Fukui Point, Mandolin Point, dan Bunaken Timur.
Agenda Utama: Terumbu karang di Bunaken adalah salah satu yang terbaik di dunia, dengan kekayaan lebih dari 2.000 jenis ikan. Yang paling menarik adalah tebing karang vertikal (wall) setinggi 25-50 meter, tempat berbagai jenis vertebrata dan invertebrata laut. Jenis-jenis ikan yang umum dijumpai antara lain wrase, dansel, trigger, sweetlip, unicorn, dan lain-lain. Salah satu keunikan Bunaken adalah lautnya yang dalam, hingga mencapai 1.000 meter. Di laut dalam ini kita bisa melihat beragam jenis ikan besar, seperti ikan tuna, marlin, hiu kepala palu, pari, layar, cekalang, barakuda, lumba-lumba, dan bahkan ikan paus. Arus air di Bunaken terkadang begitu kencang dan sulit diprediksi, jadi kurang cocok bagi penyelam pemula namun menantang bagi para scuba divers. Untuk akomodasi, Anda bisa menginap di Pulau Bunaken atau di sekitar Pantai Molas, Manado. Di kedua tempat tersebut terdapat dive operator yang dapat Anda pilih untuk ikut trip diving. Penginapan di Pulau Bunaken terdiri dari bungalow standar dan harganya termasuk paket makan. Tak ketinggalan, di sana juga ada beberapa tempat makan dan toko suvenir. Alternatif lain, Anda bisa menginap di Pulau Gangga yang sangat indah, terletak di Kepulauan Bangka. Tempatnya sekitar satu jam naik mobil dari Manado ke arah Bitung di utara dan 30 menit naik speed boat. Di sana terdapat resort dengan fasilitas lengkap, termasuk kolam renang dan spa.
Transportasi: Naik pesawat ke Manado (dari Jakarta kira-kira 3 jam), dari bandara Sam Ratulangi sekitar setengah jam ke Pantai Molas, lalu 45 menit ke Pulau Bunaken naik speed boat.
Anggaran: USD 10 per malam (fullboard) bila tinggal di Pulau Bunaken, mulai dari USD 64 per malam bila menginap di Molas.
FOR PARTY-GOERS
Pulau Gili Trawangan
Lombok, Nusa Tenggara Barat
Suka dugem? Nikmati suasana malam gemerlap di pulau dengan berkunjung ke Pulau Gili Trawangan (“gili” dalam bahasa Sasak artinya “pulau”). Bahkan para turis manca negara menyebut Trawangan sebagai “Party Island” karena kehidupan malamnya yang tidak pernah senyap. Jangan bayangkan tempat dugem ini sebesar yang ada di Jakarta. Tempatnya berbentuk semi outdoor, sehingga sebelum memutuskan masuk ke lantai dansa kita bisa memilih dulu jenis musik yang terdengar ingar-bingar dari luar, seperti reggae, lounge music, rave, sampai musik tarantuntung alias house music.
Agenda Utama: Selain kehidupan malam yang seru, pula dengan panjang 3 km dan lebar 2 km ini juga punya pantai indah. Pasirnya putih dan lembut bagaikan tepung, air lautnya pun berwarna biru bening dengan ikan-ikan kecil berwarna warni yang berseliweran. Jadi, luangkan waktu di siang hari untuk berenang atau snorkeling di pantai. Selain itu, keunikan Trawangan adalah sunset-nya yang sangat spektakular karena sinar matahari yang menyinari Gunung Agung dapat jelas terlihat dari pantai. Begitu juga sunrise-nya yang cantik karena sinar mataharinya menyembul dari Gunung Rinjani.
Tempat diving di saja juga bisa jadi tujuan utama Anda, terutama lokasi blue coral (karang yang berwarna biru) yang sangat unik. Tak jauh dari sana juga ada shark point, di mana Anda bisa melihat ikan hiu. Bagi yang belum bersertifikat scuba diver, Anda bisa mengambil lisensi di sana. Atau, jika kurang waktu ikut saja scuba introduction. Urusan perut, Anda bisa memilih beragam hidangan, mulai dari warung sampai fine dining di restoran. Bila bosan di Trawangan, Anda dapat pergi ke pulau tetangga, yaitu Gili Meno dan Gili Air.
