Hari ini rencananya adalah mencoba peruntungan untuk memasuki Shenzen, sebuah area teritory dari People Republic of China yang bersinggungan langsung dengan Hongkong. Tentu saja untuk memasuki daerah tersebut kita perlu kulo nuwun dulu sama yang punya daerah. Masalahnya adalah apakah "minta ijn" kita di restui oleh otorita sana apa ngga. Berbeda dengan Hongkong untuk memasuki negara PRC pemegang paspor Indonesia harus mengantongi visa sebelumnya alias tanda bukti kalau udah di beri ijin memasuki rumahnya walau cuman sebentar. Denger2 info untuk sekarang ini kita2 yang orang Indonesia ini diperbolehkan memasuki Shenzen dengan VOA (visa on arrival) yaitu visa nya minta langsung di perbatasan dan ga usah ngurus dulu di kedutaan PRC di negara asal. Karena ini dasarnya juga "denger2" maka berjalannya rencana ini dengan sukses atau tidak tentu tergantung dari benar atau tidaknya info tersebut. Jadi dari awal rencana kita ini nothing to lose alias coba-coba aja, kalau berhasil sukur kalau ga ya kasihan banget......
Pagi-pagi setelah berkemas dan beli bekel roti dan air minum di swalayan depan hostel kami segera menggendong backpack dengan tujuan pertama meletakan bawaan kita tersebut ke hostel yang baru karena hostel sebelumnya gagal untuk kita perpanjang waktunya dikarenakan sudah full booked. Dari beberapa pilihan yang terbatas akhirnya kami mendapatkan sebuah hostel di areal Chunking Mansion bernama Four Season (keren ya namanya...). Chunking Mansion sebenarnya sama saja dengan gedung hostel-hostel backpacker lainnya di Hongkong, cuman sebelumnya jauh-jauh hari saya selalu menghindari untuk memilih gedung ini dikarenakan info-info yang saya terima bahwa disana rada hussle, banyak calo2 hostel baik orang daratan maupun orang item, dan ada juga cerita salah satu turis yang dah booking salah satu hostel malah diberikan hostel yang lain oleh para calo. Tapi karena keadaan yang mendesak dan tidak banyak pilihan hostel yang available saat itu akhirnya kami booking juga sebuah hostel disana.
Dari Mongkok kami menaiki bus dan turun pas di depan pintu Chunking Mansion, dan setelah sempat tukar duit di money changer seberang jalan ( ga mau yang di dalam Chunking mansion.....) dengan langkah mantap dan cuek dari tatapan mata para calo kami langsung menuju pintu lift yang dijaga seorang satpam yang tampak tegas mengatur antrian yang berderet panjang. Disalah satu lantai kami keluar dan mencari2 papan nama hostel tersebut dan akhirnya disebuah sudut gedung terpampanglah nama hostel Four Season. Setelah memencet bel di pintu akhirnya kami diterima seorang bapak2 yang memeriksa bookingan kami lewat secarik kertas di mejanya. Ada nama kami disana, tapi pagi itu kamar-kamar yang kami pesan belum available dan harus menunggu sampai jam 12. Ok no problem, kami titip tas2 disana kemudian turun keluar gedung dan langsung turun ke stasiun MRT yang pas berada di depan gedung Chunking Mansion.
Dari stasiun Jordan kami menuju stasiun Prince Edwar, dari sana ambil jalur Tiu Keng Leng berhenti di stasiun Kowloon Tong, trus naik mtr yang menuju LO wu, hati2 lo jangan salah kereta karena ada juga Mtr yang menuju stasiun Lok Ma Chau dan arahnya sama...
Di Lowu kami turun dan mengikuti arus orang-orang yang menuju loket imigrasi untuk menyeberang ke Shenzen. Dan seperti yang telah di ceritakan di postingan sebelumnya kami sempat adu mulut dulu dengan imigrasi Hongkong ketika akan keluar. Lolos dari sana dengan mengikuti petunjuk yang jelas terpampang kami mengikuti arah untuk pengurusan visa di lantai 2. Disana kami langsung isi form yang tersedia dan kemudian memberikannya beserta paspor ke loket pertama. Di loket tersebut kita diberikan nomer untuk pengambilan dan pembayaran visanya. Lumayan lama menunggu disana karena banyaknya pemohon dan rata-rata adalah orang Indonesia. Ketika nomer kita dipanggil satu persatu kami menyerahkan uang pembayarannya sebesar 160 RMB dan kemudian menunggu lagi untuk dipanggil menerima paspor yang sudah ditempeli visa for Shenzen special area.
