Hari 1
Perjalanan dimulai dari kantor sore itu, sengaja dari kantor supaya bisa tetep dihitung kehadirannya biar ga kebanyakan ijin cutinya kepakai. Dengan menumpang mobil bu nani yang juga ikut saya dan dian menuju bandara Soetta sore itu. Kami sudah meluangkan waktu beberapa jam sebelum keberangkatan seandainya terkendala macet di jalan namun Alhamdulillah jalan tol menuju bandara lancar jaya sehingga sampai di terminal 3 dimana kami akan boarding lebih cepat. Keluar dari mobil sambil bawa backpack masing2 (eh bu nani ama dian bawa koper ding) kami coba cek in lewat mesin cek in AirAsia yang ada di pelataran terminal dan ternyata kami gagal, ngga tau juga apa kita yang ga bisa mengoperasikan mesin cek in nya atau memang mesinnya yang lagi errror. Akhirnya kita masuk ke bagian cek in di dalam gedung. Sesampai disana karena kita tidak drop bagasi jadi ya tetep harus memakai mesin cek in yang di dalam, namun kali ini ada petugas AirAsianya yang bantuin cek in. Kita semua ada 6 orang, jadi ke 6 orang itu kami langsung proses cek in dan dapat boarding passnya karena kebetulan paspor semua temen saya yang pegang.
Kelar urusan boarding pass kami segera berpindah ke ruang pemberangkatan, namun kedua ibu-ibu itu ngajak makan dulu di Bakmi GM, ngajak doang tapi makan bayar sendiri-sendiri hehe..... Jadilah kami makan dulu sambil nungguin yang lain datang. Tak berapa lama kemudian pak agus dan debi datang nyusul gabung di Bakmi GM, walaupun tadinya bilang udah makan di rumah tapi dari pada iseng mereka mesen makanan lagi hahaha......
Waktu magrib tiba yang cowok-cowok shalat dulu sambil nunggu temen satu orang lagi yang juga langsung berangkat dari kantornya. Kelar shalat anggota rombongan pun udah lengkap dan kita masuk ke ruangan boarding dan ternyata setelah melewati imigrasi sudah ada panggilang boarding menuju pesawat. Ada kejadian waktu mau menaiki bus pengantar menuju pesawat tanpa disadari paspor bu nani jatuh ke aspal dan ngga ada yang tahu, untung debi melihat ada paspor jatuh dan memberitahu petugas tanpa mengetahui kalau itu paspor kepunyaan bu nani. Akhirnya bu nani kembali mendapatkan paspornya kembali, ga kebayang kalau sudah sampai di tempat tujuan pas di imigrasi baru tahu paspor ga ada hiiii.....
Hampir tengah malam waktu Malaysia pesawat kami sampai di KLIA2, ini bandara baru untuk AirAsia setelah sebelumnya selalu mendarat di LCCT. Kami membeli tiket flytrought dari Jakarta menuju Busan di Korea jadi ngga perlu keluar imigrasi lagi cukup menuju ruangan transfer penerbangan. Disana boarding pass rute KL - Busan yang sudah kita dapat saat di Jakarta di periksa dan dikasih cap lagi. Keluar dari ruang transfer rombongan kita langsung masuk ke bagian keberangkatan, tapi sebelumnya kita harus melewati pemeriksaan dimana semua bawaan, jaket, sepatu bahkan ikat pinggang harus dilepas untuk diperiksa. Selesai acara pemeriksaan yang ribet itu kami berjalan lagi lumayan jauh menuju lorong gate pemberangkatan yang banyak banget, dah kayak bandara Changi aja banyak gate nya. Sebelum masuk ke lorong gate itu sekali lagi calon penumpang diperiksa seperti tadi, harus buka jaket, sepatu dan ikat pinggang lagi termasuk segala bawaan lainnya. Untuk yang pakai tiket flytrough ada baiknya mempunyai spare waktu yang longgar untuk pesawat berikutnya mengingat jauhnya gate keberangkatan termasuk waktu untuk melewati pemeriksaan yang cukup lama.