Catatan: Di tempat ini tak ada kendaraan bermotor. Untuk berkeliling pulau Anda harus berjalan kaki atau naik cidomo, delman khas Lombok. Selain itu, ada baiknya Anda mencari penginapan yang jauh dari tempat dugem agar tidak terterpa keberisikan sepanjang malam.
Transportasi: Naik pesawat ke arah Ampenan, Lombok. Lalu, dari bandara Anda menuju ke Bangsal yang berjarak 30 menit, bisa naik taksi atau angkot. Dari Bangsal ke Gili Trawangan memakan waktu sekitar 45 menit naik speed boat.
Anggaran: Dengan beragam jenis penginapan yang tersedia di sana, kisaran harga dimulai dari Rp 50.000/malam (pas untuk para backpacker) hingga USD 80/malam di bungalow di resort.
FOR TREKKING AND CAMPING MANIACS
Pulau Sempu
Jawa Timur
Masih ingat film The Beach-nya Leonardo di Caprio? Indonesia ternyata juga punya pantai yang serupa. Letaknya pun masih di Pulau Jawa, tepatnya di Pulau Sempu. Yang menarik dari pulau yang satu ini adalah lagunnya yang indah, yang bernama Segara Anakan. Terletak di ujung pulau, air yang masuk ke dalam kolam raksasa ini berasal dari ombak yang menghantam secara periodik melalui karang bolong, dari Samudera Hindia yang terkenal ganas. Sementara itu, di sisinya adalah hamparan pasir putih yang lembut. Air lagun tersebut sangat jernih dengan warna yang bergradasi, mulai dari hijau tua, hijau muda, sampai biru muda, plus aman untuk direnangi karena pinggirnya yang dangkal dan airnya tidak berombak sama sekali. Dikelilingi tebing batu karang dan hutan lebat, Anda akan disuguhi pemandangan yang luar biasa indah setelah lelah berjalan kaki. Nikmati saja deburan ombak Samudera Hindia dan ramai suara bermacam burung. Bak di surga!
Agenda Utama: Pulau Sempu merupakan cagar alam yang masuk daftar Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). Konon, hutannya memiliki 80 jenis burung, bahkan ada beberapa yang sudah hampir punah. Di samping itu juga masih ada babi hutan, muncak, kancil, dan lutung jawa. Bahkan kabarnya jika beruntung Anda bisa menemui jejak macan tutul.
Jangan tertawakan kegiatan camping ala Pramuka, karena Anda harus mencobanya di sana, berhubung tak ada fasilitas menginap di tempat ini, kecuali di Sendang Biru atau Anda bisa langsung kembali ke Malang. Bila menginap di Sempu jadi pilihan, jangan lupa bawa peralatan kemping. Atau, kalau tak mau repot Anda bisa menyewa porter. Dan, lalui waktu tidur di alam terbuka sambil memandang ribuan bintang. Atau, berenanglah di laut kala malam datang. Pastinya hal ini jarang Anda lakukan sehari-hari, bukan?
Transportasi: Dari kota Malang, Anda harus mengarungi perjalanan mobil selama 1,5 jam menuju selatan. Dari desa Sendang Biru, menyeberanglah naik perahu selama 15 menit, lalu arungi jalur trekking ke lagun selama 1,5 jam (tergantung kecepatan berjalan Anda).
Anggaran: Tergantung perbekalan.
FOR ALL-OUT ADVENTURE SEEKERS
Kepulauan Derawan
Kalimantan Timur
Tempat yang satu ini sangat unik untuk berlibur. Anda bisa berenang di pantai dan bertemu penyu, berenang di laut dan bertemu ikan pari raksasa, berenang di danau bertemu ubur-ubur– semuanya di satu tempat. Pulau ini adalah salah satu dari 6 gugusan Kepulauan Derawan, yaitu Pulau Derawan, Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban, Pulau Maratua, Pulau Panjang, Pulau Samama, serta beberapa pulau kecil dan gugusan karang lainnya. Menginaplah di losmen apung atau resort yang terpusat di Pulau Derawan. Dari sana, Anda bisa menyewa speed boat untuk berkelana ke pulau lainnya yang unik.
Agenda Utama: Habiskan siang hari dengan berenang di pantai berpasir putih dan berair bening dan nikmati keindahan laut yang biru. Di malam hari, jangan lewatkan kesempatan menonton penyu bertelur. Kalau Anda pergi ke Pulau Sangalaki (dijuluki juga Capital of Manta – ikan pari), Anda akan “dikepung” oleh begitu banyak ikan pari raksasa dengan lebar rata-rata 3,5 meter dan berperut putih serta bermulut amat lebar. Ada juga pari besar nan hitam dengan lebar jangkauan “sayap” sepanjang 6 meter, seperti Darth Vaders! Kala diving di perairan sekitar Pulau Maratua, nama lainnya Big Fish Country, Anda akan bertemu dengan ikan-ikan besar. Jangan lupa juga berkunjung ke Pulau Kakaban dan melihat Danau Kakaban, danau zaman prasejarah yang terbentuk sejak 2 juta tahun lalu. Danau serupa di dunia ini terdapat juga di Palau, Mikronesia. Uniknya, di danau tersebut terdapat ubur-ubur yang kehilangan kemampuannya untuk menyengat akibat berevolusi. Berenang di danau ini serasa seperti sedang berada di planet lain!
Kalau Anda ingin terlepas sepenuhnya dari dunia luar, tempat ini memang pas. Pasalnya, di sini Anda boleh mematikan ponsel Anda karena tak ada sinyal yang bisa ditangkap.
Transportasi: Naik pesawat menuju Balikpapan, lalu pindahlah ke pesawat jenis baling-baling (jenis ATR 42) dengan lama perjalanan satu jam ke Berau (pastikan bagasi Anda tak lebih dari 10kg/orang. Kemudian, arungi perjalanan laut selama 3 jam naik speed boat.
Anggaran: Menginap di losmen kira-kira Rp.50.000,00 per kamar, per malam. Atau, tidurlah di resor dengan tarif USD 40/malam. Keduanya belum termasuk biaya transportasi dan diving. Untuk makan, Anda tinggal pilih: makan “habis-habisan” di warung dengan budget Rp.20.000,00 per orang atau di resort dengan merogoh dompet USD 10.
FOR LAID-BACK PEOPLE
Pulau Cubadak
Sumatera Barat
Sering menghabiskan liburan dengan tak melakukan apa-apa? Boleh saja, tapi sesekali, pindahkan lokasinya dari rumah Anda ke pantai Pulau Cubadak, Sumatera Barat. Menginaplah di resort Cubadak Paradiso Village, yang rasanya—sesuai arti namanya—seperti berada si surga. Di belakang Anda terhampar hutan dan tebing, sedang di depannya adalah pantai berpasir putih yang dikelilingi pegunungan. Anda tak akan merasa seperti berada di laut, melainkan di danau. Plus, puaskan diri dengan memandangi air lautnya yang berwarna emerald green dan sangat tenang karena dilindungi oleh terumbu karang.
Agenda Utama: Beristirahatlah dalam kedamaian di “desa” yang memiliki sepuluh bungalow terbuat dari kayu dan atap rumbia, plus balkon langsung menghadap pantai. Kamar tidurnya yang berkelambu terletak di mezanin, di bawahnya adalah ruang tamu dan kamar mandi. Di depan restoran yang sekaligus juga perpustakaan, terdapat jetty yang terhubung sampai di atas laut, tempat para tamu leyeh-leyeh. Saking murninya, air dari keran pun bisa langsung diminum. Di siang hari, kala Anda bosan berbaring saja, berenanglah di pantai, trekking ke hutan, atau berpikniklah di pulau lain. Saat malam datang, bergabunglah dengan tamu lainnya di restoran dan resapi suara alam yang hanya ditengarai oleh suara burung.
Transportasi: Naiklah pesawat menuju Padang, kemudian lanjutkan dengan perjalanan mobil selama 2,5 jam menuju Desa Corocok, lalu lakukan perjalanan air dengan speed boat selama 10 menit.
Anggaran: US$ 75/orang/malam fullboard, termasuk airport transfer
Start: | May 9, '09 07:00a |
Start: | May 22, '09 01:00a |
End: | May 24, '09 |
Start: | May 22, '09 08:00a |
End: | May 24, '09 |
Location: | Banten, Ujung kulon |
Start: | May 22, '09 03:00a |
End: | May 24, '09 |
Location: | Ujung Kulon |
Trip kali ini kami menyusuri Pantura yaitu keluar tol belok kiri arah cikampek - subang - indramayu - cirebon ( tol nya aja )- brebes - tegal - pemalang - pekalongan.
Selama perjalanan beberapa kali berhenti di pom bensin buat ngisi bensin ama ngebuang-buang aer dan ngebuang yang laennya hehe.....trus juga di beberapa mesjid buat sholat. Rencananya sebelum masuk tol cirebon kita mo nyarap dulu, tapi karena nanggung akhirnya setelah keluar tol kita nyari2 warung untuk makan. Di pinggir 2 jalan itu kan banyak tuh bilbor apa spanduk warung2 yang nawarin segala macam makanan, dari tongseng, sate, nasi goreng, ikan bakar de el el. Nah kita cobain di salah satu warung. Makanannya sih biasa aja, yang bikin ga biasa..harganya !!! gila bener2 ngegetok banget, sate kambing yang alot tapi tipis2 aja dihargai 23 rebu. nasi goreng yang ga tau rasanya 17 rb. Bueh... jadi pelajaran banget nih.. ( untung ga pesan minuman..kalo pesen berapaan ya? hehe..)
Akhirnya dengan senyum kecut kita tinggalkan warung itu dan melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan para crew di belakang nyanyi2 gak ada abisnya, pada kuat tuh batrenya.......
Menjelang magrib kita sampai di Pekalongan, cari penginapan dan langsung ke alun2 nyari gepuk yang terkenal itu. Abis dari sana ada yang langsung bobo ada yang masih ngobrol ampe malam.
Besoknya kita keliling Pekalongan nyobain kulinernya ( taoto ) dan liat2 batik, tadinya mo nawarin ke museum batik, tapi kayaknya dah puas dan pengen segera melihat Dieng, jadi abis zhuhur kita langsung cabut ke Dieng. Kita ngambil jalur Pekalongan - Kanjen - batur - Dieng karena dapat informasi kalau jalur weleri - Wonosobo - Dieng ada yang longsor. Untuk jalur Kanjen Batur ini kita akan menemui tanjakan-tanjakan yang lumayan tinggi sehingga mobil juga harus berjalan perlahan-lahan. Memasuki hutan diiringi udara yang mulai dingin dan rintikan hujan. Sempat keder juga tapi ternyata mobil sanggup melalui tanjakan-tanjakan itu dan setelah melalui hutan kita akan bertemu dengan beberapa desa yang indah. Untuk yang melintasi jalur ini susah payahnya akan dibayar setimpal dengan keindahan panorama di kiri kanan kita, pokoknya membuat kita terpana.
Menjelang magrib kami sampai di Dieng, udara dingin nya sudah menyelusup ke tulang belulang kami, semua perlengkapan musim dingin dah terpasang lengkap di badan. Diantara gelapnya malam dan dinginya udara akhirnya kami sampai di penginapan yang di tuju, yaitu penginapan Bu Jono, penginapan yang terkenal dikalangan backpacker.
Disana langsung pesan kamar, dapat 1 kamar isi 2 tempat tidur dengan 4 selimut tebal !!
Dan malam itu dengan mulut yang mengeluarkan asap kalo pas bicara kami mencobain bakso ala Dieng.........anget anget.....
DIENG
Pagi hari anak-anak yang mau melihat golden sunrise dari puncak dieng dah harus bangun dari jam 04.00, soalnya kita nantinya harus treking sekitar setengah jam-an menuju puncak untuk mendapatkan pemandangan tersebut. Saya sendiri masih terlelap meringkuk kedinginan di kamar dan gak ikutan kesana hehe.........
Siangnya kita menjelajahi spot-spot menarik lainnya di sekitaran Dieng, ada kumpulan candi Arjuna yang merupakan candi Hindu dan dibangun sekitar abad 7 M gitu deh...
Ada juga candi gatot kaca dll.
Kemudian mengunjungi Kawah Sikidang ( dinamakan sikidang karena suka melompat-lompat kayak kijang/kidang ), disana nyobain kentang gorengnya yang disediakan diwarung2 sekitar itu. Kemudian ke beberapa danau dan kawah lainnya. Dari satu tempat ke tempat lainnya lumayan jauh juga lo ( maksudnya harus pake kendaraan secara Dieng itu luas sekali ). Eh ada juga tuh yang nyobain purwaceng yang dijual disana hehe....
Penggalan lirik lagu gamad Minang di atas, memang terbukti sekali kenyataannya. Lirik itu memberi gambaran, betapa Pesta Tabuik yang menjadi ritual budaya di Kota Pariaman, sangat ditunggu urang piaman, baik yang ada di kampung halaman --Kabupaten Padangpariaman dan Kota Pariaman-- ataupun yang berada di perantauan. Tak hanya mereka, orang lain, termasuk wisatawan domestik dan mancanegara, menjadikan ritual ini sebagai iven yang wajib tonton. Mengingat keunikannya yang jelas berbeda dengan ritual yang sama di Bengkulu.
Pada Minggu, 11 Januari 2009 lalu Pesta Tabuik ini telah dihelat yang disaksikan ribuan orang. diantaranya para Pejabat Pusat dan Daerah serta Duta Besar Iran. Ritual ini menggambarkan kisah Hasan dan Husein, cucu Nabi Muhammad SAW yang meninggal dipancung musuh-musuhnya di Padang Karbala, Irak. Adalah tradisi kaum Syiah di Irak meratapi peristiwa itu, yang kemudian tradisi tersebut meluas ke berbagai negara muslim. Di Indonesia, selain di Pariaman, ritual mengenang peristiwa meninggalnya cucu Rasulullah juga diadakan di Bengkulu. Namun, pelaksaan tradisi itu juga menjadi berbeda-beda di setiap tempat.
Di Pariaman, Festival Tabuik ini telah dimulai pada tahun 1824. Ketika itu, pelaksanaan pertamanya diprakarsai para pedagang Islam beraliran syiah yang datang dari berbagai daerah dan negara, seperti Aceh, Bengkulu, Arab dan India. Karena tidak ada penolakan terhadap tradisi tersebut oleh masyarakat Pariaman, kemudian perayaan Tabuik itu dilaksanakan setiap tahun.
Pesta Tabuik ini, dulu dikenal sebagai ritual tolak bala, yang diselenggarakan setiap tanggal 1-10 Muharram (kecuali tahun 2004, Pesta Tabuik tidak digelar karena jadwalnya berdekatan dengan pelaksanaan pemilihan umum). Lokasi utama Pesta Tabuik biasanya berada di obyek wisata Pantai Gondoriah, sekitar 65 kilometer arah utara Kota Padang. Tabuik dilukiskan sebagai 'Bouraq', binatang berbentuk kuda bersayap, berbadan tegap, berkepala manusia (wanita cantik), yang dipercaya telah membawa arwah (souls of the) Hasan dan Husein ke surga. Dengan dua peti jenazah yang berumbul-umbul seperti payung mahkota, tabuik tersebut memiliki tinggi antara 10-15 meter.
Puncak Pesta Tabuik adalah bertemunya Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang. Kedua tabuik itu dihoyak dengan ditingkahi alat musik tambur dan gendang tasa. Petang hari kedua tabuik ini digotong menuju Pantai Gondoriah, dan menjelang matahari terbenam, kedua tabuik dibuang ke laut. Dikisahkan, setelah tabuik dibuang ke laut, saat itulah kendaraan bouraq membawa segala arak-arakan terbang ke langit (surga).
Sebagaimana pesta rakyat, maka Pesta Tabuik berlangsung sangat meriah. Biasanya juga diramaikan dengan sejumlah pentas kesenian oleh anak nagari, seperti tari-tarian hingga debus ala Minang. Pengunjung pun selain dapat menyaksikan hoyak tabuik dan pembuangan tabuik ke laut, juga dapat membeli oleh-oleh mulai dari souvenir hingga makanan khas seperti sala lauak (penganan dari goreng tepung yang berbentuk bola-bola) dan ikan maco Pariaman yang terkenal gurih.Atau kalau lapar, bisa makan nasi Sek (seribu kenyang) di pondok-pondok makan yang ada di sepanjang Pantai Pariaman.
Sebagai potensi obyek wisata, Pesta Tabuik juga membawa dampak ekonomis yang akan dirasakan oleh masyarakat Kota Pariaman. Konon, penyelenggaraan Pesta Tabuik rata-rata menelan dana sekitar 250 juta rupiah. Namun transaksi jual beli yang didapat dari kehadiran turis-turis pada pesta ini bisa bernilai Rp 5 miliar. Itu sebabnya, bagi masyarakat Pariaman, Tabuik ”wajib” menjadi kalender wisata tahunan.