Berbekal visa tersebut proses di imigrasi China berlangsung lancar, dan ketika keluar dari gedung imigrasi dan juga sebuah mall terpampang di hadapan kami deretan gedung2 tinggi tak ubahnya seperti di Hongkong. Tak berlama-lama menghirup udara Shenzen kami segera memasuki basement lagi menuju stasiun metro, disana antri beli tiket di machine ticket. Tiketnya tidak berupa sepotong kertas tapi sebuah koin dan jangan bingung dengan tulisan china di layarnya karena ada pilihan bahasa Inggris untuk memilih stasiun tujuan.
Sambil mengingat-ingat dimana kami harus berhenti saya mengikuti yang lainnya memasuki metro. Keretanya sama dengan MTR, bersih, baru . Lupa-lupa ingat di dalam MTR atau metro ada TV nya lagi ( jadi lucu ngebayangin kereta commuter kita pake TV hehe.. ) tapi lupa di metro atau di MTR ya....
Tujuan kunjungan singkat kami saat ini adalah Window of the world, turun di Shijiezhichuang. Ketika keluar dari lorong stasiun metro kita langsung berhadapan dengan gerbang WoW. Berhubung waktu yang ngga banyak buru2 kita menuju loketnya, eh ternyata harga tiket lebih tinggi daripada info yang kita dapat sedangkan yuan kita ngepas banget, langsung nyebar nyari money changer disekitar sana. Seperti biasa saya mendekati pihak yang paling bisa di "pegang" kalau di situasi begini, saya nanya ke serombongan polisi muda siapa tahu mereka punya info dimana money changer terdekat disana. Dan ternyata..... tetep mereka ga satupun yang bisa bahasa Inggris sedangkan saya sendiri juga nol pengetahuan bahasa China nya. Akhirnya salah satu dari kita ada yang mendatangi kantor agent travel disekitar sana yang punya pegawai bisa english dan dapat info kalau money changer terdekat ya ada di dalam stasiun yang kita lewatin tadi. Gradak gruduk kita kembali masuk ke stasiun bawah tanah untuk mencari money changer. Kelar urusan uang yuan kembali kita ngantri di loketnya dan trus segera masuk ke lokasi.
Mungkin dah pada tau kalau WoW itu isi nya miniatur bangunan-bangunan yang jadi landmark masing-masing negara dari seluruh dunia. Ada piramid, menara eiffel, mesjid biru, big ben,air terjun niagara, menara pisa, museoleum, biara dan juga miniatur borobudur ( tapi monas ga ada...).
Keliling-keliling disana, poto sana poto sini hari pun beranjak sore. Kita segera keluar dan langsung naik metro lagi menuju Lo wu. Disana sewaktu ngisi form imigrasi ketemu mba-mba pahlawan devisa kita yang minta dengan sangat untuk barengan dengan kita soale dia juga baru pertama kali jalan sendiri di Shenzen ini. Setiba di loket imigrasi ternyata lokasi loket kita dengan mba mba tersebut berbeda. Soale si mba mba udah punya sejenis KTP Hongkong ( ga tau namanya..) sehingga dia ngantri di lokasi Hongkong residence, sedangkan kita harus pindah lokasi yang tempatnya lebih jauh dan muter2 jalannya yang khusus bagi Foreigner. Sesampai di Hongkong maunya sih saya dah mo ngegeletak aja di penginapan, apa daya temen sangat antusias sekali untuk keliling nyari oleh2 di street market berhubung kita besok pagi dah harus nyeberang ke Macau. Keliling jauuuh banget mo nyari tas-tas murah, malah ketemunya butik-butik kecil yang ngejual tas paling murah DHK 3000, bahkan ada sebuah tas yang ngegeletak aja di atas papan dengan bandrol DHK 240.000.
And you know what? bangsa jam 11 an malam kita balik ke hostel dan ternyata pintu hostel dah ditutup. Setelah mencet2 bel cukup lama akhirnya yang jaga hostel keluar ngebukain pintu sambil terkantuk kantuk gitu. Dan...si penjaga dengan alasan karena telah dibangunkan malam-malam gitu oleh kita maka dia minta tips. Eallaaah...