*Antri di depan imigrasi Jeddah, Arab Saudi
MADINAH
Perjalanan dari Jeddah ke Madinah memakan waktu 6 jam. Rombongan kami berhenti satu kali di sebuah "rest area" untuk sholat Zuhur dan makan.
* Ini mesjid tempat kita sholat Zuhur yang berlokasi di samping sebuah restauran Arab
* Muttawif (guide) kami memesankan nasi ayam yang tampak seperti di foto untuk semua anggota
rombongan. Satu piring dimakan berdua.
* Kartu Imigrasi Arab Saudi
* ini adalah penampakan kamar hotel kami.
Untuk hotel yang kami tempati ada beberapa gambaran yang mungkin harus di ketahui oleh para pengunjung.
Sebelumnya ini adalah penampakan depan hotel yang kami tempati : Hotel Wasel Faraj
* mesjid Quba
MADINAH
Perjalanan dari Jeddah ke Madinah memakan waktu 6 jam. Rombongan kami berhenti satu kali di sebuah "rest area" untuk sholat Zuhur dan makan.
* Ini mesjid tempat kita sholat Zuhur yang berlokasi di samping sebuah restauran Arab
* Muttawif (guide) kami memesankan nasi ayam yang tampak seperti di foto untuk semua anggota
rombongan. Satu piring dimakan berdua.
* Kartu Imigrasi Arab Saudi
Bus yang membawa kami memasuki kota Madinah saat waktu Ashar tiba, hotel kami berada beberapa blok dari halaman depan masjid Nabawi. Kesan pertama waktu itu terlihat kawasan pertokoan di sekitar hotel terlihat sangat sepi dan tidak satupun yang buka. Saya sempat berpikir ini adalah hari libur sehingga tidak terlihat orang yang berlalu lalang dan toko yang buka . Ternyata setelah di terangkan oleh Muttawif kami barulah saya mengerti ternyata setiap waktu shalat tiba semua toko dan aktivitas berhenti dan semua orang melakukan sholat ,toko baru kembali dibuka ketika shalat sudah selesai.
Sewakti cek in kami tertahan sebentar karena adanya kesalah pahaman tentang jumlah kamar yang dipesan. Beberapa anggota rombongan yang suami istri telah memesan sebelumnya saat dari Indonesia kalau mereka akan tinggal sekamar dengan pasangannya dan untuk itu mereka sudah membayar lebih ( US$150 per pasang ) akan tetapi pihak travel sini memesan ruangan dengan kapasitas 4 s/d 5 tempat tidur perkamar, alias yang wanita dan yang laki2 tidur di kamar masing2 dan tidak sekamar dengan pasangannya.
Beberapa saat setelah pihak travel di Arab ini berkomunikasi dengan travel di Indonesia akhirnya pasangan yang telah memesan kamar sendiri mendapatkan kamar mereka. Sedangkan saya sendiri mendapatkan kamar dengan 5 tempat tidur yang diisi oleh 4 orang. Saya dan Mas Catur yang single travel dan 2 orang teman lagi yang terpisah dengan istrinya masing-masing karena memang tidak memesan kamar khusus sendiri.
* ini adalah penampakan kamar hotel kami.
Untuk hotel yang kami tempati ada beberapa gambaran yang mungkin harus di ketahui oleh para pengunjung.
Sebelumnya ini adalah penampakan depan hotel yang kami tempati : Hotel Wasel Faraj
Dari penampakan depan bolehlah hotel ini dimasukan kepada hotel bintang 4 atau serendah-rendahnya bintang 3. Ada lobby hotel lengkap dengan porter boy. front office, lift, hotel bertingkat 20 an lantai. Tapi kondisi kamar seperti yang terlihat pada gambar diatas. Beberapa kamar ada tv dengan hanya satu channel, yang lainnya malah tidak tersedia TV, jadi jangan diharapkan ada meja kursi dengan lampu tidur, lemari mulus dengan sandal hotel di dalamnya. Plus tidak ada kamar mandi di dalam kamar alias kamar mandi tersedia di luar. Untuk satu sisi deretan kamar tersedia 3 kamar mandi. Di sebuah blog yang saya baca seorang blogger bilang ini adalah "Hotel dengan rasa Hostel". Dan tampaknya fasilitas seperti ini merupakan hal umum dan terjadi di semua hotel, TAPI "mungkin" di beberapa hotel yang sudah punya nama seperti Hilton , Swissbel dan temannya2 punya standar yang berbeda. Saya bilang "mungkin" karena saya secara pribadi belum pernah juga menginap di hotel2 berstandar Internasional tsb.
Jadi kamar kami ini dilengkapi oleh :
- 5 tempat tidur single
- Tv dengan 1-2 channel.
- Lemari tua
- Tumpukan springbed tua di depan tv
- Kulkas yang kalau tidak salah ingat memang tidak berfungsi
- AC
Tapi untuk rombongan kami yang memang punya judul "semi backpacker" fasilitas hotel tersebut sudah cukup baik dan juga toh dipergunakan untuk tidur saja karena aktivitas kami akan lebih banyak di mesjid.
Setelah urusan cek in selesai kami pun masuk kamar masing2 dan beres2 in bawaan . Dan sebentar kemudian saya sendiri lari terbirit2 dengan jantung berdebar2 menuju mesjid Nabawi, Mesjid sang Nabi... untuk mengejar shalat Ashar.
Setelah melewati dua blok bangunan terpampanglah di depan saya Mesjid Nabawi yang selama ini hanya saya lihat fotonya............ yang apabila shalat di dalamnya pahala yang di dapat sama dengan 1000 x shalat di tempat lain.
Kekhasan mesjid ini adalah terdapatnya kuburan Nabi Muhammad SAW di samping tempat imam mesjid, kemudian terdapat Raudah yaitu tempat yang mustajab untuk berdoa. Untuk dapat melihat kuburan nabi dan sholat sunat di lokasi Raudah merupakan perjuangan sendiri karena sangat banyak nya orang yang juga ingin menziarahi kuburan nabi dan sholat di Raudah. Saya sendiri setelah beberapa kali mencoba akhirnya bisa juga sholat di dalam Raudah ,itupun karena diberikan jalan oleh Allah SWT. Ceritanya saya sudah mulai putus asa untuk bisa masuk ke Raudah setelah beberapa kali mencoba gagal terus sehingga suatu saat saya hanya berniat ingin shalat di deretan depan sejajar dengan lokasi Raudah. Baru saja mau duduk dengan niat membaca Al Quran terdengar suara gemuruh orang-orang dibelakang saya yang berebutan menuju Raudah karena kain pembatasnya dibuka oleh Askar yang menjaga dan saat itu jalan menuju kesana terlihat lapang sekali, maka saya pun ikut masuk dengan rombongan yang bergemuruh tadi. Alhamdulillah bisa sholat disana walaupun awalnya sempat salah lokasi sholat karena ternyata lokasi Raudah yang asli itu tidak dibatasi dengan kain, tapi.......... dibedakan dengan warna karpet mesjid. Apabila warnya hijau berarti itulah lokasi Raudah, kalau masih karpet merah maka itu bukanlah Raudah.
Secara umum kota Madinah sepi2 saja, namun kalau sudah ada di sekitaran masjid Nabawi maka kepadatan akan terlihat. Masjid Nabawi selain dikelilingi oleh hotel2 jangkung juga di penuhi dengan toko2 yang menjual keperluan jamaah termasuk aneka oleh2 souvenir. Di pintu keluar masjid setiap habis sholat akan dipenuhi oleh PKL yang menjajakan aneka rupa souvenir dan minyak wangi, Di pintu keluar wanita malah lebih beraneka ragam lagi jualannya. Ada yang menjual buah-buahan, kurma, makanan dan juga souvenir. Karena banyaknya jemaah berasal dari Indonesia maka para pedagang disana menguasai juga bahasa Indonesia, setidaknya harga dagangannya. Disebuah deretan pertokoan yang menjual aneka makanan terlihat dua toko yang memakai nama " BAkso Doel" dan sebuah nama indonesia lagi, namun ketika saya masuk ke dalam sebagian besar makanannya adalah makanan India dan Arab, si Bakso sendiri tidak terlihat.
Disana biasanya saya beli jus buah seharga 5 riyal dan kebab seharga 6 riyal. Beberapa blok dari sana ada sebuah restauran yang memasang nama "Indonesia Restaurant" di depan bangunannya, namun di brosur mereka terlihat kalau nama tempat mereka adalah Rumah Makan Al Karat. Tapi setidaknya beberapa orang pelayan disana adalah orang Indonesia dan beberapa makanannya juga mirip2 makanan Indonesia, dan disini saya lihat mereka juga menjual bakso yang kebanyakan di pesan oleh ibu-ibu (masih mikir kenapa ibu-ibu suka bakso ya ). Harga seporsi nasi dan lauk disana antara 12- 18 riyal.
MADINAH CITY TOUR
Kami sampai di Madinah hari Kamis dan di rencanakan pada hari Minggu baru menuju Makkah.
Jadi hari Jum'at pagi kami diajak sang Muttawif untuk berkeliling kota Madinah dan direncanakan nanti mendekati sholat Jumat sudah sampai kembali ke hotel.
Rombongan kami kembali menaiki bus besar kapasitas 40 orang seperti kemaren. Tujuan pertama kami adalah mesjid Quba. Sang Muttawif menyarankan kami untuk mengambil Wudu dari hotel dan kemudian sholat sunat disana karena pahala orang yang datang ke mesjid tersebut dalam keadaan sudah berwudu sama dengan pahala umroh itu sendiri.
Kemudian rombongan menuju Kebun kurma. Awalnya saya pikir kami akan melihat2 sebuah kebun luas yang penuh dengan pohon kurma namun ternyata kebun kurmanya tidak dibuka dan pengunjung diarahkan ke tempat penjualan kurma saja. Setelah itu kami diantar ke pegunungan Uhud dimana pernah terjadi perang Uhud disana. Beberapa orang teman selain foto2 juga sempat mendatangi sebuah tempat penjualan yang menurut informasi menjual rempah2 untuk kesehatan khusus buat wanita namun sayang ternyata penjualnya tidak berada ditempat saat itu sehingga rombongan kami pun segera kembali ke bus dan segera menuju ke hotel.
Setelah melewati 3 hari di Makkah maka pada hari Minggu setelah sholat Zuhur kami bersiap2 menuju Mekkah untuk melaksanakan Umroh.
Assalamualikum, mas kalo boleh tau, semua pengeluaran nya habis berapa untuk umrah mandiri ini? dan agent pengurusan visa dan LA nya pake jasa siapa?
BalasHapusTerimakasih
Wa'laikumussalam, waktu itu total pengeluaran saya lebih kurang 13 juta.
BalasHapusAss wrwb...
BalasHapushalo mas Indra, boleh tau pakai land arranger mana waktu itu?
makasih mas.