Hari 2
Perjalanan dari KL ke Busan sekitar 6 jam, kami sampai di pagi dingin membekukan badan di Busan karena di Korea masih masuk musim dingin. Kami di jemput bus dari tangga menuju ruangan imigrasi, sebelumnya kita harus mengisi kartu imigrasi yang harus diserahkan pada saat paspor diperiksa. Disini ada kejadian lagi. Saat kita sudah melewati imigrasi ternyata pak agus masih tertahan di belakang dan kemudian terlihat pak agus di bawa ke ruangan imigrasi. Kami yang sudah keluar akhirnya menunggu di kursi dekat loket imigrasi. Kami semua tenang menunggu karena kami percaya pak agus mungkin hanya kena random cek, karena semua kelengkapan surat kami telah dipenuhi buktinya kami dapat melewati imigrasi malaysia dengan lancar. Lama lama kok ya belum selesai juga pemeriksaannya, saya mencoba mencari informasi ke ruangan imigarasinya tapi tidak di bolehkan masuk. Ya sudah kami menunggu lagi dengan sabar. Setelah tunggu-tunggu an akhirnya saya diperbolehkan juga masuk ke ruangan imigrasinya. Ternyata pak agus di tahan disana karena mukanya dan namanya hampir mirip dengan data DPO di imigarasi. Namun mungkin n karena melihat kami tenang-tenang saja petugas imigrasinya pada akhirnya hanya meminta bukti booking hotel kami selama di korea dan saya pun menyerahkannya untuk di foto copy. Setelah itu pak agus bisa keluar dan kami pun segera cabut dari bandara.
Sebelum keluar dari pintu bandara kami sempatkan mampir ke toko semacam indomaret atau Alfamart. Disana tujuannya untuk membeli kartu T-Money, kami masing2 isi sebanyak 10.000 won , sedangkan biaya kartunya 2.500 won. Sebelumnya sempat kenalan sama sepasang anak muda dari Malaysia, tadi nya mereka mikir saya dari malaysia juga karena raut muka kan sama, sama-sama muka Melayu.... trus pas tadi beli kartu mereka juga beli, tapi abis itu kami ga melihat mereka lagi.
Dari pintu bandara kami beriringan berjalan menuju gedung kereta metro berada, sempat mutar2 jalannya karena ngikutin orang2 akhirnya ketemu juga tempatnya. Dari stasion bandara kami menuju stasion Sasang, di sana nyambung lagi naik kereta menuju stasioun Munhyeong. Keluar di exit 2 kami berjalan lagi menuju penginapan, poto -poto dulu sambil jalan sambil menggigil kedinginan. Nama penginapan kami di Busan ini namanya 1day2night Motel, jiaah...motel. Jadi pas disana kami kebingungan mencari pintu masuknya, setelah celingak celinguk ternyata pintu masuknya ada di dalam parkiran kendaraan. Trus cek in lewat tempat semacam lubang loket gitu, ya udah petugasnya dari balik lubang meminta bukti bookingan sama uang pembayaran. Setelah bayar trus di kasih kunci 2 karena kami pesen dua kamar, satu buat ibu2 satu lagi buat kami yang bapak2 . Huah... what kind hotel yaaah....hehehehe.
Di kamar ada satu bed double dan satu bed single, ada tv, ada AC juga tapi ya ga hidup, musim dingin gini pakai AC ? yang pasti ada penghangat ruangan sih ,taunya ada penghangat kalau malam lantai ruangan terasa panas. Trus norak saya kalau di pintu ada lampu ruangan otomatis, jadi kalau kita berada di deket pintu itu lampu otomatis hidup tapi kalau beranjak dari sana otomatis lampu mati. Luar biasa ya sumber daya di hemat begitu beda sama kita..
Rencananya sesampai di kamar kita hanya naruh tas dan segera bersiap untuk jalan keluar mengexplore kota Busan. Namun karena perjalanan yang jauh di tambah merasakan empuknya tempat tidur membuat kita yang laki2 sedikit lama terbuai di kamar sehingga ketika keluar kami sudah tidak menemukan teman2 yang wanita. Ditungguin di depan hotel beberapa lama juga ngga ketemu, akhirnya pak agus nelponin dan rombongan ibu2 itu ternyata sudah nongkrong duluan di kedai cepat saji Lotte. Sambil cemberut Pa Agus menuju ke sana soale kalau nelpon pakai SIM indonesia mihil bingit hehehe....
Sehabis makan ayam dan temen2 nya keculai nasi (ga ada nasi disana) kami bersiap keliling kota Busan. Naik bis nomer 1003 kalau ga salah kami menuju taman Taejongdae di pinggiran kota. lumayan jauh perjalanan ke sana namun diperjalanan kami bisa menikmati pemandangan pelabuhan Busan dari ketinggian.
Taejongdae merupakan taman di pinggir tebing pantai yang luas, di sana suasananya adem dan rindang karena banyak pohon , kontur daerahnya naik turun berbukit bukit, jadi kalau ingin menikmati suasana banyak pasangan atau rombongan yang barjalan di dalamnya. Ada beberapa spot disana untuk di nikmati seperti mercu suar dan obsitavory dimana kita bisa menikmati pemandangan pantai dari atas tebing. Di obsitevory (bener ga ya tulisan namanya itu ) ada patung seorang ibu-ibu untuk mengingatkan orang2 yang pengen bunuh diri disana untuk mengurungkan niatnya. Soale dulunya tempat ini merupakan lokasi favorit orang yang mau bunuh diri. Inti pesennya adalah mencoba mengingat jerih payah ibu yang melahirkan dan membesarkan kita dan jangan di sia-sia kan dengan melakukan bunuh diri.
Karena luasnya tempat untuk yang tidak mau jalan akan ada pilihan untuk menaiki kereta yang akan mengelilingi lokasi taman. Untuk menaikinya kita harus beli tiket seharga 2000 won lebih dahulu.
Hari semakin sore, cuaca semakin bikin hidung mengkeret heheh..... kami tidak berlama-lama disana, setelah merasa cukup kami segera berjalan menuju pool bus di depan pintu gerbang sambil membeli jagung rebus di pinggir jalan. Tadinya mengharapakan makan rebus hangat2 di kedinginan seperti di puncak gitu, tapi apa daya bagi saya jagung rebusnya ngga gitu panas trus rasanya juga ga begitu enak, rada alot malah hiks hiks...
Saat pulang kami mengambil bus yang menuju Nampo dong, daerah tepi pantai dimana di salah satu sisinya terdapat lokasi penjualan souvenir dll, istilahnya disana banyak streetmarket lah. Sampai disana kami hari sudah malam rencana mau ke Jalgalchi Market tempat jual ikan-ikan itu ( katanya must visit di Busan ) kita urungkan dan lebih memilih memasuki lorong lorong dimana ada street market. Sempet singgah di salah satu toko dimana ibu-ibu membeli sepatu boot model korea itu. Dari sana kita susuri street marketnya, banyak juga yang jualan makanan, namun karena ngga mengetahui mana makanan yang halal atau tidak kita pun tidak beli apa-apa disana, beli baju- baju souvenir kayaknya juga rada kemahalan jadi kita terus berjalan menuju Busan tower. Tapi karena udah malam lokasi di sekitar Busan Tower terlihat sepi. Kami pun jadi ragu untuk mendekati lokasi Tower karena terlihat gelap, ya sudah akhirnya kami kembali ke jalan utama dan karena dingin yang melelahkan badan kami pun segera menuju stasiun metro terus langsung kembali ke Motel... jiaah...motel lagi. Sampai di hotel sehabis sholat kami makan....Pop Mie..horeeee..
Lanjut ke KOREA hari ke 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar